Find Us On Social Media :

Hotman Paris Rajin Konsumsi Obat-obatan, Frank Hupea: Stop, Gak Penting, Ini Efek Sampingnya

Hotman Paris diingatkan sang anak, Frank Hutapea, untuk stop mengonsumi obat-obatan.

GridHEALTH.id - Dengan tegas karena sayangnya pada sang ayah, Frank Hutapea minta Hotman Paris stop mengonsumsi obat-obatan, karena menurutnya tidak penting.

Walau masih mengonsumsi obat-obatan, seperti dimaksud sang anak, Hotman Paris setuju dengan Frank.

Tapi penmgacara flamboyan berkilah, dirinya mengonsumsi obat-obatan pas pandemi Covid-19 melanda.

Hal tersebut diketahui dari tayangan acara FYP, tayang di Trans 7, yang dipandu oleh Raffi Ahmad, Irfan Hakim dan Mpok Alpa.

Saat itu, lansir dari kanal YouTube TRANS7 OFFICIAL pada Rabu (11/1/2023), Raffi Ahmad menelpon putra Hotman Paris yang bernama Frank Hutapea.

Baca Juga: Pangeran Harry Pernah Sakit Kelamin, Diakui dalam Otobiografinya Berjudul Spare

Dalam perbincangan itu Raffi Ahmad bertanya, apa pesan Frank untuk Hotman Paris. Dengan tegas, Frank  meminta Hotman Paris berhenti mengonsumsi obat-obatan. "Ada enggak pesan atau harapan dari lo sebagai anak untuk bokap lo yang udah nyekolahin lo, yang bikin lo sukses sekarang," tutur Raffi Ahmad ke pada Frank Hutapea. "Jaga kesehatan kurangi makan obat," kata Frank Hutapea. Mendengar hal itu Raffi Ahmad terlihat terkejut.

Baca Juga: Kesulitan Makan dan Susah Menelan, Gusi Lucinta Luna Bengkak hingga Dilakukan Fisioterapi

Frank Hutapea mengatakan jika Hotman Paris mengonsumsi obat-obatan yang tidak penting. "Makan obat kuat, obat apa sih?" tanya Raffi Ahmad.Lalu disahuti oleh Hotman Pastis, "Semuanya." "Obat enggak penting-penting dimakanin," ujar Frank, menimpali.Tapi disitu Hotman Paris setuju dengan pernyataan Frank.Hanya saja, jelas Hotman Paris, dirinya kerap mengonsumsi vitamin dan obat untuk virus corona.

Malah pengacara senior yang usianya kini sudah 63 tahun itu mengatakan belum pernah positif virus corona. "Begita saya ada gejala dikit corona, gue makan obat corona," kata Hotman Paris."Secara teori saya enggak pernah positif, ada gejala dikit gue makan obat corona," tandasnya.

Bahaya Banyak Minum Obat dan Vitamin

Ketahuilah, minum banyak obat berbahaya, tak terkecuali minum banyak vitamin.

Banyak minum obat disebut juga polifarmasi.

Baca Juga: Keluar Darah Saat Buang Air Kecil, Waspada Gejala Batu Ginjal yang Tidak Bisa Dibiarkan

Dalam tubuh, melansir hpu.ugm.ac.id (7/05/2020), obat bisa saja berinteraksi dengan zat lain sehingga kerja obat terhambat. Interaksi obat dapat terjadi karena adanya sesuatu yang dikonsumsi bersamaan atau berdekatan dengan waktu meminum obat.

Salah satu contoh interaksi obat dengan zat lain adalah interaksi obat dengan obat lain yang digunakan secara bersamaan.

Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu bersamaan ternyata dapat saling berinteraksi. Interaksi yang terjadi dapat berpengaruh terhadap kecepatan penyerapan maupun metabolisme obat di dalam tubuh.

Interaksi obat tersebut dapat menyebabkan menurunnya efek salah satu obat hingga terjadi toksisitas pada obat yang lain.

Salah satu contohnya ketika mengkonsumsi obat yang memiliki efek samping kantuk dengan obat lain yang juga memiliki efek samping sama, maka akan merasakan kantuk yang lebih berat.

Selain interaksi obat dengan obat lain yang diminum bersamaan, ternyata obat dapat menimbulkan interaksi dengan makanan atau minuman yang dikonsumsi bersamaan. Salah satunya adalah minum obat warfarin bersama dengan sayuran yang kaya vitamin K, seperti brokoli, kubis, dan selada.

Hal ini dikarenakan sayuran kaya vitamin K dapat berfungsi sebagai pembeku darah, sedangkan warfarin adalah obat untuk mengencerkan darah. Sehingga kombinasi dari sayuran bervitamin K dengan obat anti pembekuan darah dapat mempengaruhi kerja obat.

Di sisi lain sayuran tersebut sangat penting bagi tubuh kita. Pengaturan konsumsi sayuran dengan jumlah yang tetap setiap harinya sangat diperlukan agar kerja obat dapat dimaksimalkan.

Efek Samping Mengonsumsi Vitamin

1. Efek samping mengonsumsi vitamin yang larut dalam air secara berlebihan

Melansir Health Line, ketika dikonsumsi secara berlebihan, beberapa vitamin yang larut dalam air dapat menyebabkan efek samping, beberapa di antaranya bisa berbahaya.

Namun, mirip dengan vitamin K, vitamin yang larut dalam air tertentu tidak memiliki toksisitas (tingkat merusaknya suatu zat) yang dapat diamati dan karenanya tidak memiliki batas atas asupan yang ditetapkan.

Vitamin ini termasuk vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B5 (asam pantotenat), vitamin B7 (biotin), dan vitamin B12 (cobalamin).

Baca Juga: Bisa Hilangkan dengan 10 Obat Jerawat yang Tersedia di Apotek

Penting untuk dicatat bahwa meskipun berbagai vitamin ini tidak memiliki toksisitas yang dapat diamati, beberapa di antaranya dapat berinteraksi dengan obat-obatan dan mengganggu hasil tes darah.

Oleh karena itu, jika tengah mengonsumsi obat-obatan tertentu dan memerlukan tes darah, sebaiknya berhati-hati ketika harus mengambil suplemen vitamin.

Beberapa vitamin yang larut dalam air telah ditetapkan batas atas asupannya.

Ketika vitamin ini dikonsumsi melebihi batas atas yang disarankan, hal itu bisa menyebabkan efek samping merugikan.

Berikut beberapa vitamin itu:

* Vitamin C: Meskipun vitamin C memiliki toksisitas yang relatif rendah, dosis tinggi dapat menyebabkan gangguan pencernaan, termasuk diare, kram, mual, dan muntah. Migrain dapat terjadi pada dosis 6 gram per hari

* Vitamin B3: Ketika diambil dalam bentuk asam nikotinat, niasin dapat menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi), sakit perut, gangguan penglihatan, dan kerusakan hati bila dikonsumsi dalam dosis tinggi 1-3 gram per hari.

* Vitamin B6: Konsumsi berlebihan B6 dalam jangka panjang dapat menyebabkan gejala neurologis yang parah, lesi kulit, kepekaan terhadap cahaya, mual, dan mulas, dengan beberapa gejala ini terjadi pada asupan 1-6 gram per hari

* Vitamin B9: Mengambil terlalu banyak folat atau asam folat dalam bentuk suplemen dapat memengaruhi fungsi mental, berdampak negatif pada sistem kekebalan tubuh, dan menutupi kekurangan vitamin B12 yang berpotensi parah.

Perlu diperhatikan bahwa ini adalah efek samping yang mungkin dialami orang sehat saat mengonsumsi vitamin tersebut dalam dosis besar.

Seseorang dengan kondisi sehat dapat mengalami reaksi yang lebih serius jika terlalu banyak mengonsumsi vitamin.

Baca Juga: Inilah Penjelasan Istilah, Jenis Polis, dan Manfaat Asuransi Kesehatan

Misalnya, meskipun vitamin C tidak mungkin menyebabkan keracunan pada orang sehat, vitamin ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan kelainan jantung yang fatal pada orang-orang yang telah didiagnosisi, atau ternyata menderita hemochromatosis, gangguan penyimpanan zat besi.

2. Efek samping minum vitamin yang larut dalam lemak terlalu banyak

Karena vitamin yang larut dalam lemak dapat menumpuk di jaringan tubuh, vitamin ini dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan jika dikonsumsi dalam dosis tinggi, terutama dalam waktu lama.

Selain vitamin K yang memiliki potensi toksisitas rendah, tiga vitamin larut lemak lainnya memiliki batas atas asupan yang ditetapkan karena potensinya menyebabkan kerusakan pada dosis tinggi.

Berikut adalah beberapa efek samping yang terkait dengan konsumsi berlebihan vitamin yang larut dalam lemak:

* Vitamin A: Sementara toksisitas vitamin A atau hipervitaminosis A dapat terjadi akibat makan makanan kaya vitamin A, sebagian besar kasus tetap saja terkait dengan suplemen. Gejalanya bisa meliputi mual, peningkatan tekanan intrakranial, koma, dan bahkan kematian

* Vitamin D: Keracunan dari mengonsumsi suplemen vitamin D dosis tinggi dapat menyebabkan gejala berbahaya, termasuk penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, dan detak jantung tidak teratur. Itu juga dapat meningkatkan kadar kalsium darah, yang dapat menyebabkan kerusakan organ

* Vitamin E: Suplemen vitamin E dosis tinggi dapat mengganggu pembekuan darah, menyebabkan perdarahan, dan menyebabkan stroke hemoragik

Perlu dipahami bahwa meskipun vitamin K memiliki potensi toksisitas yang rendah, vitamin ini dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, seperti warfarin dan antibiotik.

Dengan begitu, orang-orang yang mengonsumsi obatan-obatan tersebut perlu lebih memperhatikan rencana konsumsi suplemen vitamin.(*)

Baca Juga: Jadwal Nikita Mirzani, Bebas dari Lapas Lakukan Operasi Pengapuran Tulang, Langsung Liburan ke London