Find Us On Social Media :

Penting Deteksi Dini Hipertensi, Segera Cek Bila Punya Faktor Risiko Berikut

Deteksi dini hipertensi dapat dilakukan dengan menyadari faktor-faktor risikonya.

GridHEALTH.id - Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian lebih.

Di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) 2018, angka kejadian hipertensi sekitar 34,1%.

Persentase tersebut terbilang tinggi dan sayangnya, hanya 1 dari 3 penyintas hipertensi yang terdiagnosis dengan baik.

Bagaimana Cara Mendeteksi Dini Hipertensi?

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal-Hipertensi dr. Tunggul D. Situmorang, SpPD-KGH, mengatakan untuk mendeteksi dini kondisi ini, seseorang perlu mengetahui kondisi dirinya sendiri.

Ada beberapa faktor yang bisa diperhatikan untuk menilai apakah mempunyai risiko tekanan darah tinggi atau tidak.

Faktor pertama yang bisa dijadikan sebagai penentu risiko kondisi ini adalah pengaruh genetik.

"Kita mengenali diri kita dulu apakah kita termasuk golongan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya hipertensi," kata dokter Tunggul dalam konferensi pers 'Beat Hypertention Tropicanaslim' di Jakarta Selatan, Rabu (17/5/2023).

"Secara mudahnya, kalau ada keluarga kita hipertensi, kemungkinannya (tinggi) punya bakat hipertensi," sambungnya.

Selain faktor keturunan, berat badan pun juga bisa dijadikan sebagai penilaian risiko tekanan darah tinggi.

Menurut dokter Tunggul, seseorang mempunyai peluang besar untuk mengalami hipertensi apabila berat badannya berlebih (overweight), apalagi jika sudah masuk kategori obesitas.

Deteksi dini hipertensi juga bisa dilihat dari tingkat toleransi terhadap rasa asin garam dan juga jumlah konsumsi harian.

Baca Juga: Bantu Kurangi Rasa Sakit Hipertensi, Lakukan Pijatan di Titik Berikut

"Batasnya (konsumsi garam) 5 gram, masa dihitung-hitung terus. Batasnya yang mudah adalah kalau makanan itu sudah terasa asin, itu hampir berlebihan," katanya.

Dokter Tunggul melanjutkan, "Kita tidak menyuruh orang untuk makan makaann yang hambar terus. Jadi kalau sudah terasa asin, secara praktisnya sudah berlebihan. Jadi yang sedang-sedang saja."

Faktor selanjutnya yang harus dijadikan sebagai perhatian agar kondisi ini bisa terdeteksi lebih cepat yakni rutinitas olahraga dan penyakit lain.

Karena, umumnya hipertensi terjadi bersamaan dengan penyakit lain seperti asam urat atau kolesterol yang tinggi.

Bila mempunyai faktor risiko di atas, maka sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan secara rutin.

Cek Tekanan Darah yang Benar

Dalam kesempatan yang sama, dokter Tunggul mengingatkan mengecek tekanan darah jangan tunggu sampai muncul gejala. 

Pengecekan juga harus dilakukan dengan baik dan benar, untuk bisa mendapatkan hasil yang tepat. 

"Dianjurkan mengukur dalam keadaan istirahat. Tensi itu sedemikian rupa sangat mudah berubah-ubah," ujarnya.

Untuk mengukur tekanan yang tepat, direkomendasikan melakukannya sebanyak tiga kali dengan jeda waktu 1-2 menit.

Kemudian, perhatikan hasil dari ketiga pemeriksaan dan ambil rata-ratanya.

"Kalau salah satu nilai jomplang dibuang saja. Umumnya yang pertama itu lebih tinggi. Jadi diukur tiga kali berkali-kali, kalau tetap tinggi (artinya) hipertensi," pungkasnya. (*)

Baca Juga: 2 Mindset Penting bagi Pasien Hipertensi, Rutin Minum Obat dan Kontrol ke Dokter