- Sayuran hijau (bayam, kale)
- Buah-buahan (apel, anggur, jeruk)
- Kacang-kacangan dan biji-bijian
8. Konsultasi dengan ahli gizi
Setiap orang memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda, terutama penderita asam urat.
Konsultasi dengan ahli gizi dapat membantu merancang pola makan yang sesuai dengan kebutuhan individu dan membantu mengelola asupan garam dengan lebih efektif.
Ahli gizi dapat memberikan saran tentang makanan apa yang harus dihindari dan bagaimana mengganti makanan tinggi garam dengan alternatif yang lebih sehat.
9. Hindari makanan cepat saji
Makanan cepat saji sering kali mengandung garam yang sangat tinggi. Menghindari makanan cepat saji dan memilih makanan yang dimasak sendiri atau makanan dari restoran yang menyajikan makanan rendah garam dapat membantu mengontrol asupan garam.
Pilihan ini juga lebih sehat secara keseluruhan karena makanan cepat saji sering kali tinggi lemak dan kalori.
Mengelola asupan garam adalah langkah penting bagi penderita asam urat untuk mengurangi risiko serangan dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Dengan membatasi asupan garam harian, memeriksa label makanan, menggunakan pengganti garam, memasak sendiri, dan menghindari makanan tinggi purin dan cepat saji, penderita asam urat dapat mengontrol kadar asam urat dalam tubuh.
Selain itu, minum banyak air dan berkonsultasi dengan ahli gizi dapat membantu memastikan bahwa pola makan yang dipilih mendukung kesehatan optimal dan mencegah komplikasi asam urat. (*)
Baca Juga: Cara Mengolah Daging yang Aman untuk Asam Urat, Kuncinya Ada pada 3 Rempah Ini