GridHEALTH.id - Rasanya dunia hiburan sering membawa tabir kelam bagi beberapa pelaku seni di tanah air.
Hal ini pun sempat dialami Hendrik Ceper yang sempat meredup pamornya di dunia lawak.
Baca Juga: Dorce Gamalama Sakit Diabetes Juga Batu Ginjal, Memang Erat Hubungannya
Hendrik Ceper, komedian bertubuh mungil ini telah lama meninggalkan kita, tepatnya pada tahun 2016 silam.
Tak banyak yang tahu bahwa Hendrik Ceper sempat jatuh sakit sebelum meninggal.
Bahkan tak hanya itu, sebelum berkecimpung di dunia hiburan, Hendrik Ceper sempat rela menjadi 'gembel' di daerah Jakarta Timur.
Baca Juga: Rambut Rontok Saat Hamil? Tak Perlu Khawatir, Berikut Cara Mengatasinya yang Paling Mudah
Melansir dari Sajian Sedap, mengemis dan menjadi gelandangan, dilakukan Hendrik untuk mendapatkan uang.
Uang tersebut ia gunakan untuk membeli lauk.
Selepas ia menjadi "gembel" mengemis dijalan, ia pun seperti menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kepribadiannya saat itu, yakni slengean, urakan, dan (mungkin) gemar berkelahi.
Dengan kepribadiaanya itu ia pun bekerja sebagai penagih hutang atau debt collector.
Baca Juga: Belum Tentu Hamil, Telat Menstruasi Bisa Jadi Karena 8 Hal Ini
Setelah itu berlalu, pada tahun 2000 ia diajak untuk belajar teater di Teater Ciliwung oleh salah satu penggerak Teater tersebut.
Dengan belajarnya Hendrik Ceper di Teater Ciliwung dan membekali dirinya dengan "bisa berakting".
Hendrik meninggal dunia di RS Tasik Medika Citratama, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Hendrik sempat kritis selama 12 hari di rumah sakit tersebut akibat sakit jantung dan gagal ginjal dideritanya.
Sakit jantung dan gagal ginjal rupanya memiliki kaitan yang cukup erat.
Melansir dari National Institue of Health, penyebab utama kedua penyakit ini saling berhubungan yaitu diabetes dan tekanan darah tinggi.
Kadar dula darah dalam tubuh dapat memicu jantung menjadi lemah dan penumpukan lemak pada ginjal.
Sedangkan pada penderita penyakit jantung dan gagal ginjal seperti Hendrik Ceper ini, tekanan darah akan mengalami peningkatan.
Tekanan darah tinggi ini menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah, yang dapat membuat jantung menajdi tegang.
Jika tekanan darah tinggi merusak pembuluh darah kecil di ginjal, ginjal tidak akan menyaring darah sebagaimana mestinya.
Ketika ginjal rusak, mereka mungkin tidak dapat menyaring air dan garam tambahan dari tubuh.
Tekanan darah dalam alat tensi mewakili kekuatan tekanan darah terhadap dinding pembuluh darah ketika jantung berkontraksi.
Angka bawah mewakili tekanan ketika jantung beristirahat di antara kontraksi.
Mengontrol tekanan darah dapat membantu melindungi jantung dan ginjal.
Itulah yang menyebabkan Hendrik Ceper meninggal di masa kritisnya.(*)
#gridhealthid #inspiringbetterhealth #gridnetworkjuara
Source | : | National Institutes of Health |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar