Nah, dalam kondisi-kondisi seperti itulah parasentesis digunakan untuk memperoleh contoh cairan yang diperlukan untuk pemeriksaan. Atau sekadar membuang cairan yang berlebihan. Yang pasti, pemeriksaan fisik (biasanya disertai dengan pemeriksaan USG) dilakukan sebelum parasentesis untuk memperkuat dugaan bahwa rongga perut mengandung cairan yang berlebihan.
Selanjutnya daerah kulit (biasanya tepat di bawah pusar) dibersihkan dengan larutan antiseptik dan pasien dibius lokal.
Melalui kulit dan otot dinding perut, dimasukkanlah jarum yang dihubungkan dengan tabung suntik ke dalam rongga perut dimana cairan terkumpul.
Baca Juga : Alami Depresi, Justin Bieber Rajin Olahraga Setelah Menikahi Hailey Baldwin
Baca Juga : Kebakaran Hutan di Riau, Dampaknya Mulai Gangguan Pernapasan Hingga Cacat Janin
Merupakan pemeriksaan medis menggunakan sinar X. Penggunaan sinar akan menghasilkan foto negatif yang memperlihatkan bagian dalam organ tubuh yang tidak terlihat secara kasat mata.
Di antaranya untuk mengevaluasi kondisi tulang, apakah patah atau tidak.
Namun perlu diwaspadai mengingat radiasi rontgen bisa membahayakan jika terlalu sering.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa seseorang sepanjang hidupnya tidak boleh lebih dari 500x menjalani pemeriksaan yang satu ini.
Ada juga anggapan dalam setahun maksimal 3x melakukan rontgen.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar