Find Us On Social Media :

Pengaruh Kelebihan Gula dari Minuman Berpemanis dan Kekurangan Gula Terhadap Prevalensi Stunting

Ketahui dampak kelebihan dan kekurangan gula akan kemungkinan stunting.

GridHEALTH.id - Sebagai orang muda, khususnya perempuan yang suatu hari nanti akan menjadi orang tua, memahami dampak konsumsi gula pada kesehatan sangatlah penting.

Anak-anak adalah investasi masa depan kita, dan memastikan mereka tumbuh dengan sehat menjadi prioritas utama.

Dua ekstrem dalam konsumsi gula, yaitu yang pertama kelebihan dari minuman berpemanis dan yang kedua kekurangan gula akibat pembatasan yang berlebihan, dapat berdampak pada kesehatan.

Lalu bagaimana dampak kedua kondisi tersebut?

Kelebihan Gula dari Minuman Berpemanis

Minuman berpemanis seperti soda, jus kemasan, dan minuman energi sangat populer di kalangan muda. Minuman masa kini seperti bobba, kopi dan sajian minuman bermanis dalam kemasan sangat digandrungi.

Namun, jika kita tidak berhati-hati, konsumsi berlebihan gula dari minuman ini dapat berdampak negatif pada kesehatan anak-anak kita di masa depan.

Beberapa masalah yang mungkin timbul adalah:

1. Obesitas dan Penyakit Metabolik

Kelebihan gula dapat menyebabkan obesitas dan penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2. Anak dari ibu yang memiliki diabetes gestasional atau diabetes tipe 2 memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2 di kemudian hari.

Ini dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, termasuk pola makan dan gaya hidup yang diadopsi anak saat dewasa.

2. Gangguan Pola Makan

Orang yang terbiasa dengan rasa manis berlebihan cenderung menghindari makanan sehat seperti buah dan sayuran. Ini bisa menyebabkan kekurangan nutrisi penting yang diperlukan.

Makanan manis seringkali kurang dalam kandungan mikronutrien esensial seperti zat besi, kalsium, dan folat. Kekurangan nutrisi ini dapat berdampak negatif pada kesehatan ibu dan janin selama kehamilan dan menyusui, serta pada pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan.

Baca Juga: 7 Manfaat Makan Nasi Dingin di Pagi Hari, Jaga Kadar Gula Darah hingga Kolesterol

3. Penyerapan Nutrisi Terganggu

Konsumsi gula yang berlebihan dapat mengganggu penyerapan nutrisi esensial dalam tubuh, seperti kalsium dan magnesium, yang penting untuk pertumbuhan tulang dan kesehatan.

Gangguan dalam penyerapan kalsium dan magnesium dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan dan perkembangan tulang keturunan. Kekurangan nutrisi selama masa pertumbuhan dapat menghasilkan tulang yang lemah pada anak-anak, meningkatkan risiko cedera dan masalah kesehatan tulang di masa dewasa.

Kekurangan Gula Akibat Pembatasan Berlebihan

Di sisi lain, sebagai calon orang tua, kita mungkin tergoda untuk mengurangi konsumsi gula secara drastis demi kesehatan kita dan keturunan kita kelak.

Namun, pembatasan gula yang terlalu ketat juga bisa berakibat buruk, terutama jika tidak diimbangi dengan asupan nutrisi yang cukup:

1. Kurangnya Asupan Kalori

Gula adalah salah satu sumber kalori. Mengurangi gula secara drastis tanpa menggantinya dengan sumber kalori lain mungki dapat menyebabkan defisit kalori.

Perempuan dengan asupan kalori yang tidak mencukupi cenderung memiliki berat badan yang rendah selama kehamilan. Ini dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, seperti bayi dengan berat badan lahir rendah atau prematur, yang dapat memengaruhi kesehatan dan perkembangan anak di masa depan.

Perempuan dengan asupan kalori yang rendah mungkin juga tidak mendapatkan cukup nutrisi penting seperti protein, vitamin, dan mineral. Kekurangan nutrisi ini dapat menghambat perkembangan fisik dan otak anak, serta meningkatkan risiko kekurangan gizi dan masalah kesehatan lainnya.

Kurangnya asupan kalori selama kehamilan dan masa menyusui dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan dan perkembangan anak. Anak-anak tersebut mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan kronis, gangguan pertumbuhan, dan masalah perkembangan fisik dan mental di masa dewasa.

2. Kekurangan Energi

Kita memerlukan energi yang cukup untuk tumbuh dan beraktivitas sehari-hari. Kekurangan gula bisa menyebabkan energi yang tidak mencukupi, membuat kita lemas dan kurang aktif, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik dan mental.

Jika kekurangan energi dan gula menjadi pola makan dan gaya hidup yang terus-menerus dalam keluarga, hal ini dapat menghasilkan siklus kesehatan yang negatif yang berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Anak-anak mungkin "terpaksa" mengikuti kebiasaan yang sama dengan orang tua mereka, meningkatkan risiko masalah kesehatan yang serupa dalam masa tumbuh kembangnya.

Baca Juga: Ungkap Rahasia Tersembunyi Singkong untuk Menjaga Gula Darah Tetap Stabil

3. Keseimbangan Nutrisi Terganggu

Pengurangan gula harus dilakukan dengan bijak, memastikan kebutuhan gizi tetap terpenuhi.

Mengganti gula dengan sumber karbohidrat kompleks dan nutrisi lain sangat penting untuk mendukung pertumbuhan yang sehat.

Ibu yang kekurangan nutrisi selama kehamilan cenderung melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan, seperti infeksi, gangguan pertumbuhan, dan masalah perkembangan.

Anak-anak yang lahir dari ibu dengan gangguan keseimbangan nutrisi mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kekurangan gizi. Kekurangan nutrisi ini dapat memengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak, serta meningkatkan risiko masalah kesehatan kronis di masa dewasa.

Dampak Terhadap Prevalensi Stunting

Kedua ekstrem ini, baik kelebihan gula maupun kekurangan gula, dapat mempengaruhi prevalensi stunting:

Kelebihan Gula

Meskipun tidak secara langsung menyebabkan stunting, kelebihan gula dari minuman berpemanis dapat menyebabkan obesitas dan penyakit metabolik yang mempengaruhi hormon pertumbuhan dan kesehatan tulang, berkontribusi pada masalah pertumbuhan.

Kekurangan Gula

Pembatasan gula yang berlebihan dapat menyebabkan defisit kalori dan energi, yang secara langsung menghambat pertumbuhan dan perkembangan sang calon ibu, meningkatkan risiko stunting.

Calon orang tua muda penting menemukan keseimbangan dalam konsumsi gula untuk anak-anak mereka di masa depan.

Tubuh manusia, terutama wanita dalam usia produktif memerlukan diet yang seimbang, kaya akan nutrisi esensial dan cukup kalori untuk mendukung pertumbuhan yang sehat.

Mengurangi konsumsi gula dari minuman berpemanis adalah langkah yang baik, tetapi harus dilakukan tanpa mengorbankan asupan energi dan nutrisi.

Baca Juga: Gula Darah Tinggi Bukan Jaminan Diabetes, Simak Penjelasannya