GridHealth.id - Peringati Hari Kesadaran Penyakit Jantung Bawaan (PJB), Kementerian Kesehatan dan IDAI berkolaborasi untuk mengedukasi betapa pentingnya menyadari penyakit jantung pada anak.
Menurut data World Health Organization (WHO), 1 dari 100 bayi lahir diperkirakan menderita penyakit jantung bawaan (PJB) dan 25 persen dari angka itu ada PJB kritis.
Data di Indonesia (2017), penyakit bawaan merupakan penyembang terbesar (setelah prematuritas), sebagai penyebab kematian pada masa neonatus.
Penyakit bawaan yang paling sering terjadi adalah PJB.
PJB sendiri masih belum terlalu jadi sorotan, karena kasus diagnosisnya pun minim.
Sehingga ada kasus PJB yang terus ada hingga dewasa karena saat kecil tidak ditangani dengan baik.
Baca Juga: Prosedur dan Risiko yang Ditimbulkan Dari Transplantasi Jantung
Data menunjukkan, di tanah air sempat ada kasus di mana PJB terlambat mendapat pertolongan, kurang komunikasi antar faskes, menolak dirujuk, hingga terlambat dirujuk.
Sehingga tak heran jika kontributor kematian bayi baru lahir di Indonesia salah satunya adalah PJB kritis.
Penyakit Jantung Bawaan
Menilik lebih jauh, Dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) selaku Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan dengan singkat soal PJB.
"(PJB artinya) Pada saat dilahirkan, jadi jantung anak sudah ada kelainannya, atau irama jantungnya lebih rendah.