GridHEALTH.id – Mengangkat kaki ke tembok adalah salah satu pose sederhana yang sering digunakan dalam yoga untuk relaksasi dan meningkatkan sirkulasi darah.
Meskipun pose ini memiliki berbagai manfaat kesehatan, seperti meredakan stres, mengurangi pembengkakan pada kaki, dan membantu melancarkan aliran darah, ternyata ada beberapa efek samping yang mungkin muncul jika dilakukan dengan tidak tepat atau terlalu lama.
Apa saja efek sampingnya? Yuk, simak!
Efek samping mengangkat kaki ke tembok
Melansir dari berbagai sumber, ini adalah efek samping mengangkat kaki ke tembok dan beberapa tips untuk melakukannya dengan aman.
1. Kesemutan atau mati rasa pada kaki
Salah satu efek samping yang umum terjadi saat mengangkat kaki ke tembok adalah kesemutan atau mati rasa pada kaki.
Ini biasanya terjadi karena aliran darah ke kaki terganggu ketika kaki berada pada posisi yang lebih tinggi dari jantung dalam waktu lama. Meski sensasi ini umumnya bersifat sementara, hal ini bisa membuat Anda merasa tidak nyaman.
Tips: Untuk menghindari kesemutan, jangan lakukan pose ini terlalu lama, batasi waktu sekitar 10-15 menit. Jika Anda mulai merasa tidak nyaman, turunkan kaki dan gerakkan sedikit untuk mengembalikan aliran darah.
2. Tekanan pada punggung bawah
Jika pose ini dilakukan tanpa dukungan yang tepat di bawah pinggul atau punggung bawah, Anda mungkin merasakan tekanan atau ketidaknyamanan di daerah tersebut.
Ini bisa menyebabkan ketegangan pada otot punggung bawah, terutama bagi mereka yang memiliki masalah punggung sebelumnya.
Tips: Gunakan bantal kecil atau selimut yang dilipat di bawah punggung bawah untuk memberikan dukungan tambahan. Ini akan membantu menjaga postur yang lebih nyaman dan mengurangi tekanan pada punggung.
3. Terlalu banyak tekanan pada leher
Meskipun fokus utama dari pose ini adalah mengangkat kaki, leher juga bisa terkena dampaknya jika posisi kepala tidak sejajar dengan baik. Tekanan pada leher bisa menyebabkan rasa kaku atau bahkan cedera jika dilakukan dalam posisi yang salah.
Tips: Pastikan leher dalam posisi yang rileks dan netral. Hindari memutar kepala atau memberikan tekanan ekstra pada leher saat melakukan pose ini.
4. Tidak cocok untuk penderita masalah jantung atau tekanan darah
Meskipun pose ini bisa bermanfaat untuk melancarkan aliran darah, bagi beberapa orang dengan kondisi medis tertentu seperti masalah jantung atau tekanan darah tinggi, pose ini mungkin tidak dianjurkan.
Mengangkat kaki lebih tinggi dari jantung bisa memengaruhi aliran darah dan menyebabkan ketegangan pada sistem peredaran darah.
Tips: Jika Anda memiliki masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung, atau masalah sirkulasi lainnya, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mencoba pose ini.
5. Menyebabkan pusing atau pening
Pada beberapa orang, mengangkat kaki ke tembok dalam waktu yang lama bisa menyebabkan perasaan pusing atau pening ketika mereka kembali ke posisi berdiri.
Ini biasanya disebabkan oleh perubahan aliran darah yang tiba-tiba ketika tubuh kembali ke posisi normal.
Tips: Untuk menghindari pusing, ketika selesai melakukan pose ini, turunkan kaki secara perlahan dan duduk sebentar sebelum berdiri. Ini akan memberikan waktu bagi tubuh untuk menyesuaikan aliran darah kembali ke posisi normal.
Mengangkat kaki ke tembok adalah pose yang sederhana dan bermanfaat untuk relaksasi, sirkulasi darah, dan meredakan pembengkakan.
Namun, jika dilakukan dengan tidak tepat atau terlalu lama, pose ini bisa menyebabkan beberapa efek samping seperti kesemutan, tekanan pada punggung, dan pusing.
Oleh karena itu, penting untuk melakukannya dengan benar, memberikan dukungan yang tepat pada tubuh, serta tidak melakukannya terlalu lama.
Jika Anda memiliki kondisi medis tertentu, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba pose ini. (*)
Baca Juga: Titik Pijat untuk Mengatasi Kram pada Kaki yang Aman dan Tidak Menyakitkan