Mengenai hal tersebut, pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Made Astawan, kepada Kompas.com (25/5/2018) membenarkan kondisi tersebut.
Menurutnya buka puasa jangan diawali dengan makanan berat, seperti nasi dan lauk-pauk, tak terkecuali mie, dan makanan dari tergu, gandum, dan sebagainya.
Sebab, makanan berat sulit dicerna tubuh.
Makanan berat untuk berbuka puasa bukannya memulihkan energi, malah membuat perut begah dan kembali tidak berenergi.
“Sebaiknya didahuli dengan minum, dan minuman manis. Misalnya teh manis dan sirup,” kata Made, seperti dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga : Waspadai 3 Klasifikasi Risiko Penderita Diabetes yang Ingin Berpuasa
Jadi bagaimana makan dan minum untuk berbuka puasa yang benar?
Seperti yang kita tahu, puasa membuat gula darah tubuh anjlok drastis. Ini membuat fungsi otak menurun sementara. “Glukosanya jadi bahan bakar supaya fungsi otak pulih dan normal kembali,” ujarnya.
Singkatnya, saat berbuka, minum air putih, konsumsilah makanan minuman manis, kurma baik sekali, seperti yang dicontohkan Rosul, nabi Muhammad SAW.
Barulah 30 menit paska buka puasa, kita boleh menyantap makanan dengan karbohidrat kompleks seperti nasi beserta lauk pauknya.
Lalu, supaya energi yang dihasilkan paska buka puasa terjaga, Prof Made menyarankan untuk menyelipkan makanan dengan glikemiks indeks rendah.
Source | : | Kompas.com,nutrition.org.uk |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar