GridHEALTH.id - Kabar meninggalnya Ani Yudhoyono akibat kanker darah jenis leukemia ini menyisakan duka mendalam bagi masyarakat tanah air, tak terkecuali sang suami, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Selama Ani Yudhoyono menjalani pengobatan di National University Hospital, Singapura sejak awal Februari 2019 lalu, selalu nampak SBY bersanding di dekat Ani.
Bahkan kemesraan SBY ini dianggap sebagai bentuk kesetiaan terhadap Ani Yudhoyono yang telah menemaninya berjuang semasa hidup, terutama di saat SBY menjadi seorang pemimpin negara.
Hal ini pun sempat diungkapkan SBY dalam sebuah video yang dirilis pada Rabu (13/2/2019), SBY juga mengungkapkan Kristiani Herawati atau Ani Yudhoyono sedang dalam masa perawatan di National University Hospital, Singapura.
"Sebagai seorang suami, tentu saya harus mendampingi ibu Ani dalam menghadapi ujian dan cobaan Tuhan ini. Meskipun saya amat mengetahui ibu Ani adalah sosok yang kuat, tabah dan tegar dalam menghadapi tantangan kehidupan," sambungnya.
Kemudian SBY mengungkapkan betapa kuatnya sang istri ketika mendampingi dirinya selama 10 tahun menjadi seorang presiden.
Baca Juga: Ani Yudhoyono Meninggal Dunia, Perjalanan Panjang Jatuh Bangun Melawan Leukemia
Sehingga inilah alasan yang membuat SBY selalu ada di samping Ani Yudhoyono, mendampingi masa kritisnya menghadapi kanker darah.
Namun kini, kekasih hati SBY itu telah tiada, duka mendalam pastinya sangat dirasakan SBY setelah mengarungi bahtera rumah tangga selama kurang lebih 43 tahun bersama Ani Yudhoyono.
Rasa cinta seperti yang diberikan SBY kepada Ani, dan sebaliknya, merupakan salah satu alasan yang membuat warganet mengkhawatirkan kondisi kesehatan SBY.
Baca Juga: Sebelum Meninggal Ani Yudhoyono Sengaja Dibuat Tidur, Bagian Dari Pengobatan Kanker?
Menurut beberapa penliti, seorang yang ditinggal pasangannya secara mendadak seperti meninggal, dapat mengalami beberapa masalah kesehatan.
Sebuah studi yang diterbitkan minggu ini di JAMA Internal Medicine menemukan bahwa orang yang kehilangan pasangan lebih cenderung mengalami serangan jantung atau stroke dalam 30 hari ke depan.
"Stres emosional jelas akan mendatangkan malapetaka dengan sistem saraf simpatik, dan itu dapat menyebabkan masalah seperti yang dijelaskan penulis," kata Dr Peter Stone, profesor kedokteran di Harvard Medical School dan dokter senior di Divisi Kardiovaskular di Brigham and Women's Hospital.
Ini termasuk perubahan tekanan darah, detak jantung, dan pembekuan darah yang disebabkan oleh stres.
Baca Juga: Aneka Penyakit yang Diderita Ani Yudhoyono Sebelum Wafat, Dari Batu Empedu Hingga Leukemia
"Penting juga dicatat bahwa orang-orang dalam penelitian ini berusia 60-89 tahun. Seringkali individu yang memiliki pasangan atau orang yang dicintai meninggal di usia tua, lebih rentan terhadap penyakit jantung," tambah Dr. Stone.
Untuk mempertahankan kesehatan, Dr. Stone juga menyarankan bagi seorang di usia tua yang ditinggal pasangannya untuk tetap melanjutkan hidup dengan makan makanan yang sehat, berjalan atau berolahraga jenis lain setiap hari, dan minum obat.
Baca Juga: Belajar Dari Wafatnya Ani Yudhoyono, Ini Gejala Leukemia Yang Dianggap Sepele dan Sering Diabaikan
Bahkan para pasangan yang ditinggal mati, seperti SBY ini juga harus menyibukkan diri untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan keluarga atau kerabat guna menjaga kesehatan rohaninya. (*)
Source | : | ncbi,Harvard Health Publising |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar