GridHEALTH.id - Dari hasil studi kesehatan utama di seluruh dunia yang diterbitkan dalam The Lancet, anak yang lahir di Jepang diduga akan menikmati hidup lebih lama dan lebih sehat dari anak-anak di negara lainnya.
Faktor utama yang mendasari anak-anak Jepang lebih sehat dan bisa hidup paling lama dari yang lainnya adalah gaya hidup dan pola makan mereka.
Bahkan ketika obesitas dan kasus diabetes sedang naik-naiknya di seluruh dunia, tingkat obesitas anak Jepang secara historis jauh lebih rendah.
Baca Juga : Penyebab Gagal Tumbuh Pada Anak dan Cara Mengatasinya
Pada kenyataannya kasus obesitas dan diabetes telah menurun secara keseluruhan dalam beberapa tahun terakhir.
Gaya hidup dan kebiasaan makan yang diterapkan para orangtua di Jepang juga seakan sudah menjadi budaya yang turun temurun.
Berikut gaya hidup yang menyebabkan anak-anak di Jepang menyandang gelar anak tersehat di dunia, melansir dari Nakita.ID dari Readers Digest.
1. Jadikan makan keluarga lebih memuaskan
Makan gaya Jepang sangat efisien karena dapat mengisi sekaligus memberikan paket nutrisi berkualitas tinggi bagi seluruh anggota keluarga.
Hal ini bukan berarti kita harus makan rumput laut, sushi, atau tahu saja untuk membuat Si Kecil menjadi anak yang sehat.
Cukup mengubah kebiasaan makanan keluarga ke arah yang lebih sehat.
Sajikan lebih banyak makanan nabati seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, serta lemak sehat seperti ikan kaya omega 3 dan lebih sedikit makanan olahan dengan tambahan gula dan garam.
Pola makanan ini relatif rendah kalori, tinggi nutrisi, dan lebih efisien untuk mengenyangkan.
Ini akan membantu meminimalkan risiko obesitas dan sejumlah penyakit, serta memaksimalkan probabilitas dari hidup yang panjang dan sehat.
Baca Juga : Sering Coba Tester Maskara? Ini Bahaya Kesehatan Dibalik Maskara Bekas Pakai Oranglain
2. Peraturan yang fleksibel
Anak-anak di Jepang diperbolehkan untuk menikmati camilan dan kudapan sesekali dalam jumlah dan frekuensi yang jauh lebih kecil dan lebih jarang daripada yang biasa terjadi di negara barat.
Ahli gizi Tomomi Takahashi dari Kaji Sakura Nursery School di Hokkaido mengatakan "Anda tidak perlu berusaha keras. Bersikaplah santai, agar anak Anda bisa nyaman makan.
Tunjukkan pada anak Anda bahwa Anda menikmati makan, dan makanannya terasa enak."
Takahashi menekankan pentingnya makan bersama, bahkan ketika orangtua sedang sibuk.
“Masak makanan Anda dengan cinta, dan itu akan beresonansi di hati anak . Rasakan kegembiraan makan bersama dengan anak Anda" ujar Takahashi.
3. Porsi gaya Jepang
Ukuran rata-rata porsi makanan di restoran yang super-besar menyebabkan kita makan berlebihan.
Orang Jepang menyajikan makanan di piring yang lebih kecil, berdiameter sekitar empat hingga enam inci dan mangkuk sekitar satu hingga tiga inci.
Jennifer Orlet Fisher, PhD, direktur Pusat Penelitian dan Pendidikan Obesitas Temple University mengatakan memberi piring yang lebih kecil dan membiarkan mereka mengambil makanan mereka sendiri bisa membantu menjaga ukuran porsi dan selera makan dalam perspektif yang tepat.
Sajikanlah makanan di piring yang lebih kecil tetapi untuk buah dan sayuran, Moms sangat diperbolehkan menyajikan lebih banyak.
4. Menumbuhkan gaya hidup keluarga
Keluarga di Jepang menciptakan lingkungan rumah yang mendukung pilihan makanan sehat dan gaya hidup.
Praktikkan memasak makanan yang sehat, lezat, dan menyenangkan sebagai contoh untuk Si Kecil.
Studi terhadap sekelompok anak berusia 6 hingga 10 tahun yang diterbitkan dalam jurnal Appetite Agustus 2014 mengatakan kalau melibatkan anak dalam persiapan makanan sehat dan seimbang bisa menjadi strategi intervensi yang berharga untuk meningkatkan diet mereka.
5. Ajak anak berlari dan melompat
Sulit memang untuk menjauhkan Si Kecil dari video game dan godaan teknologi lainnya.
Namun Si Kecil benar-benar membutuhkan minimal 60 menit aktivitas fisik intensitas sedang per hari.
Para peneliti telah menemukan bahwa Jepang memiliki jumlah anak-anak berjalan atau bersepeda ke sekolah yang sangat tinggi (98,3%) dibandingkan dengan negara-negara berpenghasilan serupa lainnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa tingkat aktivitas fisik yang tepat untuk anak berusia 5 hingga 17 tahun berkontribusi pada perkembangan tulang, otot, dan persendian yang sehat.
Serta sistem kardiovaskular yang sehat, koordinasi, dan kontrol gerakan, meningkatkan pengelolaan gejala kecemasan dan depresi, dan memberikan peluang bagi ekspresi diri anak, interaksi sosial dan integrasi.
Baca Juga : Cinta Laura Vaksin HPV Demi Cegah Kanker Serviks, Ini Pentingnya Bagi Perempuan Zaman Sekarang!
Artikel ini sudah tayang di Nakita.ID dengan judul "Anak-anak di Jepang Adalah Yang Tersehat Di Dunia, Ternyata Kebiasaan Makan Ini Penyebabnya"
Source | : | Insider,Nakita.ID |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar