Sunat mengurangi risiko infeksi HIV sebesar 50% menjadi 60%, pedoman CDC mencatat.
Prosedur ini juga mengurangi 30% risiko herpes tertular dan virus papiloma manusia (HPV), dua patogen diyakini menyebabkan kanker penis (sunat bayi memberikan perlindungan dari kanker penis, yang hanya terjadi di kulup).
Baca Juga: Studi: Naik Pesawat Paling Pagi, Bikin Penumpang Sehat dan Bahagia
Sunat dini juga mengurangi risiko infeksi saluran kemih pada bayi, sesuai dengan pedoman CDC, disadur dari WebMD.
Garis besarnya, tidak ada begitu banyak perbedaan besar untuk kedua jenis penis dalam urusan ranjang maupun kebersihan personal, termasuk performa penis itu sendiri.
Sebab masalah seputar penis, seperti impotensi, ejakulasi prematur, atau iritasi dapat terjadi dengan atau tanpa sunat.
Kedua tipe penis bekerja sama baiknya, dan merasakan sensasi sama baiknya. Sampai sejauh ini, perbedaan sensasi antara penis yang disunat dan tidak hanya merupakan cerita anekdotal, dan bisa berbeda bagi setiap orang.
Namun, apapun masalahnya, penting untuk dipahami bahwa sunat tidak termasuk sebagai perlindungan keseluruhan dari infeksi dan penyakit kelamin menular, atau sebagai pengganti kondom.
Baca Juga: Hati-hati, Ini Dia Tiga Penyebab Tak Lancar Menyusui ASI
Memakai kondom masih merupakan cara terbaik untuk melindungi diri dari penyakit menular seksual jika aktif secara seksual.
#gridnetworkjuara #gridhealthid #inspiringbetterhealth
Source | : | WebMD,CDC,detikhealth |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar