Akibatnya, biomekanik otot-otot dan struktur belakang terpengaruh. Semakin lama mengenakan sepatu hak tinggi, kian lama pula pinggang "dipaksa" meluruskan tubuh.
“Ketika otot-otot di seputar pinggang kelelahan, saat itu pulalah rasa sakit muncul,” tegas Peni.
Baca Juga : Generasi Milenial Hobi Makan Enak Sehatkah?, Risiko Hipertensi Dini
Adapun sakit pinggang masa-masa pramenopause terjadi karena gejolak atau ketidakseimbangan produksi hormon.
Selanjutnya, karena faktor usia (50 tahun ke atas), sakit pinggang terjadi karena penurunan kualitas tulang belakang, atau malah terjadi osteoporosis (pengeroposan tulang).
Selain itu, perut para wanita usia manula umumnya membuncit karena otot yang mengecil.
Akibatnya, postur tubuh cenderung ke belakang dan otot belakang menjadi kaku.
“Pertambahan usia juga dapat menyebabkan sendi-sendi tulang belakang menipis, menegang, mengeras, kelenturannya berkurang akibat minimnya ‘pelumas’, dan otot di daerah itu melemah,” tutur Peni.
Baca Juga : Minum 2 Gelas Air Putih Sebelum Makan, Bisa Turunkan Berat Badan
Oh iya, lanjut Peni, pertumbuhan tulang yang tidak normal juga bisa menyebabkan sakit pinggang.
Karena kelainan itu menyebabkan tulang punggung miring, bahu kiri dan kanan tampak tidak seimbang.
Untuk kelainan itu, penanganannya tergantung pada besar kecilnya sudut kemiringan.
Jika sakit pinggang cukup parah, dokter akan menganjurkan pemasangan brace (semacam korset) serta melakukan latihan khusus selama beberapa waktu untuk mencegah kambuh.
Baca Juga : Hamil Kosong, Terlihat Seperti Orang Hamil Tapi Tidak Ada Janinnya
Brace berguna untuk mengurangi kekakuan otot serta beban tulang punggung. Namun, jika kadar kemiringan cukup besar, akan disarankan operasi.
Karena hanya dengan cara itu sakit pinggang bisa teratasi. (*)
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar