GridHEALTH.id – Berbuka puasa adalah saat paling dinantikan umat muslim di bulan Ramadhan ini.
Apalagi bagi mereka umat muslim yang batas keimanannya masih antara lapar dan dahaga saja.
Saat berbuka puasa, khususnya di Indonesia, tak terkecuali di masjid sekalipun, biasanya disajikan aneka makanan yang menggugah selera.
Baca Juga : Dapat Mencerdaskan Anak, Berikut Waktu Terbaik Untuk Memeluk Anak
Tak terkecuali minumannya.
Tapi tahukah, dari sekian banyak makanan yang tersaji dihadapan kita saat berbuka, tidak semuanya baik dan dianjurkan menjadi menu buka puasa.
Banyak makanan yang tersaji justru membuat perut kita begah.
Sudah pernahkah merasakannya, perut begah, sampai tidak enak duduk, berdiri, juga tak enak makan dan minum?
Asal tahu saja, perut begah saat puasa itu diakibatkan oleh salah dalam memilih makanan juga minuman berbuka puasa.
Begah yang dirasakan bukan kenyang, bukan juga telah tercukupinya gizi yang dibutuhkan.
Baca Juga : Yakin Diet yang Sedang Dilakukan Sudah Sesuai Kebutuhan? Diet Keliru Bisa Berisiko Fatal Lo!
Begah yang dirasakan itu akibat dari reaksi lambung karena “protes” terhadap kita yang salah memasukan makanan dan minuman ke lambung.
Mengenai hal tersebut, pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Made Astawan, kepada Kompas.com (25/5/2018) membenarkan kondisi tersebut.
Menurutnya buka puasa jangan diawali dengan makanan berat, seperti nasi dan lauk-pauk, tak terkecuali mie, dan makanan dari tergu, gandum, dan sebagainya.
Sebab, makanan berat sulit dicerna tubuh.
Makanan berat untuk berbuka puasa bukannya memulihkan energi, malah membuat perut begah dan kembali tidak berenergi.
“Sebaiknya didahuli dengan minum, dan minuman manis. Misalnya teh manis dan sirup,” kata Made, seperti dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga : Waspadai 3 Klasifikasi Risiko Penderita Diabetes yang Ingin Berpuasa
Jadi bagaimana makan dan minum untuk berbuka puasa yang benar?
Seperti yang kita tahu, puasa membuat gula darah tubuh anjlok drastis. Ini membuat fungsi otak menurun sementara. “Glukosanya jadi bahan bakar supaya fungsi otak pulih dan normal kembali,” ujarnya.
Singkatnya, saat berbuka, minum air putih, konsumsilah makanan minuman manis, kurma baik sekali, seperti yang dicontohkan Rosul, nabi Muhammad SAW.
Barulah 30 menit paska buka puasa, kita boleh menyantap makanan dengan karbohidrat kompleks seperti nasi beserta lauk pauknya.
Lalu, supaya energi yang dihasilkan paska buka puasa terjaga, Prof Made menyarankan untuk menyelipkan makanan dengan glikemiks indeks rendah.
Baca Juga : Kandungan Garam pada Makanan Kemasan 2,5 Kali Lipat, Risiko Penyakit Jantung dan Tekanan Darah Meningkat
Ini kebalikan dengan saat buka puasa itu sendiri.
Berbuka puasa memang butuh makanan dengan glikemiks indeks tinggi yang bisa meningkatkan gula darah secara cepat.
Glikemiks indeks (GI) merupakan angka pada makanan yang berkabohidrat berdasarkan kenaikan gula darah sesaat setelah kita mengonsumsi makanan itu. Rentang nilainya 0-100.
Baca Juga : Waspadai 3 Klasifikasi Risiko Penderita Diabetes yang Ingin Berpuasa
“Selingi dengan makanan low GI. Sebab, penguraian dan diserap jadi gula darah ke tubuh lebih lambat. Sehingga rasa lapar bisa ditahan dan kenyangnya lebih lama,” ucapnya.
“Semua buah-buahan dan kacang-kacangan utuh dianjurkan. Kecuali semangka yang tingkat GI-nya tinggi, di kisaran 70. Lalu, kedelai itu bagus soalnya angka GI rendah cuma 15,” imbuhnya.
Makanan dikatakan GI rendah jika ada di angka kurang dari 55, sedangkat tingkat GI menengah pada angka 55-69. Terakhir, tingkat GI tinggi pada angka lebih dari 70.
Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan nutrition.org.uk, yang menuliskan bahwa saat pertama berbuka puasa, cari banyak cairan, makanan rendah lemak, kaya cairan, dan makanan yang mengandung gula alami untuk energi (hindari mengonsumsi banyak makanan atau minuman dengan tambahan gula).
Di bawah ini adalah beberapa contoh:
Baca Juga : Hidup Sehat Tanpa Asam Urat, Berikut Tips Gampang Yang Bisa Kita Ikuti
Minuman - air, susu, jus buah atau smoothie
Air memberikan hidrasi tanpa tambahan kalori atau gula tambahan. Susu dan buah menyediakan gula dan nutrisi alami.
Ini juga baik untuk berbuka puasa.
Tapi ingat, hindari minum banyak minuman dengan gula tambahan setelah berbuka puasa, karena ini dapat memberikan terlalu banyak gula dan kalori.
Buah Kurma
Dimakan untuk berbuka puasa sejak zaman Nabi Muhammad.
Kurma adalah cara yang bagus untuk berbuka puasa karena mereka menyediakan gula alami untuk energi, menyediakan mineral seperti kalium, tembaga dan mangan dan merupakan sumber serat.
Buah-buahan kering lainnya yang bisa dikonsumsi sebagai menu buka puasa adalah; aprikot, buah ara, kismis atau prem, yang juga menyediakan serat dan nutrisi.
Baca Juga : Studi di AS: Dampak Minuman Berenergi, Organ Jantung Jadi Taruhan
Buah-buahan
Cara tradisional untuk berbuka puasa dalam budaya Asia Selatan, buah memberikan gula alami untuk energi, cairan dan beberapa vitamin dan mineral.
Sup
Di banyak negara Arab, adalah cara ringan untuk berbuka puasa dan memberikan cairan.
Sup tradisional didasarkan pada kaldu daging dan sering mengandung kacang-kacangan, seperti lentil dan kacang-kacangan lainnya, dan makanan bertepung seperti pasta atau biji-bijian, menyediakan nutrisi dan energi.
Setelah berbuka puasa, 30 menit kemudian, pastikan makanan yang dikonsumsi memberikan keseimbangan gizi dan rasa.
Baca Juga : Hidup Sehat Tanpa Asam Urat, Berikut Tips Gampang Yang Bisa Kita Ikuti
Makanan bertepung, buah dan sayuran, makanan susu dan makanan kaya protein seperti daging, ikan, telur dan kacang-kacangan, bisa menjadi pilihan yang baik.
Begitu juga dengan makanan kari, termasuk ikan, daging, sayuran dan kacang-kacangan, disajikan dengan nasi, chapatti dan yogurt, dan ini akan mencakup semua kelompok makanan utama dalam panduan makan yang baik.(*)
Source | : | Kompas.com,nutrition.org.uk |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar