GridHEALTH.id – Ibu hamil sakit jantung bisa kok hamil sehat dan nyaman. Asal tidak lalai melakukan beberapa hal penting.
Setelah hamil, kondisi ibu dengan penyakit jantung harus terus-menerus dipantau supaya tidak membahayakan keselamatan ibu dan janin.
Lakukan pemeriksaan kehamilan lebih intensif, baik ke dokter kandungan maupun ke dokter ahli jantung.
Baca Juga : Aura Kasih Hamil Suami Rajin Memasak, Ini Makanan Sehat Ibu Hamil
“Jika ibu dengan kondisi normal berkonsultasi sebulan sekali pada awal kehamilan, maka ibu dengan penyakit jantung harus lebih sering, minimal 2 minggu sekali. Dengan begitu kondisi jantung ibu dapat terus terpantau,” papar papar dr. Oni Khonsa, Sp.OG., dari SMF Kebidanan dan Kandungan RS Persahabatan Jakarta Timur.
Baca Juga : Hamil di Luar Kandungan, Bukan Disebabkan Hamil Di luar Nikah
Selain itu, lanjut Oni menjelaskan lebih rinci, ibu pun harus mentaati hal berikut ini;
Jaga dan Atur Aktivitas
Sebenarnya, ibu hamil dengan gangguan jantung masih bisa beraktivitas normal, seperti bekerja di kantor atau mengerjakan tugas rumah terutama bagi ibu dari kelas fungsional 1.
Hanya, ibu perlu menakar kemampuan beban jantung, jangan sampai berlebihan. Sebaiknya ibu tidak memaksakan diri untuk terus-menerus bekerja tetapi selingi dengan istirahat 1-2 jam di siang hari. Tidur malam pun jangan terlalu larut.
Baca Juga : Memantau Gerak Janin, Jika Tak Bergerak Trik Mudah Ini Harus Dilakukan
Baca Juga : Resmi Menikah dengan Reino Barack, Syahrini Perlu Persiapkan Ini Jika Hamil di Usia Lebih dari 35 Tahun
Konsultasi dan Minum Obat Teratur
Sering kali, pengidap gangguan jantung tak boleh lepas dari obat. Minumlah obat secara teratur sesuai anjuran dokter. Juga, berkonsultasilah secara teratur untuk memantau kondisi jantung ibu.
Kontrol Berat Badan
Saat usia kehamilan semakin tua, umumnya nafsu makan meningkat pesat. Ibu berpenyakit jantung sebaiknya tidak terus-menerus mengikuti nafsu makan tetapi harus mengontrolnya dengan kuat supaya berat badan tak bertambah melebihi yang dianjurkan.
Anjuran penambahan BB adalah 7-18 kg dari BB normal atau 20 kg bila tubuh terlalu kurus. Jika BB tak dikontrol, dikhawatirkan terjadi penimbunan lemak dan kelebihan BB. Hal ini akan memicu terjadinya kelebihan cairan di tubuh sehingga memperberat kerja jantung.
Senam Jantung
Disarankan untuk menjaga kondisi jantung lewat senam jantung. Lakukan gerakan-gerakan secara betul dengan mengikuti klub jantung sehat. Tentu ibu harus berkonsultasi dahulu dengan dokter sebelum melakukannya.
Baca Juga : 5 Jenis Makanan 'Super Food' Agar Si Kecil Tidak Mudah Sakit
Dirawat di Rumah Sakit
Jika gangguan jantung semakin parah, meningkat, sebaiknya ibu dirawat di rumah sakit agar kondisi jantung ibu bisa terus-menerus dipantau dan jika muncul kondisi darurat bisa segera ditangani.
Dalam perawatan pun akan dilakukan evaluasi apakah ibu boleh meneruskan kehamilannya atau tidak.
Pada intinya, dokter akan memprioritaskan keselamatan ibu dibandingkan janin. Perawatan di rumah sakit juga perlu dilakukan pada usia kehamilan 37 minggu.
Hal itu semua harus ditaati oleh ibu hamil dengan penyakit jantung, tanpa kecuali.
Kenapa? Karena salah sedikit bisa berakibat fatal, jiwa ibu akan terancam jika terjadi gagal jantung atau infeksi bakterial endokarditis (pada mereka dengan kelainan katup jantung).
Terhadap janin sendiri, kehamilan dengan kelainan jantung dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran, gangguan pertumbuhan janin karena oksigenisasi atau kadar oksigen di dalam darah berkurang, persalinan prematur hingga, janin yang lahir meninggal.
Dampak pada janin ini lebih sering timbul pada ibu dengan kelainan jantung sianosis (biru).
Disamping itu, penilaian kondisi jantung janin menjadi faktor yang juga harus mendapat perhatian.
Setiap ibu hamil dengan kelainan jantung (bawaan) harus ditawarkan untuk dilakukan USG skrining terhadap janin guna mendeteksi ada tidaknya kelainan jantung pada janin.
Terdapat risiko 2-16% risiko defek jantung bawaan pada janin. Secara umum, terdapat dua indikator kemungkinan dampak pada janin, yaitu kelas fungsional ibu dan derajat sianosis (kebiruan) pada ibu.
Baca Juga : Asam Urat Tak Diobati Bisa Sebabkan Komplikasi Penyakit Gagal Ginjal
“Hal lain yang juga penting, ibu dianjurkan melahirkan di rumah sakit yang memiliki peralatan lengkap ditambah dengan dokter ahli kandungan dan kebidanan serta spesialis lain seperti jantung, anak dan anestesi,” papar Oni.
Ini penting karena kehamilan dengan kelainan jantung memerlukan penanganan multidisiplin dengan fasilitas pemantauan yang lengkap. Hingga, bila saat persalinan terjadi kegawatan, bisa langsung ditangani. (*)
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar