Uji Widal
Uji Widal merupakan metode serologi baku yang rutin digunakan sejak 1896. Uji Widal dipakai untuk memeriksa reaksi antara antibodi aglutinin dalam serum penderita yang telah mengalami pengenceran berbeda-beda terhadap antigen somatik (O) dan flagela (H) yang ditambahkan dalam jumlah yang sama hingga terjadi aglutinasi.
Teknik aglutinasi/penggumpalan ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji hapusan (slide test) atau uji tabung (tube test).
Uji hapusan dapat dilakukan secara cepat dan digunakan dalam prosedur penapisan. Sedangkan uji tabung membutuhkan teknik yang lebih rumit tetapi dapat digunakan untuk konfirmasi hasil dari uji hapusan.
Sayangnya pemeriksaan ini sering menimbulkan kerancuan hingga berpeluang mengakibatkan kesalahan diagnosis.
Baca Juga : 4 Pemain Cedera dalam Manchester United VS Liverpool, Ternyata Cedera Ini Kerap 'Hantui' Pemain Bola!
Dalam penelitian didapatkan infeksi virus yang sering menjadi penyebab demam pada anak dan orang dewasa ternyata juga dibarengi dengan peningkatan hasil widal yang tinggi pada minggu pertama.
Dengan kata lain, interpretasi uji Widal harus memerhatikan beberapa faktor, antara lain stadium penyakit, faktor penderita seperti status imunitas dan status gizi yang dapat memengaruhi pembentukan antibodi, gambaran imunologis masyarakat setempat (apakah termasuk daerah endemis atau nonendemis), faktor antigen dan sebagainya.
Kelemahannya, sulitnya melakukan interpretasi hasil, membatasi penggunaannya dalam penatalaksanaan terhadap penderita demam tifoid.
Meski hasil uji Widal yang positif akan memperkuat dugaan pada tersangka penderita demam tifoid (penanda infeksi).
Baca Juga : 5 Bahan Alami Ini Terbukti Ampuh Hilangkan Selulit Setelah Melahirkan
Itulah mengapa, meski telah digunakan secara luas di seluruh dunia, manfaatnya masih diperdebatkan dan sulit dijadikan pegangan karena belum ada kesepakatan akan nilai standar aglutinasi (cut-off point).
Pada uji Widal seharusnya ditentukan pula titer dasar (baseline titer). Pada anak sehat di daerah endemis, seperti Indonesia, akan didapat peningkatan titer antibodi O dan H. (*)
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar