Find Us On Social Media :

Migrain Hemiplegia Bergejala Seperti Stroke, Penyakit Langka Apa Ini?

Ilustrasi Migrain Hemiplegia, kondisi langka pada tubuh seseorang

GridHealth.id - Putri dari aktris dan penulis asal Amerika Serikat, Tori Spelling mengidap penyakit Migrain Hemiplegia.

Hal tersebut dibagikan langsung oleh Tori Spelling beberapa hari yag lalu setelah membawa sang putri pulang dari rumah sakit.

"Di Unit Gawat Darurat (UGD) ia didiagnosa dengan Migrain Hemiplegia," ujar Tori Spelling dikutip dari NBC Washington.

Selanjutnya, ia membeberkan gejala seperti apa yang dirasakan oleh Stella, putrinya yang diketahui berusia 14 tahun.

"Tanda-tanda serangan migrain hemiplegik mirip dengan apa yang akan muncul pada stroke, seperti sakit kepala parah yang tiba-tiba di satu sisi otak, kelemahan, hingga mati rasa separuh tubuh," ungkapnya.

Rupanya Migrain Hemiplegia ini merupakan migrain yang cukup langka di mana serangan sakit kepala migrain disertai dengan kelemahan unilateral.

Baca Juga: 4 Permasalahan Mata di Usia 40 Tahun, Salah Satunya Sebabkan Migrain

Biasanya aura migrain memiliki gejala visual, namun gejala motorik jarang terjadi.

Namun pada Migrain Hemiplegia, kita akan merasakan kelemahan motorik yang disertai gangguan penglihatan, hingga ucapan.

Migrain jenis ini bisa terjadi dalam keluarga (Migrain Hemiplegia Familial, atau secara sporadis pada satu individu (Migrain Hemiplegia Sporadis).

Apa perbedaannya?

1. Migrain Hemiplegia Familial atau FHM

Kasus migrain yang satu ini dominan diturunkan di dalam keluarga.

Kriteria diagnostiknya, setidaknya ada satu kerabat tingkat pertama atau kedua yang pernah mengalami serangan ini.

Baca Juga: Merangsang Titik Tekanan Pijat Akupresur Untuk Menghilangkan Migrain

International Classification of Headache Disorders-3 mengklasifikasikan FHM menjadi empat subtipe berdasarkan mutasi genetiknya.

- FHM1 dikaitkan dengan mutasi pada gen CACNA1A pada kromosom 19p13 yang mengkode subunit alfa-1A dari saluran kalsium tipe P/Q. [2][3] FHM1 adalah jenis yang paling umum dan menyumbang sekitar 50% kasus FHM. FHM1 umumnya dikaitkan dengan degenerasi serebelar.

- Mutasi pada gen ATP1A2 menyebabkan FHM2, terhitung kurang dari 25% kasus FHM.

- Mutasi pada gen SCN1A menyebabkan FHM 3.

- FHM4 didiagnosis jika tidak ada mutasi genetik yang diketahui terkait dengan FHM yang teridentifikasi.

2. Migrain Hemiplegia Sporadis atau SHM

Baca Juga: Migrain Saat Orgasme Bisa Terjadi, Ternyata Sebagian Besar Diderita Pria

Migrain Hemiplegia ini hanya terjadi pada individu tanpa riwayat keluarga.

Akan tetapi mungkin saja orang-orang ini punya riwayat keluarga migrain namun berbeda tipe.

Gejala dari Migrain Hemiplegia biasanya terjadi selama 20 hingga 30 menit.

Namun untuk kasus yang lebih parah, gejala ini bisa berlangsung beberapa jam hingga berhari-hari atau bahkan bisa bertahan selama empat minggu.

Dalam gejala serangan berat, biasanya orang tersebut akan mengalami gangguan kesadaran berbulan-bulan hingga menyebabkan cedera otak permanen, atrofi serebral, penurunan kognitif, hingga kematian.

Serangan migrain biasanya dimulai pada dekade pertama atau kedua kehidupan, lalu frekuensinya menurun seiring bertambahnya usia.(*)

Baca Juga: Waspadai Migrain Seperti Ini, Bisa Jadi Gejala Awal Tumor Otak