GridHEALTH.id - Mengonsumsi makanan yang digoreng merupakan kesukaan banyak orang.
Saat membeli minyak goreng untuk digunakan di rumah, diharapkan bisa berhati-hati dan tidak terkecoh memilih minyak palsu.
Apa itu minyak palsu dan apakah berdampak bagi kesehatan?
Temuan Minyakita Palsu
Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Kasan, menemukan Minyakita palsu yang dijual di wilayah Sragen, Jawa Tengah.
Temuan ini didapati saat dilakukannya pengawasan dari Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) oleh Kemendag.
Diketahui, minyak tersebut merupakan minyak goreng curah yang dimasukkan ke dalam kemasan Minyakita dan dijual dengan harga di atas Rp14.000.
"Sudah dilaporkan yang ada di Sragen. Harganya tidak Rp14.000, labelnya juga ditempel," ujar Kasan dikutip dari Kompas.com, Selasa (21/2/2023).
Minyakita palsu yang ditemukan oleh Kemendag dikemas dalam botol berukuran 1 liter. Kemudian dipasangkan label harga sebesar Rp16.000.
Sebanyak 1.800 liter botol minyak goreng telah diamankan dan temuan ini akan ditindaklanjuti oleh Ditjen PKTN serta Satgas Pangan.
"Terkait temuan Dirjen PKTN terhadap minyak goreng kemasan tidak sah, ini melanggar UU Pangan, UU Konsumen, juga ini pidana," kata Wakil Ketua Satgas Pangan Polda Jawa Tengan AKBP Rosyid Hartanto, dikutip dari Kompas.tv (21/2/2023).
"Jelas kami akan tindaklanjuti, kejar produsennya, distribusinya ke mana saja," sambungnya.
Masyarakat diimbau untuk lebih teliti saat membeli minyak goreng. Pasalnya, kandungan dalam minyak tiruan ini belum diteliti.
Sehingga, bisa saja minyak goreng ini justru menimbulkan dampak yang kurang baik bagi tubuh.
Efek Minyak Goreng Disimpan Lama Bagi Kesehatan
Minyak goreng merupakan produk nabati yang mempunyai waktu kedaluwarsa atau umur simpan.
Melansir Live Science, profesor kimia di University of South Carolina Susan Richardson mengatakan, dalam minyak goreng terdapat kandungan lemak jenuh dan tak jenuh ganda.
Kedua kandungan lemak tersebut, membuat minyak menjadi cair dalam suhu ruang dan menimbulkan bau tengik apabila tersimpan terlalu lama.
Lemak tak jenuh mempunyai ikatan rangkap karobon dalam strukturnya. Ketika terjadi oksidasi, zat mengikat oksigen, ikatan tersebut akan terputus.
Jika tidak ditutup dengan baik, maka wadah minyak goreng akan mudah terekspos oleh oksigen di sekitarnya.
"(Oksigen) menyerang ikatan rangkap itu dan membentuk ikatan karbon-oksigen," jelasnya.
Kondisi minyak yang seperti ini sudah tidak layak dikonsumsi, karena vitaminnya sudah hilang.
Tak hanya itu, Eric Decker kepala Departemen Ilmu Pangan di Universitas Massachusetss Amherst juga mengatakan, minyak goreng disimpan lama berpotensi mengembangkan senyawa yang berisiko beracun bagi tubuh.
Senyawa ini telah dikaitkan dengan penuaan, gangguan saraf, hingga penyakit jantung dan kanker. (*)
Baca Juga: Hanya Ada di Indonesia, Luka Sayat dan Tusuk Diobati dengan Minyak Rem Kendaraan