GridHEALTH.id – Gerak janin harus dipantau setiap hari di waktu tertentu oleh ibu.
Jadi gerak janin yang dirasakan tak hanya sekedar membuat ibu dan calon ayah surprise tapi juga bisa memantau kondisi si janin sejak dini.
Untuk diketahui, umumnya gerakan janin baru dirasakan ibu pada kehamilan trimester kedua dan ketiga.
Baca Juga : Kebakaran Hutan di Riau, Dampaknya Mulai Gangguan Pernapasan Hingga Cacat Janin
Sebenarnya di usia kandungan 14-16 minggu gerakan janin sudah bisa terdeteksi.
Namun pada kehamilan pertama sering kali tak dirasakan karena ibu masih belum memahami dan tidak punya pengalaman sebe-lumnya sehingga baru bisa merasakan di usia kehamilan 18 minggu.
Apalagi jika bobot tubuh ibu berlebihan, mungkin saja baru merasakan gerakan janin di usia 20-22 minggu karena lemak menyamarkan gerakannya.
Berbeda pada kehamilan kedua, menurut Dr. Taufik Jamaan, Sp.OG., dari RS Bunda, Menteng, Jakarta Pusat, umumnya ibu yang bertubuh biasa-biasa saja sudah bisa merasakan gerakan janin di usia kandungan 16 minggu.
Baca Juga : Alasan Romi Septiawan Ambil Janin Buah Hatinya dari Rahim Erni Susanti Setelah Bunuh Sang Istri Pakai Parang
Kemudian akan semakin terasa dan sering di usia lebih tua, dan selanjutnya secara perlahan akan menurun intensitasnya di usia kehamilan 8 bulan.
“Nah, bila hingga usia kandungan 20 minggu belum juga terasa gerakan janin, sebaiknya ibu periksakan ke dokter kandungan. Mungkin ada yang tak beres dengan pertumbuhan si jabang bayi,” papar Taufik.
Baca Juga : Sakit Gigi Saat Hamil Bisa Sebabkan Bayi Lahir Prematur dan Cacat
Pantau Gerak Janin 10 Kali dalam 24 Jam
Pada setiap usia kehamilan, gerakan janin berbeda-beda. Di usia 14-16 minggu akan muncul gerakan quickening.
Gerakan janin yang masih muda ini didukung oleh kondisi air ketuban yang masih banyak.
“Biasanya sensasi yang muncul, ibu merasa seperti "digelitik" atau merasakan ada benda lembut menggelinding di dalam Rahim,” ungkap Taufik.
Di trimester pertama dan kedua, atau setidaknya hingga usia kehamilan 28 minggu, gerakan janin belum begitu bermakna.
Baca Juga : Hamil Kosong, Terlihat Seperti Orang Hamil Tapi Tidak Ada Janinnya
Terkadang ibu merasakan dan bisa juga tidak. Bahkan sering kali butuh bantuan USG dan kardiotokografi untuk memantaunya.
Nah, jelas Taufik, di trimester ketiga gerakan janin sudah pasti terasa karena lebih njelimet, kuat, dan intensitasnya pun lebih sering atau tendangannya lebih terasa.
Para dokter spesialis obgin (obstetri dan ginekologi) di RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, melakukan penelitian terhadap gerakan janin di trimester ketiga.
Disimpulkan, minimal ibu akan merasakan 10 kali gerakan janin sepanjang 24 jam di luar tidur. Gerakan-gerakannya seperti menendang, meliuk, memutar, memukul, dan lainnya.
Namun jangan sampai salah menghitung. Menurut Taufik, dalam satu waktu jika janin melakukan gerakan hingga berulang-ulang dan terus menerus, dihitungnya satu kali gerakan bukan 2,3, dan seterusnya.
Baca Juga : Dikira Tumor, Dokter Kaget Saat Tahu Bayi 3 Bulan Ini 'Mengandung' Janin Kembarannya Sendiri!
Misal, jam 07.00 muncul rentetan gerakan menendang sebanyak 10 kali, gerakan itu dihitung satu kali.
Nah, jika jam 08.00 muncul gerakan memutar, gerakan ini baru dibilang gerakan kedua.
Jika gerakannya kurang dari 10, apalagi kurang dari 6 kali, dalam 24 jam di luar tidur, kita perlu mencurigainya.
Meskipun tak selalu menunjukkan hal yang abnormal, namun bisa saja hal ini menunjukkan keadaan yang tidak baik pada janin.
“Segera periksakan ke dokter kandungan untuk memastikannya. Jika memang dalam keadaan tidak baik, dokter akan segera melakukan pertolongan, dengan memberikan obat, misalnya,” wanti Taufik.
Namun jika yang lebih parah terjadi, seperti gawat janin umpamanya, janin harus segera dikeluarkan.
Itulah mengapa, gerakan janin perlu dipantau. Ibu dapat melakukannya sendiri di mana saja: di rumah, di kantor, saat sedang bepergian atau di perjalanan, dan lainnya.
Yang jelas, gerakan janin bisa muncul di mana pun ibu sedang beraktivitas. Mungkin saja saat ibu sedang duduk, berdiri, berjalan, bekerja, dan lainnya. Tinggal ibu yang perlu mencermatinya.
Baca Juga : Mencegah Diare Jauh Lebih Mudah Daripada Menanganinya, Yuk Biasakan
Saat muncul gerakan, sebaiknya ibu menikmatinya; hentikan semua kegiatan, tenangkan pikiran, dan bersikaplah relaks.
Fokuslah pada kandungan dan ajaklah si kecil ngobrol. Topiknya bisa apa saja, tentang harapan ibu agar ia kelak menjadi anak yang sehat, cerdas, sayang sama keluarga, dan lainnya.
Setidaknya, obrolan ini bisa menstimulasi indra pendengarannya, bahkan juga kedekatan perasaan antara ibu dengan janin.
Ibu juga dianjurkan untuk menghitung gerakan janin yang muncul. Buatlah kolom yang berisi hari, jam, dan jumlah gerakan.
Di trimester kedua, hitung gerakan janin di pagi hari (antara pukul 7-10) selesai sarapan dan sedang istirahat.
Baca Juga : Besan Jenguk Ani Yudhoyono di Rumah Sakit Tapi Hanya Bisa Berjumpa dari Balik Kaca, Ternyata Ini Alasannya
Kenapa sehabis makan? Karena sehabis makan, kebutuhan glukosa ibu terpenuhi sehingga otak jadi aktif. Akibatnya janin pun akan aktif.
Lakukan pantauan setiap 5-6 jam atau 3 kali sehari: pagi, siang-sore, dan malam. Atau, setiap setelah sarapan dan makan malam.
Caranya bisa dengan menempelkan tangan di atas perut lalu rasakan gerakan janin dan menghitungnya. Supaya lebih terasa, ibu harus dalam kondisi relaks.
Bila perlu berbaringlah agak miring ke kiri supaya rahim tak menekan aorta dan pembuluh darah yang berada di bawah rahim.
Selanjutnya di trimester ketiga, ibu perlu lebih cermat memantaunya. Manfaatkan tabel penghitungan supaya kita tahu persis apakah gerakan janin sudah mencapai 10 kali atau tidak.
Tulislah di tabel setiap kali ada gerakan, menendang, meninju, atau sekadar berkelit.
Baca Juga : Anaknya Kena Penyakit Langka CMD, Artis Joanna Alexandra Kebingungan Mencari Sepatu Khusus
Contoh, Senin, pukul 07.00, muncul gerakan menendang 1 kali. Lalu pukul 09.00, gerakan memutar sebanyak 2 kali. Dan seterusnya sehingga kita bisa melihat apakah gerakannya mencapai 10 kali atau tidak.
Jika kurang dari 10 kali gerakan sebaiknya konsultasikan ke dokter kandungan yang akan melakukan rekaman gerakan janin dengan menggunakan kardiotokografi untuk melihat kondisi janin. (*)
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar