GridHEALTH.id - Pasien demam berdarah atau DBD, beberapa di antaranya membutuhkan transfusi darah.
Penyakit ini termasuk infeksi yang disebabkan oleh virus yang disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty.
Virus yang masuk ke tubuh akan berkembang biak dan menyebabkan kerusakan di dalam tubuh pasien DBD.
Benarkah Pasien DBD Butuh Transfusi Darah?
Tidak semua orang yang mengalami demam berdarah membutuhkan transfusi darah.
Seperti diketahui, gejala DBD di antaranya demam tinggi hingga 40 derajat celsius, sakit kepala, nyeri otot, hingga bentol-bentol di tubuh.
Melansir Mayo Clinic, kondisinya dapat membaik dalam satu minggu. Tapi, dalam beberapa kasus, gejalanya bertambah parah dan mengancam jiwa.
Kondisi ini disebut sebagai demam berdarah yang parah atau sindorm syok dengue.
Demam berdarah hebat ini terjadi ketika pembuluh darah rusak dan bocor, serta terjadi penurunan jumlah sel pembentuk trombosit.
Dalam kasus ini, darah untuk pasien DBD diperlukan untuk mengganti darah yang hilang karena pendarahan.
Transfusi darah akan dihentikan saat pendarahan yang dialami berhenti. Setelah itu, pasien DBD harus kembali beristirahat.
Pasalnya jika tetap beraktivitas saat infeksi DBD belum selesai, pendarahan dapat terjadi lagi.
Baca Juga: Kasusnya Melonjak Tiga Kali Lipat, Ini 4 Makanan yang Bantu Penyembuhan DBD
Prosedur Pemberian Transfusi Darah
Terdapat dua metode yang digunakan untuk mendapatkan transfusi trombosit bagi pasien DBD.
* Trombosit darah lengkap
Trombosit umumnya ditemukan dalam plasma dan sel darah merah, yang bisa dipisahkan.
Satu unit trombosit digambarkan sebagai jumlah yang dapat dipisahkan dari satu unit drah lengkap.
Karena itulah, jenis transfusi ini membutuhkan sekitar 4 hingga 5 orang pendonor darah lengkap, yang akan digabungkan dan diberikan pada pasien pada satu waktu.
* Apheresis
Selain melalui pengambilan darah lengkap, pengumpulan trombosit juga bisa dilakukan dengan metode apheresis.
Perlu diketahui, prosedur ini dilakukan dengan menghubungkan ke mesin yang mengeluarkan darah.
Dengan metode ini, trombosit dapat dikumpulkan dalam jumlah yang cukup sehingga tidak perlu menggabungkan dengan pendonor lainnya.
Setelah menerima transfusi darah, pasien DBD disarankan untuk mengonsumsi makanan yang mudah dicerna tubuh.
Karena makanan yang sulit dicerna dapat meningkatkan beban sistem pencernaan dan berisiko meningkatkan pendarahan.
Pasien DBD juga dianjurkan untuk perbanyak minum air putih, untuk menjaga cairan tubuh.
Tidak semua pasien DBD membutuhkan transfusi darah, ini hanya dilakukan pada kondisi yang sudah berat saja. (*)
Baca Juga: Sekilas Mirip, Ternyata Ini Perbedaan Bintik Merah DBD dan Campak yang Wajib Diketahui Semua Orang