GridHealth.id - Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker paling umum yang menyerang wanita di seluruh dunia.
Kanker ini terjadi ketika sel-sel di jaringan payudara berkembang tidak terkendali dan membentuk tumor.
Pada kasus tertentu, pengobatan kanker payudara dapat melibatkan kemoterapi, terutama jika kanker telah mencapai tahap yang lebih lanjut atau memiliki karakteristik tertentu yang lebih agresif.
Berikut adalah gejala kanker payudara yang mungkin membutuhkan kemoterapi dan cara pencegahannya.
Gejala Kanker Payudara yang Membutuhkan Kemoterapi
Kemoterapi adalah salah satu bentuk pengobatan kanker payudara yang menggunakan obat-obatan kuat untuk membunuh sel kanker atau memperlambat pertumbuhannya.
Biasanya, kemoterapi diberikan pada pasien dengan kanker payudara yang memiliki karakteristik tertentu atau telah menyebar ke bagian tubuh lain.
Beberapa gejala dan kondisi kanker payudara yang mungkin membutuhkan kemoterapi adalah:
1. Tumor Berukuran Besar
Jika tumor di payudara berukuran besar (lebih dari 2 cm), kemungkinan dokter akan mempertimbangkan kemoterapi sebelum atau setelah operasi untuk mengecilkan ukuran tumor atau mengurangi risiko penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lain.
2. Kanker yang Menyebar ke Kelenjar Getah Bening
Ketika kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di dekat payudara, terutama di daerah ketiak, kemoterapi sering kali menjadi salah satu opsi pengobatan.
Penyebaran ini menunjukkan bahwa kanker memiliki risiko tinggi untuk berkembang lebih lanjut.
3. Kanker Triple Negative
Kanker payudara yang dikenal sebagai triple negative tidak memiliki reseptor estrogen, progesteron, atau protein HER2.
Baca Juga: Perlu Diketahui, Kenali Efek Samping Kemoterapi Selain Rambut Rontok
Karena jenis kanker ini tidak merespons terapi hormonal atau terapi yang menargetkan HER2, kemoterapi sering kali menjadi pilihan utama dalam pengobatannya.
4. Kanker yang Menyebar ke Organ Lain (Metastasis)
Jika kanker payudara telah menyebar ke organ lain, seperti paru-paru, hati, atau tulang, pasien mungkin memerlukan kemoterapi untuk membantu mengendalikan penyebaran kanker dan memperlambat perkembangannya.
5. Kanker yang Tidak Responsif terhadap Pengobatan Lain
Pada beberapa kasus, kanker payudara mungkin tidak memberikan respons positif terhadap terapi hormon atau terapi target lainnya.
Dalam situasi ini, kemoterapi bisa menjadi alternatif untuk mengatasi kanker.
6. Kanker dengan Tingkat Pertumbuhan yang Cepat
Sel kanker yang tumbuh dan berkembang biak dengan cepat mungkin membutuhkan kemoterapi sebagai upaya untuk menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker.
Ini biasanya ditentukan berdasarkan hasil biopsi yang menunjukkan tingkat pembelahan sel kanker (ki-67) yang tinggi.
Pencegahan Kanker Payudara
Walaupun tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker payudara, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini.
Pencegahan kanker payudara dapat dilakukan melalui gaya hidup sehat dan pemeriksaan medis yang rutin.
1. Pemeriksaan Diri Secara Teratur
Melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin dapat membantu mendeteksi perubahan yang mencurigakan lebih awal.
Moms bisa merasakan adanya benjolan, perubahan tekstur, atau perubahan warna kulit di sekitar payudara.
2. Pemeriksaan Mammogram
Wanita yang berusia 40 tahun ke atas disarankan untuk menjalani mammogram secara rutin, sesuai rekomendasi dokter.
Mammogram adalah metode skrining yang dapat mendeteksi kanker payudara pada tahap awal sebelum gejala muncul.
3. Pola Makan Sehat
Pola makan yang kaya akan buah, sayur, dan serat dapat membantu menjaga kesehatan tubuh dan menurunkan risiko kanker payudara.
Hindari konsumsi lemak jenuh dan makanan olahan yang tinggi kalori.
Makanan yang kaya antioksidan, seperti buah beri, brokoli, dan kacang-kacangan, dapat membantu melawan pertumbuhan sel kanker.
4. Olahraga Teratur
Berolahraga secara teratur dapat membantu menjaga berat badan yang sehat dan menurunkan risiko kanker payudara.
Aktivitas fisik dapat membantu menyeimbangkan kadar hormon dalam tubuh dan mengurangi lemak tubuh, yang diketahui dapat meningkatkan risiko kanker.
5. Hindari Konsumsi Alkohol Berlebihan
Konsumsi alkohol yang berlebihan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.
Mengurangi atau membatasi konsumsi alkohol dapat menjadi langkah preventif yang baik untuk menurunkan risiko penyakit ini.
6. Berhenti Merokok
Merokok memiliki dampak buruk pada kesehatan secara keseluruhan dan juga meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara. Berhenti merokok dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit ini.
7. Menjaga Berat Badan Ideal
Wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas, terutama setelah menopause, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
Menjaga berat badan ideal melalui pola makan seimbang dan olahraga dapat membantu mengurangi risiko.
Baca Juga: Jangan Sampai Telat Tahu, Ini Cara Mendeteksi Kanker Payudara Sendiri
8. Menyusui
Penelitian menunjukkan bahwa menyusui dapat membantu menurunkan risiko kanker payudara, terutama jika dilakukan dalam jangka waktu yang lama.
Menyusui dianggap membantu menjaga keseimbangan hormon dalam tubuh dan mengurangi risiko perubahan sel yang dapat menyebabkan kanker.
9. Batasi Terapi Hormonal Pasca-Menopause
Penggunaan terapi hormon pengganti (HRT) untuk mengatasi gejala menopause dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Jika terapi hormon diperlukan, konsultasikan dengan dokter mengenai dosis terendah yang mungkin dan gunakan hanya untuk waktu yang singkat.
Kesimpulan
Kanker payudara merupakan penyakit yang dapat berkembang dengan berbagai gejala dan tingkat keparahan.
Pada beberapa kasus, kemoterapi diperlukan untuk mengendalikan pertumbuhan dan penyebaran kanker.
Gejala kanker payudara yang membutuhkan kemoterapi termasuk tumor besar, penyebaran ke kelenjar getah bening, dan kanker triple negative.
Untuk mencegah kanker payudara, penting untuk menjalani gaya hidup sehat, melakukan pemeriksaan rutin, dan menghindari faktor risiko seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.
Dengan menjaga kesehatan dan kesadaran terhadap perubahan pada tubuh, risiko kanker payudara dapat dikurangi, dan pengobatan yang efektif dapat diberikan jika terdiagnosis pada tahap awal.