Find Us On Social Media :

Setelah Mendapat Cibiran Saat Menikah, 6 Tahun Kemudian Penampilannya Memukau, Pahami Efek Samping Diet Terlalu Cepat dan Ekstrim

Efek samping diet ekstrem pada tubuh

GridHealth.id - Seorang wanita mendapatkan sorotan karena penampilannya yang berubah drastis.

Ya, kisah ini datang dari seorang wanita yang sebelas tahun lalu banyak diejek di hari pernikahannya karena memiliki postur tubuh yang jauh lebih besar daripada suaminya.

Namun sang suami, Boris Boris tetap mencintai Elena apa adanya dan bersyukur sudah menikahi pujaan hatinya.

Melansir dari Grid, berat badan Elena disebut-sebut mencapai 200 kg, hampir tiga kali berat Boris Boris.

Bahkan Elena pun sempat kesal karena dulu ia dibilang penganting paling jelek di dunia.

Baca Juga: Obat Diet yang Dipromosikan Artis Ini di Medsos Ternyata Mengandung Zat Berbahaya

Sampai akhirnya ia pun melakukan diet selama enam tahun dan di tahun 2017 ia sudah tampil dengan tubuh barunya.

Elena mengaku ia diet dengan konsumsi makanan yang sehat dan olahraga teratur.

Jika memang Elena melakukan diet sehat, berimbang, dipantau, tidak ekstrim, tentu tidak mengapa.

Nah, yang jadi masalah itu jika seseorang melakukannya dengan ekstrim. Contoh, dengan cepat bisa menurunkan berat badan.

Ketahuilah penurunan berat badan yang terlampau cepat memiliki efek samping untuk kesehatan.

Baca Juga: Lazy Keto, Apalagi Ini? Sama Dengan Diet Keto yang Ditentang Banyak Ahli?

Seorang ahli nutrisi mengatakan bahwa ada diet ekstrem yang bisa memengaruhi kesehatan.

"Menurunkan berat badan terlalu cepat terutama melalui teknis diet ekstrem bisa memiliki efek samping.

Bahkan orang-orang dengan kondisi ini seringkali tidak berhasil mempertahankannya," ujar Direktur Nutrisi Trifecta Emmie Satrazemis, CSSD.

Efek samping diet terlalu cepat

1. Kehilangan nutrisi penting

"Diet cepat biasanya menghilangkan berbagai kelompok makanan agar mengurangi kalori.

Padahal tubuh memerlukan nutrisi yang ada di makanan tersebut.

Apalagi jika makanan yang dilarang mengandung vitamin dan mineral utama yang dibutuhkan tubuh untuk tetap sehat," ujar Bonnie Taub-Dix selaku ahli gizi.

Seorang peneliti juga menemukan bagaimana diet bebas susu dapat menyebabkan kekurangan kalsium, sementara diet yang mengurangi karbohidrat bisa membuat tubuh kekurangan serat.

Bahkan pada diet rendah kalori, penting untuk tetap mendapatkan nutrisi seperti kalsium, vitamin D, vitamin B-12, folat, hingga zat besi.

Dalam kasus yang ekstrim, malnutrisi bisa menyebabkan sejumlah gejala seperti penurunan energi, kelelahan umum, anemia, rambut rapuh, hingga sembelit.

2. Metabolisme jadi lebih lambat

Penurunan berat badan yang instan biasanya bisa berhasil karena mengurangi kalori secara ekstrem.

Misalnya, seseorang biasa makan 3.000 kalori, lalu tiba-tiba dipotong jadi 1.200 kalori per hari.

Baca Juga: Demi Penampilan, Amora Lemos Turunkan Berat Badan hingga 10kg Selama 3 Bulan, Amankah Diet Dilakukan Anak?

"Ketika tubuh kita masuk ke mode kelaparan, metabolisme akan semkin melambat dan membuat tubuh menghemat energi, dan pada akhirnya tubuh menyimpan banyak lemak," ujar Kristina Alai selaku pelatih pribadi The Bay Club Company.

Manusia disarankan untuk tidak memotong lebih dari 500 kalori dari kebutuhan kalori hariannya.

Diet yang sehat hanya memotong 500 kalori dari kebutuhan harian dan disandingi dengan olahraga.

3. Dehidrasi

Mengurangi air memang bisa menurunkan berat badan, namun ada efek sampingnya.

"Diet rendah karbohidrat atau tanpa karbohidrat bisa membantu orang kehilangan banyak berat air," ujar Taub-Dix.

Sehingga tak heran jika diet ketogenik bisa menurunkan berat badan dengan cepat.

Namun masalahnya, kehilangan air di dalam tubuh bisa menyebabkan dehidrasi.

Dan dehidrasi bisa menyebabkan sembelit, sakit kepala, kram otot, dan energi rendah.

Pastikan diet yang dipilih tidak membuat tubuh kehilangan banyak air.(*)

Baca Juga: Padahal Baru Melahirkan, Khloe Kardashian Bisa Pangkas Berat Badan Sebanyak 27Kg, Ini Caranya