GridHEALTH.id - Kondisi kesehatan Agung Hercules semakin parah, setelah sebelumnya jatuh sakit dan divonis terkena kanker otak jenis glioblastoma stadium 4.
Kini kabarnya sakit yang diderita Agung Hercules itu malah menyebar ke tempat lain.
Baca Juga: Sempat Dirawat di Rumah, Agung Hercules Kembali Dilarikan Ke Rumah Sakit, Ini Faktor Penyebabnya
Hal ini diakui sang sahabat, Ferdians Setiadi beberapa waktu lalu.
"Jadi dari yang pertama didiagnosa ada tumor, diambil tindakan, dikemo terus dinyatakan clear, tapi beberapa bulan kemudian numbuh lagi di tempat lain," ujarnya.
Diketahui pemicu berkembangnya kanker otak yang dialami Agung Hercules adalah kebiasaan buruknya merokok.
Menurut Ade Rai, sahabatnya itu belum dapat menghentikan kebiasaan merokoknya.
Baca Juga: Sempat Bikin Takut Zaskia Mecca Saat Hamil, Inilah Fakta Mengerikan Ibu Hamil Gemar Minum Kopi
"Sepengetahuan saya pola hidupnya baik saja, rajin olahraga, namun masih merokok," katanya.
Merokok kerap kali menimbulkan masalah kesehatan, termasuk memicu membangkitkan sel kanker yang dapat berkembang biak di mana saja.
Namun tak hanya merokok, ada beberapa faktor yang menimbulkan penyakit Agung Hercules semakin berkembang, diantaranya:
Baca Juga: Orangtua Tersandung Narkoba, Bayi 4 Bulan Ini Tewas Dipenuhi Ruam Hingga Belatung
1. Asap kendaraan dalam rumah
Bagi yang belum tahu, rupanya Agung Hercules memiliki hobi untuk mengendarai motor gede alias moge.
Akan tetapi yang penting diketahui, entah motor gede atau kendaraan bermotor lainnya yang sering dipanaskan di dalam rumah ternyata dapat meningkatkan berkembangan sel kanker.
Asap dari kendaraan bermotor, yaitu gas karbon monoksida, yang terdapat pada proses pembakaran kendaraan merupakan gas beracun yang berbahaya bila dihirup.
Baca Juga: Makanan Cepat Saji Membuat Sperma Jadi Lebih Sedikit, Ini Kata Ahli
Terlebih bila gas tersebut dihirup pada kondisi di dalam rumah yang tertutup.
Gas tersebut akan berkumpul dan menyebabkan penghuni rumah mau tak mau harus menghirupnya.
Bahayanya, gas yang terhirup tersebut bisa memicu timbulnya tumor otak karena sangat beracun dan bersifat karsinogen.
Baca Juga: Waspada, Talenan Bisa Mengandung 24.000 Bakteri 200 kali Lebih Banyak Dari Dudukan Toilet
2. WiFi
WiFi menggunakan teknologi nirkabel yang bergantung pada luas dan kekuatan jaringan antena tetap (fixed antenna), atau BTS untuk menyampaikan informasi dengan RF.
Menurut WHO, studi 15 tahun belakangan ini menemukan bahwa frekuensi yang ditimbulkan jaringan WiFi dari pemancar dapat meningkatkan risiko terjadinya tumor otak pada penggunannya.
Meski sering dibantah, Agency for Research Cancer (IARC) membuktikan bahwa WHO telah menyampaikan bahwa radiasi yang terdapat pada WiFi merupakan golongan 2B yang bersifat karsinogen, dan memicu timbulnya tumor bahkan meningkat menjadi kanker otak.
Baca Juga: Vakum Selama 7 Tahun, Lulu Tobing Ceritakan Cara Mengatasi Masalah Kulitnya
3. Ponsel
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Medical Hypotheses menyatakan, bahwa ponsel memiliki sinar radiofrekuensi (RF) atau radiasi yang berbahaya bagi otak manusia.
Radiasi yang dibawa ponsel diterima otak dan efeknya akan berisiko memicu timbulnya tumor otak.
Tak heran bila ahli kesehatan tak menyarankan kita untuk sering bermain ponsel dan bahkan menjauhkan ponsel yang bisa saja muncul dan bisa terdeteksi dalam waktu yang lama.
Baca Juga: Selha Purba Sadarkan Diri Walau Belum Dapat Bicara, Inikah Efek Bangun dari Koma?
4. Barang elektronik
Walau sulit untuk dihindarkan dari hidup Agung Hercules, paparan medan elektromagnetik yang terdapat pada barang elektronik juga bisa jadi sebab utama timbulnya tumor pada otak.
Baca Juga : Demi Sebuah Ponsel, Mahasiswi Ini Jual Sel Telur Hingga Alami Hal Mengerikan
Dilansir dari American Cancer Society, terlalu sering berdekatan dengan berbagai barang elektronik akan membuat risiko kanker otak dua kali lipat lebih tinggi.
Nah keempat benda yang sering berdekatan dengan Agung Hercules itulah yang dapat meningkatkan rasa sakit.(*)
#gridhealthid #gridnetworkjuara
Source | : | cancer.org,ncbi |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar