GridHEALTH.id- Kreatinin adalah produk limbah kimia hasil metabolisme otot yang digunakan selama kontraksi. Kreatinin dihasilkan oleh kreatin, yakni sebuah molekul penting dalam otot yang bertugas dalam memproduksi energi.
Sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui urine, kreatin harus disaring terlebih dahulu oleh ginjal. Namun, ginjal tidak selalu dalam kondisi prima untuk melaksanakan tugasnya.
Baca Juga : Agar Tidak Keliru, Kenali Ciri Sakit Pinggang Karena Gangguan Ginjal
Jika ini terjadi, maka lama-lama kadar kreatinin bisa meningkat dan menumpuk dalam darah yang memicu munculnya berbagai masalah dalam tubuh.
Itu sebabnya diperlukan uji kreatinin guna memastikan jumlah kreatinin dalam darah, sekaligus menunjukkan seberapa baik kerja ginjal khususnya laju filtrasi glomerulus (GFR) dalam menyaring zat-zat sisa di tubuh.
Penilaian GFR ini dapat dijadikan indikator dalam mengukur fungsi ginjal secara keseluruhan.
Pemantauan kadar kreatinin melalui tes, apakah dengan menggunakan sampel darah atau urine, juga berguna sebagai tolak ukur yang penting untuk mendiagnosis adanya penyakit ginjal kronis ataupun gangguan lainnya pada ginjal.
Sebab tidak semua orang menunjukkan tanda dan gejala penyakit ginjal.
Baca Juga : Hasil Studi, Bakar Lemak Sambil Tidur Ternyata Bisa, Begini Caranya
Pengukuran tes kreatinin bisa dikatakan sebagai cerminan dari proses metabolisme tubuh secara umum. Oleh karena massa otot tubuh cenderung sama setiap harinya, maka kadar kreatinin juga relatif sama dan tidak berubah.
Dilansir dari laman medicin.net, kisaran kadar kreatinin normal bagi pria dewasa adalah sekitar 0,6-1,2 miligram/desiliter (mg/dL), sementara 0,5-1,1 mg/dL untuk wanita dewasa.
Setiap orang memiliki kadar kreatinin yang berbeda-beda, tergantung dari usia dan massa ototnya. Jumlah kreatinin pada pria umumnya lebih tinggi daripada wanita.
Baca Juga : Baim Wong Yakin Paula Verhoeven Sudah Hamil, Ini Tanda-tanda Kehamilan di Bulan Pertama!
Jika hasil uji kreatinin tergolong tinggi, tidak selalu berarti bahwa fungsi ginjal sedang terganggu. Sebabnya, ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan jumlah kreatinin dalam tubuh untuk sementara waktu.
Misalnya saat kita mengalami dehidrasi, volume darah sedang rendah, terlalu banyak makan protein daging, dan sedang rutin minum jenis obat tertentu.
Namun, jika kadar kreatinin yang tinggi berlangsung dalam waktu lama hingga mencapai 5 mg/dL atau lebih, itu artinya ada yang tidak beres dengan organ ginjal.
Agar hasil lebih meyakinkan, dokter mungkin akan menganjurkan pemeriksaan kreatinin lanjutan.
Mungkin sebagian besar kita masih bertanya, apa saja yang menyebabkan kadar kreatinin tinggi?
Baca Juga : Ada Aturan BPJS Terbaru, Siap-siap Pasien Tak Gratis 100% Lagi
Meningkatnya kadar kreatinin dalam darah yang parah dipicu oleh munculnya masalah pada ginjal. Penyakit ginjal kronis akan membuat ginjal kesulitan untuk menyaring kreatinin.
Selain itu, pembengkakan ginjal atau disebut hidronefrosis yang menyebabkan ginjal gagal mengalirkan urine menuju kandung kemih, juga bisa membuat kadar kreatinin tinggi.
Pembengkakan ginjal biasanya terjadi akibat saluran kemih tersumbat seperti karena prostat yang membesar atau adanya batu ginjal. Akhirnya, fungsi ginjal terganggu dan membuat urine mengalir kembali ke ginjal.
Baca Juga : Sedang Tren Meski Kontroversial, Darah Donor Untuk Suntik Awet Muda
Dehidrasi berat juga bisa menjadi salah satu faktor risiko penyebab masalah ginjal, yang akan memengaruhi kadar kreatinin tubuh.
Di samping itu, olahraga yang terlalu keras dalam waktu lama akan memicu produksi energi berlebih dalam otot. Secara tidak langsung, kemudian akan meningkatkan massa otot dan jumlah kreatinin. Kadar kreatinin baru akan kembali normal dalam waktu beberapa jam usai berolahraga.
Perlu diingat, fungsi ginjal yang rusak bukanlah masalah sepele. Penting untuk senantiasa melakukan pengendalikan pada hal-hal yang bisa semakin merusak ginjal.
Perawatan yang tepat setidaknya mampu mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut. Salah satunya menjaga kadar kreatinin tetap pada level normal.
Baca Juga : Catat, Ini 7 Hal Tidak Boleh Dilakukan Pada Bayi Baru Lahir!
Mengingat begitu pentingnya menjaga kadar kreatinin tetap normal, kita diharuskan untuk melakukan pengobatan sebagai cara menurunkan kreatinin yang tinggi.
Selain menggunakan perawatan medis, berbagai pengobatan alami sehari-hari juga bisa bantu mempercepat turunnya kadar kreatinin tinggi.
Dalam jurnal European Journal of Clinical Nutrition, seperti dilansir dari Medical News Today, berikut cara menurunkan kadar kreatinin tinggi secara alami:
Baca Juga : Ini Dia, 6 Cara Atasi Nyeri Lutut Dengan Mudah dan Murah
1. Hindari konsumsi suplemen kreatin
Kreatinin adalah senyawa alami tubuh yang dihasilkan oleh kreatin, sebagai penyuplai energi bagi otot. Selain diproduksi langsung oleh tubuh, kreatin juga bisa ditemukan dalam bentuk suplemen yang dijual bebas.
Sama halnya seperti kreatin alami yang ada di otot, kreatin dari suplemen juga bisa menghasilkan kreatinin. Itu sebabnya tidak dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen kreatin bila memiliki kadar kreatinin tinggi.
2. Kurangi asupan protein
Makan makanan sumber protein terlalu banyak sering dikaitkan dengan lonjakan pesat kadar kreatinin, misalnya daging merah maupun produksi susu.
Sebabnya, daging merah mengandung jaringan otot hewan yang memang secara alami mengandung kreatin.
Baca Juga : Simak 5 Khasiat Minyak Calendula Untuk Mengatasi Masalah Kulit
Ketika dimasak, panas dari api akan mengubah kreatin dalam daging menjadi kreatinin sehingga akan meningkatkan jumlahnya dalam tubuh saat dimakan.
3. Makan banyak serat
Selain membantu melancarkan sistem pencernaan, makan makanan berserat juga bermanfaat sebagai cara menurunkan kreatinin tinggi.
Sumber serat bisa membantu mempercepat proses pemulihan pasien penyakit ginjal kronis dengan cara menurunkan kreatinin tinggi dalam tubuh.
Kita bisa memperbanyak asupan serat dari buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, maupun gandung utuh.
Baca Juga : Strategi Efektif Mendisiplinkan Batita, Ini Cara Mudah Menerapkan
4. Hindari olahraga berat
Aktivitas otot yang terlalu berat akan meningkatkan produksi kreatinin. Semakin banyak dan lama otot bekerja, maka semakin tinggi pula kreatinin yang ada dalam darah.
Namun bagi yang memiliki kadar kreatinin tinggi, bukan berarti tidak boleh berolahraga tapi ada baiknya untuk sementara waktu menghindari melakukan olahraga ataupun kegiatan harian lainnya yang terlalu berat, setidaknya sampai kreatinin kembali ke kadar normalnya.
Baca Juga : Begini Cara Menghilangkan Fibroma dan Kutil di Kulit Tanpa Operasi
5. Perhatikan kebutuhan cairan
Jangan sepelekan mengenai aturan jumlah cairan yang harus diminum setiap harinya, apalagi jika sampai mengalami dehidrasi berat.
Sebab asupan cairan yang kurang bisa menghambat kerja ginjal. Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk menentukan seberapa banyak cairan yang harus diminum beserta waktu konsumsi terbaiknya. (*)
Source | : | medicine.net,The Daily Sabah,Majalah Prevention Indonesia,Medical News Today,Kompas Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar