GridHEALTH.id - Hingga saat ini publik masih fokus menjauhkan BPA (zat BPA atau bisphenol A mesti dihindari karena berisiko menyebabkan masalah kesehatan) hanya dari plastik-plastik kemasan.
Baca Juga: Tak Disangka, Manusia Menelan 2.000 Partikel Plastik Setiap Harinya!
Publik tak Mereka tak menyadari bahwa bahaya yang sama bisa didapat dari bon belanja mereka. Laman The Environmental Working Group (EWG) menyebut penelitian yang dilakukan pada kertas termal di sejumlah toko ritel, restoran, ATM, dan kantor pos positif menunjukkan kandungan BPA pada kertas yang lazim digunakan untuk struk, kuitansi, atau nota tersebut.
Dibanding kertas lain, kertas thermal ini memiliki permukaan yang lebih halus ketika disentuh. Selain sebagai struk, kertas ini juga biasa digunakan sebagai kertas faksimile.
“Dua per lima dari kertas termal yang diuji memiliki 0,8-3% BPA murni berdasarkan berat,” tulis penelitian pada laman tersebut.
Peneliti memeriksa kandungan BPA dengan cara memanaskan kertas dan mengelap permukaannya dengan kertas khusus.
Mereka menyimpulkan bahwa kontak dengan kertas termal membuka peluang paparan BPA ke dalam tubuh, baik melalui transfer langsung ke kulit, maupun transfer oral lewat makanan yang tersentuh kontaminan tangan.
Baca Juga: Gara-gara Dimabuk Cinta Pria Lajang Ini Terkena Penyakit Diabetes, Seperti Ini Kronologisnya
Namun, paparan paling mudah terjadi lewat kulit; BPA bisa meresap ke lapisan bawah kulit dan masuk ke aliran darah.
Mirisnya, belum banyak orang yang paham bahwa paparan BPA kertas termal bisa jadi lebih berbahaya dari BPA plastik.
"Terdapat jumlah BPA yang lebih banyak pada selembar struk berbahan kertas thermal dibanding jumlah keseluruhan yang diperoleh dari botol plastik yang telah digunakan selama bertahun-tahun," jelas John Warner, Ph.D., presiden dari Warner Babcock Institute for Green Chemistry dilansir dari consumerreports.org.
Massa total BPA kertas termal bisa mencapai 250-1000 kali lebih besar dari BPA pada kaleng makanan, kaleng susu formula, atau botol bayi plastik.
Sekitar 18 hingga 28 sampel yang diambil diketahui bahwa kandungan kimia di dalam kertas mencapai 10 hingga 50 ppm atau parts per million.
Kandungan yang ada ini tergolong tinggi dan bisa menyebabkan masalah seperti pubertas dini, obesitas, serta kanker.
Analisis EWG menyatakan bahwa kadar BPA pada pekerja ritel lebih tinggi 30% dibanding rata-rata BPA pada orang dewasa umum di Amerika, dan 34% lebih banyak dibanding pekerja di sektor lain.
“Mereka yang bekerja sebagai kasir dan tenaga penjualan ritel punya risiko besar terpapar BPA,” ringkas EWG.
Para peneliti mulai mencurigai paparan BPA pada kertas termal setelah menganalisis urine pada 1.469 individu yang berpuasa.
Baca Juga: Belum Banyak yang Tahu, Begini Cara Mengonsumsi Obat Diabetes yang Tepat!
Hipotesis awal memperkirakan kadar BPA akan turun karena tak ada paparan makanan (biasanya BPA meluruh ke dari kemasan plastik makanan).
Namun, yang terjadi justru sebaliknya, sehingga peneliti menyimpulkan terdapat sumber BPA selain dari kemasan plastik makanan.
BPA pada plastik saat ini cenderung sudah tertangani dengan memilih plastik-plastik bebas BPA.
Sementara pada kasus kertas termal, membuang kertas ini juga masih menimbulkan masalah kesehatan terutama ketika kita meremasnya.
Sebuah penelitian di Taiwan menyebutkan, ketika menyentuh kertas ATM selama 10 detik saja, kita bakal terpapar 2,5 mikrogram BPA. Ketika meremasnya, risiko ini akan meningkat sebanyak 1,5 kali lipat.
Baca Juga: Mengerikan! Main Handphone Sembari BAB Berbahaya, Bisa Tularkan Penyakit Infeksi
Mengingat bahaya yang muncul ini maka sebaiknya sebisa mungkin hindari sentuhan dengan berbagai macam struk atau kertas berbahan thermal paper ini.
Jika memang terpaksa melakukan sentuhan, sebaiknya lakukan secepat dan seminim mungkin untuk mengurangi bahayanya.
Badan Perlindungan Lingkungan Amerika (EPA) sejak 2010 juga sudah memulai program evaluasi keamanan BPA dalam kertas termal.
Sementara EWG melakukan kampanye mendesak pengecer tidak menggunakan kertas termal dan menggantinya dengan nota, kuitansi, tiket digital.
Langkah tersebut diyakini bisa mengurangi volume BPA yang disebar oleh industri ritel sekaligus menghemat penggunaan kertas.
“Pengecer juga harus mempublikasikan identitas bahan kimia alternatif pada kertas yang mereka pilih.”
Sementara bagi individu yang rentan terpapar kertas termal, EWG memberi beberapa saran untuk meminimalisir paparan BPA.
- Pertama, kurangi kebiasaan meminta struk tanda terima, simpan tanda terima secara terpisah di dalam amplop, dompet, atau tas.
- Jangan pernah memberikan tanda terima kepada anak untuk dipegang.
- Jika terkontaminasi kertas termal, segera cuci tangan. Hindari pembersih tangan berbahan dasar alkohol setelah terpapar tanda terima karena alkohol justru meningkatkan penyerapan BPA ke kulit.
- Manfaatkan layanan catatan pembelian tanpa kertas, dan jangan mendaur ulang kertas termal karena kandungan BPA-nya akan mencemari kertas daur ulang lainnya.
Baca Juga: Penyakit Kista Tak Hanya Mengenai Ovarium, Bisa di Payudara juga Persendian, Simak Gejalanya
Berita baiknya, kesadaran meminimaliasi BPA pada kertas mulai ditunjukkan oleh beberapa produsen kertas.
Salah satunya produsen kertas di Amerika, Appleton Papers Inc dan produsen kertas di Jepang, Japan Paper Association. Mereka tidak lagi memasukkan kandungan BPA dalam kertas termal mana pun karena kepedulian terhadap toksisitas BPA. (*)
Source | : | The Environmental Working Group (EWG) |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar