Pada beberapa kasus kehamilan dengan preeklamsia/eklamsia, bisa terjadi penumpukan cairan di bawah lapisan saraf mata secara menyeluruh (exudative retinal detachment), sehingga menyebabkan ketajaman penglihatan sangat turun.
Umumnya, setelah kehamilan selesai dan eklamsia teratasi, dengan sendirinya cairan akan hilang dan lapisan saraf kembali normal.
Tetapi tak menutup kemungkinan pula kalau ketajaman penglihatan tidak kembali seperti semula, bahkan ada beberapa kasus sudah keburu mengalami kebutaan.
Untuk mengatasinya, biasanya tak ada penanganan khusus di bagian mata, misalnya dengan memberikan obat atau terapi. Yang diatasi adalah masalah eklamsianya.
Ini merupakan jalan terbaik, selain untuk kesehatan mata juga untuk kesehatan secara umum mengingat eklamsia berbahaya bagi ibu maupun janin.
Jika eklamsia tak ditangani dengan baik, bukan saja mengakibatkan gangguan pada mata, melainkan juga jantung, metabolisme tubuh, sistem hormonal, bahkan kelainan pada pertumbuhan janin.
Baca Juga : Romi Septiawan Akui Sedang di Puncak Amarah Ketika Bunuh Istri Pakai Parang, Ini Kiat Menghadapi Kemarahan
Dabetes Melitus
Pada wanita dengan diabetes melitus (kencing manis), tekanan darah tinggi, melanoma uvea (tumor mata), penyakit imunologi, dan lainnya, kehamilan akan memperburuk keadaan matanya.
Bisa saja penglihatan yang sudah kabur menjadi lebih kabur, bahkan hilang sama sekali. Tentu hal ini harus dihindari karena ditakutkan kelainan mata akan semakin parah, bahkan menetap.
Hal terbaik yang harus dilakukan adalah berkonsultasi dahulu sebelum hamil. Misal, jika ibu menderita diabetes melitus yang sudah mengganggu penglihatan, maka datanglah ke dokter terkait sebelum hamil, bisa dokter penyakit dalam untuk mengatasi diabetesnya, dokter mata untuk mengatasi masalah mata, juga dokter kandungan mengenai rencana kehamilannya.
Baca Juga : Hamil di Luar Kandungan, Bukan Disebabkan Hamil Di luar Nikah
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar