Tips: Gunakan cerita atau buku anak yang menggambarkan situasi serupa untuk menjelaskan hal ini.
8. Pantau Lingkungan Anak
Langkah: Pastikan lingkungan sekolah atau tempat bermain anak aman dari bullying.
Manfaat: Memberikan rasa nyaman dan mencegah trauma terulang.
Tips: Bekerja sama dengan guru, wali kelas, atau kepala sekolah untuk memastikan tindakan pencegahan bullying dilakukan.
9. Libatkan Profesional Jika Diperlukan
Langkah: Jika trauma anak berlangsung lama atau memengaruhi kehidupan sehari-hari, pertimbangkan untuk menemui psikolog atau konselor anak.
Manfaat: Profesional dapat membantu anak memproses emosi mereka dan memberikan terapi yang sesuai.
Tips: Jelaskan kepada anak bahwa mencari bantuan profesional adalah hal yang normal dan bermanfaat.
10. Jadilah Pendukung Utama Anak
Langkah: Pastikan anak merasa bahwa keluarga adalah tempat aman untuk berbicara dan mencari perlindungan.
Manfaat: Anak akan merasa memiliki dukungan emosional yang kokoh.
Tips: Luangkan waktu berkualitas dengan anak untuk mempererat hubungan.
Kesimpulan
Trauma akibat bullying memerlukan waktu dan pendekatan yang tepat untuk pulih.
Baca Juga: Calon Dokter Spesialis Bunuh Diri di Surabaya, Korban Bullying Senior?
Dengan mendengarkan anak, memberikan dukungan emosional, dan membangun kembali kepercayaan diri mereka, anak dapat bangkit dari pengalaman buruk tersebut.
Jangan ragu mencari bantuan profesional jika diperlukan, karena kesehatan mental anak adalah prioritas.
Ingatlah, peran orang tua dan lingkungan sangat penting dalam membantu anak menjalani proses penyembuhan.