Find Us On Social Media :

Sudah Jatuh Korban Manusia, Virus Flu Burung Kembali Merajalela, Apakah Vaksin H5N1 Sudah Tersedia?

WHO mendesak adanya vaksin H5N1 untuk mausia.

GridHEALTH.id - Infeksi virus flu burung kembali merajalela, kasusnya ditemukan di sejumlah negara dan bahkan telah menyebabkan kematian.

Kematian akibat flu burung baru-baru ini dilaporkan terjadi pada seorang anak perempuan berusia 11 tahun, yang berasal dari Kambodia.

Ayah dari anak ini juga telah diperiksa dan dinyatakan positif. Pihak berwenang saat ini masih menunggu hasil pengujian di kalangan yang lebih luas.

Infeksi Virus Flu Burung Pada Manusia Bisa Berakibat Fatal

Anak berusia 11 tahun tersebut, mulai menunjukkan gejala flu burung pada 16 Februari dan setelah kondisinya memburuk, ia segera dilarikan ke rumah sakit.

Diperkirakan, penularan diakibatkan oleh unggas peliharaannya, bebek dan ayam, yang belum lama ini mati tanpa sebab.

Ada juga sejumlah kematian di antara burung-burung liar yang ada di kawasan rumahnya.

Menanggapi kejadian ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, ini merupakan kasus infeksi pada manusia pertama sejak 2014.

Mengutip laman WHO.int, infeksi yang terjadi pada manusia dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah dan tingkat kematian tinggi.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, risiko flu burung pada manusia terbilang rendah.

Hampir semua influenza A (H5N1) pada mansuia berhubungan kontak erat dengan burung yang masih hidup atau sudah mati.

Berdasarkan bukti yang ada sejauh ini, virus tidak menginfeksi manusia dengan mudah ataupun menular dari orang ke orang lain.

Baca Juga: Peternak Perlu Waspada KLB Flu Burung, Berpotensi Zoonosis Meski Penularan pada Manusia Masih Rendah

"Karena virus terus terdeteksi pada populasi unggas, kasus (terhadap) manusia lebih lanjut dapat terjadi," kata WHO dikutip dari laman WHO.int, Minggu (26/2/2023).

Saat virus flu burung beredar, orang-orang yang aktivitasnya berhubungan dengan unggas berisiko tertular.

Adakah Vaksin Flu Burung untuk Melindungi?

Bila penularan virus terjadi antar manusia, WHO mengatakan, serangkaian tindakan dapat dilakukan dengan cukup cepat.

Misalnya, ada hampir 20 vaksin flu burung H5 yang dilisensikan untuk penggunaan pandemi.

Namun Richard Webby, kepala pusat WHO menjelaskan, utuk mempelajari influenza pada hewan diperlukan waktu lima hingga enam bulan untuk memperbarui serta memproduksi vaksin semacam itu untuk strain H5N1, yang saat ini beredar.

Pada awal pekan ini, kepala ilmuwan WHO Jeremy Farrar meminta pemerintah di seluruh negara untuk berinvestasi dalam pengembangan vaksin H5N1 atau vaksin flu bruung.

Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk langkah antisipasi apabila ada potensi wabah pada manusia.

Menurutnya, dikutip dari The Hindu, membiarkan virus menyebar luas di antara burung dan mamalia merupakan tindakan yang tidak benar.

Tom Peacook, ahli virologi di Imperial College London mengatakan kepada AFP, bahwasetiap penularan flu burung pada manusia mengkhawatirkan.

"Fakta-fakta ini telah diidentifikasi dengan cukup cepat, mungkin berarti kasus yang tepat ini tidak mungkin berkembang lebih jauh, tetapi untuk setiap kasus seperti ini kemungkinan lebih banyak lagi yang tidak terdeteksi," kata Tom Peacock.

Selama 20 tahun terakhir, sudah ada hampir 900 kasus H5N1 pada manusia dengan kematian sebesar 450 kasus. (*)

Baca Juga: Kasus Flu Burung H3N8 Pertama Pada Manusia di China, Ini Penyebabnya