Sekretaris Umum MUI Jawa Tengah, Ahmad Rofiq menyebutkan makan daging gelonggongan termasuk sama saja dengan makan bangkai.
"Dengan dipaksa dimasuki air atau digelonggong, biasanya hewan yang akan disembelih itu sudah mati duluan. Jadi, sudah jadi bangkai baru disembelih," ujar Rofiq, mengutip dari nu.or.id pada Kamis (4/9/2008).
Baca Juga: Syuting Film Panas, Aktris Jepang Ini Meninggal di Lokasi Akibat Hal Cairan Ini
Bahkan menurut Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Dr. drh. Doddi Yudhabuntara menyebutkan, penggelonggongan daging merusak jaringan dari sapi tersebut, juga akan mempercepat kerusakan kualitas daging dimana berat daging akan lebih bertambah dengan bertambahnya berat air sendiri.
Menurut Doddi, masyarakat bisa mengetahui ciri-ciri daging gelonggongan ini di pasar ditandai dengan melihat apakah daging lebih banyak mengandung air, dijual dengan tidak dalam keadaan digantung (supaya tidak menetes), baunya juga kurang khas seperti bau sapi biasanya.
Baca Juga: Vanessa Angel Ingin Mati di Penjara, Galih Ginanjar Malah Betah dan Suka Makanan Penjara
Namun, jika daging ini sudah terlanjur beredar dalam bentuk potongan-potongan daging, cara membedakan daging gelonggongan dengan daging segar, antara lain:
Source | : | nu.or.id,BangkaPos,slemankab.go.id,ugm.ac.id |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar