Lebih lanjut, makanan seperti junk food yang tinggi gula serta minuman-minuman dengan pemanis buatan, bila dikonsumsi terus-menerus dapat menyebabkan obesitas dan pada akhirnya diabetes.
"70 persen anak diabetes itu obesitas, hanya 30 persen anak diabetes tipe 2 yang nggak obesitas," jelasnya.
Berdasarkan data Riskesdas 2018 angka obesitas pada anak mengalami kenaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Sementara itu, menurutnya anak-anak yang mengalami diabetes tipe 1 cenderung memiliki badan yang kurus.
Dampak Diabetes Tipe 2 Pada Remaja
Dokter Piprim mengatakan, kadar gula darah dalam kasus ini dapat dikendalikan dengan obat-obatan.
Namun, yang perlu diperhatikan oleh orangtua adalah efek jangka panjang yang berisiko dialami oleh anak.
Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit tidak menular (PTM) seperti gagal ginjal kronik, serangan jantung, dan stroke.
Bahkan ada risiko penyumbatan pada pembuluh darah yang mengakibatkan kaki harus diamputasi.
"Oleh karena itu, begitu anak kena diabetes, kita mesti kontrol betul supaya penyakitnya terkendali," pungkasnya.
Disarankan juga orangtua melakukan langkah preventif untuk mencegah diabetes tipe 2.
Dengan cara membiasakan anak mengonsumsi makanan jenis real food seperti sayur-sayuran, telur, tempe, dan lain sebagainya. (*)
Baca Juga: Rutin Minum Air Mineral Bisa Cegah Diabetes, Mitos atau Fakta?