3. Penyerapan Nutrisi Terganggu
Konsumsi gula yang berlebihan dapat mengganggu penyerapan nutrisi esensial dalam tubuh, seperti kalsium dan magnesium, yang penting untuk pertumbuhan tulang dan kesehatan.
Gangguan dalam penyerapan kalsium dan magnesium dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan dan perkembangan tulang keturunan. Kekurangan nutrisi selama masa pertumbuhan dapat menghasilkan tulang yang lemah pada anak-anak, meningkatkan risiko cedera dan masalah kesehatan tulang di masa dewasa.
Kekurangan Gula Akibat Pembatasan Berlebihan
Di sisi lain, sebagai calon orang tua, kita mungkin tergoda untuk mengurangi konsumsi gula secara drastis demi kesehatan kita dan keturunan kita kelak.
Namun, pembatasan gula yang terlalu ketat juga bisa berakibat buruk, terutama jika tidak diimbangi dengan asupan nutrisi yang cukup:
1. Kurangnya Asupan Kalori
Gula adalah salah satu sumber kalori. Mengurangi gula secara drastis tanpa menggantinya dengan sumber kalori lain mungki dapat menyebabkan defisit kalori.
Perempuan dengan asupan kalori yang tidak mencukupi cenderung memiliki berat badan yang rendah selama kehamilan. Ini dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, seperti bayi dengan berat badan lahir rendah atau prematur, yang dapat memengaruhi kesehatan dan perkembangan anak di masa depan.
Perempuan dengan asupan kalori yang rendah mungkin juga tidak mendapatkan cukup nutrisi penting seperti protein, vitamin, dan mineral. Kekurangan nutrisi ini dapat menghambat perkembangan fisik dan otak anak, serta meningkatkan risiko kekurangan gizi dan masalah kesehatan lainnya.
Kurangnya asupan kalori selama kehamilan dan masa menyusui dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan dan perkembangan anak. Anak-anak tersebut mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan kronis, gangguan pertumbuhan, dan masalah perkembangan fisik dan mental di masa dewasa.
2. Kekurangan Energi
Kita memerlukan energi yang cukup untuk tumbuh dan beraktivitas sehari-hari. Kekurangan gula bisa menyebabkan energi yang tidak mencukupi, membuat kita lemas dan kurang aktif, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik dan mental.
Jika kekurangan energi dan gula menjadi pola makan dan gaya hidup yang terus-menerus dalam keluarga, hal ini dapat menghasilkan siklus kesehatan yang negatif yang berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Anak-anak mungkin "terpaksa" mengikuti kebiasaan yang sama dengan orang tua mereka, meningkatkan risiko masalah kesehatan yang serupa dalam masa tumbuh kembangnya.
Baca Juga: Ungkap Rahasia Tersembunyi Singkong untuk Menjaga Gula Darah Tetap Stabil