GridHEALTH.id - Kasus asusila terhadap siswi kelas 6 SD kembali terjadi di Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Siswi kelas 6 SD ini melahirkan bayi 2,6 kg yang berjenis kelamin laki-laki.
Baca Juga : Anak 14 Tahun di Malaysia Hamili Kakak Kandung, Melahirkan di Toilet
Dilansir dari laman Tribun Pontianak, AT (inisial korban, red) mengaku kalau dia dan saudara kembarnya dicabuli pamannya sendiri, SD (23).
Namun saudara kembar AT tidak hamil, sedangkan AT sendiri mengaku tidak mengetahui kalau dia hamil.
Korban mengalami ketakutan karena semakin hari perutnya semakin besar, dan takut jika dirinya mengidap penyakit tertentu.
Baca Juga : Salah Kenakan Lip Balm, Pelajar Ini Nyaris Tewas Karena Minyak Almond
Saat ini, kejadian tersebut ditangani Devi Tiomana, direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara Kalbar.
Devi menyatakan bahwa seorang guru melaporkan kejadian ini karena curiga kalau muridnya (korban) mengalami perubahan di bagian perutnya.
Awalnya korban dibawa ke puskesmas terdekat oleh gurunya, dan ternyata benar bahwa ada janin di dalam perutnya.
Saat ini, korban tengah melahirkan di salah satu rumah sait di Pontianak.
Baca Juga : Akibat Maraknya Prostitusi Online, Ini Dampak Pada Reproduksi Remaja
Karena usianya yang terlalu dini dan organ reproduksinya belum matang, korban meraung kesakitan saat melahirnya bayi 2,6 kg tersebut.
Kehamilan di usia remaja memang sangat berisiko bagi kesehatan anak tersebut bahkan bayinya.
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP) menyatakan bahwa wanita yang hamil di usia remaja memiliki risiko dua kali depresi postpartum lebih besar dibanding wanita di usia dewasa atau di atas 25 tahun.
Baca Juga : Sedang Hamil, Meghan Markle Sering Pegangi Perut, Mengapa Wanita Hamil Senang Melakukannya?
Depresi postpartum merupakan depresi psikis yang terjadi setelah bayinya lahir dan dapat terjadi kapan saja di tahun pertama setelah kelahiran.
Kehamilan di usia remaja dapat memicu stres dengan level yang sangat tinggi serta berisiko dapat mengalami gangguan mental pada remaja tersebut.
Selain itu, melihat kasus yang terjadi di atas, AT melahirkan bayi 2,6 kg hal ini terjadi karena kehamilan di usia remaja dapat mengakibatkan berat bayi lahir rendah (BBLR).
Dilansir dari laman WebMD, akibat belum matangnya organ reproduksi remaja dapat menimbulkan beberapa gangguan pada bayi seperti gangguan pada sistem pernapasan, pencernaan, penglihatan, dan masalah lainnya.
Baca Juga : Indonesia Urutan 5 Jumlah Bayi Prematur Terbanyak di Dunia, Risiko ROP
Ketakutan sosial juga muncul dari diri remaja seperti merasa terisolasi, sendirian, dan merasa takut dengan kehamilannya.
Pada kasus ini, AT memang tinggal dengan keluarga besarnya dalam satu atap, termasuk pamannya pun tinggal bersama.
Namun ayah korban tidak tahu keberadaannya, sedangkan ibu korban tidak mengetahui kondisi yang terjadi pada kedua putrinya yang telah dicabuli oleh adik iparnya tersebut.
Remaja yang kurang dukungan dari keluarga atau orang dewasa lainnya saat kehamilannya tersebut cenderung tidak memerhatikan kondisi kesehatannya, seperti tidak makan dengan baik, berolahraga, atau banyak beristirahat.
Baca Juga : 6 Hal Penyebab Mengapa Harus Makan Terlebih Dahulu Sebelum Minum Obat
Kejadian pada siswi kelas 6 SD ini menjadi sorotan banyak orang tua untuk lebih berhati-hati menjaga buah hatinya.
Source | : | WebMD,Tribun Pontianak,aap.org |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar