Find Us On Social Media :

Lebih Waspada Lagi, Ternyata Begini Proses Terjadinya Stunting

Proses stunting diawali dengan anak yang kebutuhan gizinya tidak terpenuhi.

Lebih lanjut,  ia menjelaskan proses stunting diawali dengan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi anak dalam jangka waktu panjang.

"Awalnya, anak normal kekurangan gizi. Kemudian, berat badannya tidak cukup, meski masih naik," ujarnya dikutip dari Kompas (6/4/2023).

Pada usia 0 hingga 6 bulan, kekurangan gizi kronik bisa terjadi karena pemberian ASI yang tidak adekuat.

Begitu juga saat pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) pada usia 6 bulan ke atas yang tidak adekuat, menyebabkan anak kekurangan gizi.

Kemudian, anak tersebut akan mengalami penurunan berat badan sehingga tidak ideal. Ini dikenal juga sebagai fase weight faltering.

Bila ini dibiarkan berlanjut, weight faltering dapat berubah menjadi underweight. Sehingga imunitas anak menurun dan membuatnya rentan sakit.

"Kalau sudah terkena penyakit, anak akan enggan makan. Sehingga, memperburuk keseluruhan kondisinya," ungkapnya.

Hormon yang diproduksi oleh tubuh anak, khusunya yang mendukung pertumbuhan, akan menurun secara signifikan.

"Kalau tidak segera diatasi, terjadilah perawakan pendek yang kita sebut stunting," jelasnya.

Namun ia menegaskan, anak yang berperawakan pendek bisa dikategorikan stunting jika mengalami kekurangan gizi kronik.

Pasalnya, ada juga faktor genetik yang membuat tinggi badan anak tidak terlalu tinggi.

Oleh karena itu, orangtua diharapkan dapat selalu memenuhi kebutuhan nutrisi anak dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan MPASI yang bergizi seimbang. (*)

Baca Juga: Waspada! Kekurangan Asupan Ini Bisa Jadi Pemicu Utama Stunting