Salah satunya menurut Jean Piaget, psikologis ternama asal Swiss. Piaget berpendapat bahwa tawa bayi merupakan cara bayi untuk mendapatkan wawasan mengenai dunia sekelilingnya.
Baca Juga : Luna Maya Mengaku Sudah Move On, Syukurlah Karena Patah Hati Bisa Bikin Mati
Caspar Addyman, seorang peneliti dari University of London mencari tahu hal ini lebih dalam melalui survei besar-besaran.
Lebih dari 1000 orangtua dari seluruh dunia mengikuti survei ini dengan menjawab kapan, di mana, dan mengapa bayi mereka tertawa.
Hasilnya menunjukkan bahwa bayi tertawa bukan karena hal yang lucu. Padahal kita sudah berusaha keras untuk memancingnya untuk tertawa.
Sebagian besar bayi menurut penelitian akan menunjukkan tawanya dibanding ekspresi kaget atau sedih ketika ia melakukan sesuatu yang tidak seharusnya.
Seperti menjatuhkan mainan, terjatuh saat bermain atau berjalan. Setelah diteliti lebih dalam, ternyata ada hal lainnya yang bisa memancing tawa bayi, seperti:
- Ketika ia mendengar suara lengkingan, bunyi bibir kita ketika mencium mereka, tepuk tangan, suara berisik yang berulang, seperti siulan, suara bell, lonceng, atau kerincingan mainan bayi.
- Bunyi ini dianggap lebih menarik bagi bayi dibanding suara normal seseorang ketika ia berbicara.
Baca Juga : Hati-hati Gunakan Tetes Mata Sebab Berisiko Timbulkan Glaukoma
- Ketika ia merasakan geli dari jenis sentuhan yang belum pernah ia alami sebelumnya.
Misalnya saat kita meniup lembut kulit bayi, terutama bagian perut atau mencium kaki dan tangan mereka. (*)
Source | : | nakita.grid.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar