Si sakit harus banyak istirahat, dan tak boleh banyak bicara.Olahraga sebaiknya dihentikan dulu.
Obat diperlukan sejauh untuk mengurangi pilek, batuk, panas, serta gejala lain yang berupa nyeri otot.
Baca Juga : Alami Keguguran Berulang Saat Hamil, Ternyata Protein Ini Penyebabnya
Obat flu perlu mengandung campuran obat demam (parasetamol, ibuprofen), komponen pilek (efedrin, pseudo-efedrin, atau fenilpropanolamin) untuk mengeringkan hidung, dan komponen obat batuk (dekstrometorfan atau noskapin).
Kalau menurut Journal of Health and Social Behavior, sejatinya flu bisa dicegah dengan vaksinasi. Namun, tidak selamanya vaksinasi mampu menghadang virus flu.
Ini karena virus flu selalu bermutasi, membentuk versi baru yang lain dari generasi sebelumnya.
Vaksinasi pada dasarnya hanya membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan dibutuhkan untuk mereka yang berusia di atas 65 tahun, penderita asma, jantung atau penyakit ginjal, juga yang menderita flu sangat berat.
Vaksinasi juga sering dibutuhkan bila kita sedang berada di tempat lain, yang iklimnya berbeda sama sekali dengan wilayah tempat tinggal kita. Misalnya, mereka yang naik haji butuh sekali suntikan vaksin flu.
Prof. Iwan menegaskan, obat flu atau pilek tidak perlu diobati dengan antibiotik. Virus flu tidak mempan antibiotik.
Bila ada komplikasi infeksi dengan kuman saja, antibiotik dibutuhkan. Ini pun jarang sekali terjadi. Hanya 5% dari semua kasus flu yang pernah ada.
Baca Juga : Piring Kotor Tak Boleh Menumpuk di Bak Cuci, Ini Kandungan Sejumlah Bakterinya
Kalau kita terbiasa minum antibiotik, bahayanya kuman di tubuh menjadi kebal terhadap antibiotik. Akibatnya, dosis yang nanti kita gunakan akan semakin besar.
Source | : | Kompas.com,Journal of Health and Social Behavior |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar