Find Us On Social Media :

Ini 4 Cara yang Perlu Dilakukan untuk Cegah Penularan Antraks pada Manusia

Penularan antraks ke manusia dari hewan ternak, salah satunya bisa dari konsumsi daging yang terkontaminasi.

GridHEALTH.id - Selama sepekan terakhir, masyarakat dihebohkan dengan kasus antraks di Gunungkidul yang memakan korban jiwa.

Menurut Imran Pambudi selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus antraks di Gunungkidul, Yogyakarta, sudah terjadi sejak lama.

Pada 2019 misalnya, tercatat tren kasus antraks yang cukup tinggi, di mana ada sekitar 31 kasus.

Akan tetapi, saat ini menjadi sorotan karena terdapat puluhan warga di Kelurahan Candirejo, Gunungkidul, yang dinyatakan positif tertular antraks dan mengakibatkan 1 orang meninggal dunia.

"Satu dinyatakan suspek (antraks) karena sudah ada hasil pemeriksaan lab-nya," kata Imran dikutip dari kana YouTube Kemenkes.

Bagaimana Penyakit Antraks Bisa Terjadi?

Dokter Hewan drh. Radhiyan Fadiar Sahistya dari Radhiyan Pet and Care menjelaskan, penyebab terjadinya penyakit ini karena infeksi dari bakteri Bacillus anthracis.

Bakteri tersebut sering dijumpai di area tanah, sehingga hewan ternak yang merumput seperti sapi dan kambing, berisiko untuk mengalaminya.

"Penyebabnya karena infeksi bakteri Bacillus anthracis, bakteri ini memang bisa dijumpai di mana pun, khususnya di area tanah dan sering kali menyerang hewan-hewan ternak, karena hewan ternak kan merumput," katanya kepada GridHEALTH, Rabu (12/7/2023).

"Dari lingkungan yang mungkin tercemar dari sporanya antraks atau dia mencemari rumput-rumputan, kemakan, akhirnya hewan terinfeksi antraks," sambungnya.

Seperti yang terjadi di Gunungkidul, penyakit ini memang bersifat zoonosis yang artinya dapat menular dari hewan ke manusia.

Dokter Radhiyan menjelaskan, antraks pada manusia bisa terjadi karena konsumsi daging hewan penderita, interaksi dengan produk hewan yang mengandung bakteri antraks atau sporanya, hingga penyembilahan dan pemakaman hewan terinfeksi tidak sesuai dengan protokolnya.

Baca Juga: Mengapa Puluhan Warga di Gunungkidul yang Terkena Antraks? Ini Kronologinya

Ciri-ciri Hewan Ternak yang Terkena Antraks

Untuk gejala yang dialami oleh hewan ternak yang terinfeksi, menurutnya berbeda-beda tergantung pada area tubuh yang terinfeksi.

Perlu diketahui, antraks memiliki tiga tipe yakni tipe kulit, tipe pencernaan, dan tipe pernapasan.

Masa inkubasi sejak hewan ternak terpapar agen infeksi hingga munculnya gejala, bisa berlangsung dalam hitungan hari bahkan minggu. 

"Tipe kulit ini yang paling jinak di antara yang lain. Tipe pencernaan yg paling ganas, tingkat kematian cepat bisa dalam hitungan hari, pernapasan pun juga sama," ujarnya.

Ia melanjutkan, "Tapi kalau kulit dalam hitungan bulan, enggak begitu kelihatan, ketika sudah menyebar ke seluruh tubuh baru menimbulkan kematian."

Kendati begitu, gejala antraks secara umum adalah sebagai berikut:

1. Demam, karena ini merupakan respons alami tubuh saat agen infeksi menyerang

2. Rasa gelisah

3. Nafsu makan menurun

4. Pembengkakan kelenjar limfoid di leher, ketiak, ataupun bagian tubuh lain

"Ciri khasnya, nanti akan keluar darah berwarna hitam legam dari semua lubang alamiah tubuh baik dari kelamin, mulut, hidung, maupun telinga," jelasnya.

Baca Juga: Antraks di Gunungkidul, Ternyata Ini Penyebab Orang Bisa Tertular

Cara Mencegah Antraks Menular ke Manusia

Seperti yang disebutkan sebelumnya, antraks merupakan penyakit infeksi yang dapat menular dari hewan ke manusia.

Sama seperti pada hewan ternak, tipe antraks yang menyerang manusia juga terdiri dari tipe kulit, pencernaan, dan pernapasan.

Di antara ketiganya, tipe yang paling berbahaya adalah yang menyerang saluran cerna dan pernapasan.

"Usus (bisa) membusuk, lama-kelamaan menghitam mengalami korosif, terus tubuh jadi rusak (karena) menyebar kemana-mana," katanya.

Dokter Radhiyan membagikan beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah antraks terjadi pada manusia.

1. Melakukan konsultasi dengan tenaga medis seperti dokter hewan, saat hewan ternak sakit. Ini perlu dilakukan untuk memastikan sakitnya apa, karena gejala awal antraks mirip dengan penyakit lain.

2. Hindari membedah hewan ternak yang mati secara mendadak.

"Karena tidak tahu matinya karena apa, itu untuk mencegah agar (jika benar terkena antraks), bakteri antraks tidak keluar dari badan hewan yang meninggal," ujarnya.

3. Mengubur hewan yang sakit dan meninggal dengan benar.

"Dikuburnya seberapa dalam? Semakin dalam semakin baik untuk mencegah hewan-hewan liar membongkar makam yang sudah dibuat," jelasnya.

4. Melakukan desinfeksi lingkungan dengan desinfeksi panas, untuk mematikan spora antraks.

"Spora ini tahan dengan lingkungan sampai 40-50 tahun, tapi dia tidak tahan terhadap panas, pemanasan basah sekitar 100 derajat celcius sedangkan pemanasan kering sekitar 120 derajat celcius," kata dokter Radhiyan.

"Jadi semisal ada yang terduga mati, dalam proses penguburan bisa juga dilakukan bersamaan dengan pembakaran. Jadi kalaupun ada potensi terkena antraks, spora-sporanya biar mati," pungkasnya. (*)

Baca Juga: Ciri-ciri Daging Terkontaminasi Antraks: Mengenali Bahaya dan Tindakan yang Perlu Diambil