GridHEALTH.id - Tersangka kasus dugaan makar dan kepemilikan senjata api ilegal Kivlan Zen disebut mengalami flu berat saat menjalani masa penahanan.
Hal itu disampaikan kuasa hukum Kivlan Zen, Djuju Purwantoro saat dihubungi tribunnews.com, Jumat (31/5/2019), yang mengatakan penyakit yang diderita kliennya itu akibat pemeriksaan berturut-turut melebihi waktu normal.
"Usia beliau (Kivlan) kan sudah cukup tua, 83 tahun jadi dampak dari pemeriksaan berturut-turut yang melewati waktu normal, berdampak pada kondisi beliau flu berat. Di samping ada darah tinggi, ada kolestrol gitu lah," kata Djuju, ketika dikonfirmasi.
Karenanya, pihak Kivlan Zen pun berencana untuk segera mengajukan penangguhan penahanan.
Demi mewujudkan hal itu, Djuju mengungkap pihak keluarga Kivlan Zen akan menjadi penjamin.
Namun demikian, tak menutup kemungkinan pula penjamin akan berasal dari pihak lain di luar keluarga.
Baca Juga: Saran Besan Ani Yudhoyono Sembuhkan Pria Ini dari Leukemia Tanpa Kemoterapi
"Secara keseluruhan, overall, masih oke, masih baiklah, kurang istirahat. Mungkin prioritas pertama dari istri, dan seandainya pun ada tokoh masyarakat bisa menjamin juga kita kasih kesempatan, teman-teman akrab beliau lah," jelas Djuju.
Terlepas dari itu semua, ternyata penyakit flu yang biasa dianggap sepele justru bisa menjadi salah satu faktor terjadinya penyakit yang lebih berbahaya.
Baca Juga: Annisa Pohan Mimpi Didatangi Bu Ani Sebelum Wafat, Ini Tanda-tanda Kematian Bakal Datang
Dilansir dari laman WebMD sebuah penelitian menyatakan bahwa flu dapat memicu stroke atau memecahnya pembuluh darah di sekitar leher.
Temuan baru ini mengingatkan para peneliti untuk mendapatkan suntikan flu yang tidak hanya melindungi diri dari infeksi, melainkan juga suntikan utnuk mengurangi risiko komplikasi yang cukup serius.
Tidak main-main, rupanya peluang terkena stroke tersebut dapat meningkat sebanyak 40 persen.
"Risiko tertinggi dalam 15 hari influenza dan mulai berkurang seiring berjalannya waktu," kata Amelia Boehme, asisten profesor epidemiologi di Vagelos College of Physicians and Surgeons di Columbia University, New York.
Untuk penelitian ini, Boehme dan koleganya mengidentifikasi hampir 31.000 pasien dari pusat data negara bagian New York, usia rata-rata 72 tahun, yang mengalami stroke pada tahun 2014.
Namun, hal yang mengejutkan rupanya terlihat dalam penelitian itu. Mereka justru menemukan risiko stroke setelah berjuang melawan penyakit flu.
Baca Juga: Ani Yudhoyono Wafat Akibat Leukemia, Ini Gejalanya Yang Dianggap Sepele dan Sering Diabaikan
“Bisa jadi pada orang yang sudah berisiko terkena stroke, satu pemicu flu,”, kata Boehme.
“Yang menarik di sini adalah flu tidak hanya meningkatkan risiko stroke, tetapi risiko itu sebenarnya merupakan risiko yang berkepanjangan, yang berlangsung selama beberapa bulan," katanya.
"Flu membuat sistem kekebalan tubuh menjadi overdrive dan menimbulkan banyak peradangan yang berlanjut," ungkapnya.
"Ini bukanlah risiko langsung, melainkan risiko jangka panjang."
Baca Juga: Viral Jawaban Admin BPJS di Sosmed, Orang Mati Wajib Membatalkan Sendiri Kepesertaannya!
Dalam studi kedua, kelompok lain dari peneliti Universitas Columbia menemukan bahwa pada bulan berikutnya setelah terserang flu, pasien memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk merobek arteri leher. (*)
#gridnetworkjuara #gridhealth
Source | : | web md,Tribunnews.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar