GridHEALTH.id - Tak bisa dipungkiri penyakit diare memang rawan terjadi saat puasa. Berubahnya pola tidur dan pola makan saat bulan Ramadan, membuat kita harus pintar-pintar memilih asupan saat sahur dan berbuka.
Selain karena makanan, ternyata diare juga bisa dipicu oleh kurang cairan dalam tubuh atau dehidrasi.
Baca Juga: Makanan Ini Bantu Cegah Diare Selama Perjalanan Jauh, Nomor 5 Ternyata Ampuh
Faktanya, selama terjadi diare tubuh akan kehilangan cairan dan elektrolit secara cepat. Pada saat yang bersamaan, usus kehilangan kemampuannya untuk menyerap cairan dan elektrolit yang diberikan pada tubuh sehingga terjadi yang dinamakan dehidrasi.
Bila itu terus maka akan muncul gejala keringat dingin, masuk angin, perut kembung, mual hingga terjadinya demam.
Oleh karena itu, mencegah atau mengatasi dehidrasi saat puasa merupakan hal penting dalam penanganan diare ini.
Melansir rsjakarta.co.id, diare sering kali disebabkan karena adanya infeksi baik itu oleh virus, bakteri dan parasit. Virus, terutama Rotavirus merupakan penyebab utama (60-70%) diare, sedangkan sekitar 10-20% adalah bakteri dan kurang dari 10% adalah parasit.
Pengamatan klinis merupakan langkah awal yang penting untuk dilakukan dalam serangkaian penanganan diare saat puasa ini, terutama dalam hal menilai tingkat dehidrasi yang dialami.
Baca Juga: Selain Menghangatkan Jahe Dapat Membantu Menyembuhkan Diare Pada Anak
Adanya darah di dalam tinja pertanda adanya infeksi usus oleh bakteri patogen. Peningkatan jumlah leukosit dalam tinja juga merupakan petanda adanya infeksi bakteri.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mencegah atau mengatasi dehidrasi saat berpuasa, yaitu banyak minum saat sahur dan berbuka.
Baca Juga: Jangan Sampai Dehidrasi, Begini Cara Menjaga Cairan Tubuh Ketika Berpuasa
Saat berpuasa, kita tidak bisa mengonsumsi makanan atau minuman apapun selama lebih dari 12 jam.
Padahal, saat diare kita disarankan untuk memperbanyak asupan air putih demi mencegah dehidrasi.
Demi menyiasati hal ini, pakar kesehatan pun menyarankan kita untuk memperbanyak minum saat sahur atau terbuka.
Selain itu, jika kita sedang menderita diare, disarankan untuk mengonsumsi oralit yaitu cairan yang terdiri dari air, gula, dan garam.
Tak hanya bisa mencegah datangnya dehidrasi, oralit bisa membantu tubuh menjaga kondisi karbohidrat, elektrolit, serta berbagai macam mineral yang berpotensi hilang saat gejala diare muncul.
Baca Juga: Bukan Dehidrasi Saja, Haus Menandakan Gejala Gangguan Kesehatan Lain
Selain itu, makan makanan yang tinggi serat sangat dianjurkan. Tak lupa, rajin mencuci tangan sebelum makan juga sebaiknya sering dilakukan.
Kita juga harus berhati-hati jika ingin membeli makanan untuk berbuka atau sahur. Jika penjual makanan terlihat tidak higienis, sebaiknya kita tidak sembarangan membeli atau mengonsumsinya demi mencegah diare menjadi semakin parah.
Antibiotika tidak diberikan secara rutin pada diare akut, meskipun dicurigai adanya bakteri sebagai penyebab keadaan tersebut, karena sebagian besar kasus diare akut merupakan self limiting.
Pemberian antibiotika yang tidak tepat akan memperpanjang keadaan diare akibat disregulasi mikroflora usus. (*)
#gridnetworjuara #gridhealth
Source | : | ichrc.org,rsjakarta.co.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar