GridHEALTH.id - Menyusui adalah tugas seorang ibu yang dimulai usai melahirkan bayi.
Menyusui adalah satu-satunya cara memberikan asupan makanan terbaik untuk bayi.
Dengan menyusui, segala gizi yang dibutuhkan bayi akan terpenuhi oleh ASI.
Saat menyusui, hubungan yang terjalin antara ibu dan anak akan semakin erat dan kuat.
Oleh karenanya edukasi tentang pentingnya manfaat menyusui bayi kini semakin sering digalakan.
Tapi sayang masih saja ada pendapat yang tidak tepat mengenai menyusi bayi.
Baca Juga: Tidur Tak Nyaman Karena Mati Lampu? Coba Lakukan 4 Cara Ini
Pendapat tersebut tak sedikit yang hanya berupa mitos belaka dan tak perlu untuk dipercayai.
Melansir laman UNICEF dan Web MD, berikut adalah mitos-mitos tentang menyusui yang masih dipercaya:
Jika bayi terus merasa lapar, tandanya bayi tidak mendapatkan jumlah ASI yang cukup
Karena ASI sangat mudah dicerna, bayi umumnya akan lebih cepat merasa lapar daripada saat bayi diberikan susu formula.
Hal itu karena susu formula lebih lambat dicerna oleh bayi.
Karena itulah bayi akan mudah merasa lapar dan menangis, serta meminta untuk segera diberikan ASI.
Baca Juga: Tidur Tak Nyaman Karena Mati Lampu? Coba Lakukan 4 Cara Ini
Istirahat menyusui dapat membantu memperbanyak jumlah ASI
Faktanya adalah, semakin banyak menyusui, semakin banyak pula susu yang dihasilkan.
Anggapan tentang rehat menyusui dapat memperbanyak jumlah ASI yang dikeluarkan ibu, malah akan berefek mengurangi jumlah ASI yang keluar.
Satu-satunya cara untuk memastikan jumlah ASI yang dikeluarkan semakin banyak, adalah dengan terus memompanya sesering mungkin.
Atau bisa juga dengan menyusui bayi, setidaknya 9 hingga 10 kali sehari.
Baca Juga: Studi: Obesitas Dapat Menurunkan Ketajaman Indera Penciuman Seseorang
Bayi yang diberi susu formula akan memiliki kualitas tidur lebih baik
Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa bayi yang diberi susu formula tidak tidur mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik, meskipun mungkin akan tidur lebih lama.
Bayi tidak boleh disusui dari botol karena dapat membuat bayi bingung dan tak mau menyusu
Saat menyusu, bayi mengisap puting tetapi tetap menyusu di payudara.
Perbedaan antara dua hal itu, jarang membingungkan bayi untuk mencari puting tempatnya meminum ASI.
Baca Juga: Ketahui Penyebab dan Cara Hilangkan Kebiasaan Mendengkur Saat Tidur Ini
Jika merasa perlu, ibu bisa memperkenalkan bayi untuk meminum susu dari botol sejak berusia 2 hingga 6 minggu.
Kemudian lakukan 1 sampai 2 kali sehari untuk melatih bayi mengembangkan keterampilannya mengenali botol, tanpa kehilangan kemampuannya mengkonsumsi ASI.
Menyusui mengubah bentuk dan ukuran payudara
Walaupun kehamilan dapat sedikit mengubah bentuk dan ukuran payudara, para ahli mengatakan menyusui tidak menyebabkan perubahan apa pun selain itu.
Faktanya adalah bahwa menyusui dapat membantu melindungi payudara sang ibu karena
dapat menurunkan risiko kanker payudara di kemudian hari.
Jangan membangunkan bayi yang sedang tidur untuk menyusu
Faktanya adalah malah bayi yang akan sering membangunkan ibu setiap 2 hingga 3 jam.
Namun, bayi yang menyusu dengan kuat selama dua atau tiga jam, biasanya akan tidur lebih lama dari biasanya.
Tidak apa-apa membiarkan bayi tidur sedikit lebih lama dari biasanya, asalkan waktu tidur tidak lebih dari 4,5 jam.
Jika lebih, bangunkan bayi karena ia haruslah menyusu secara teratur.
Menyusui mencegah kehamilan
Baca Juga: Penderita Obesitas Perlu Diet Karena Ini 6 Fakta Bahayanya Tubuh Menyimpan Banyak Lemak
Dilihat dari jumlah keluarga dengan bayi yang lahir hanya selisih 10 bulan waktu kelahiran, sudah jelas bahwa menyusui tidak menjamin pengendalian kelahiran.
Namun, para ahli meyakini bahwa menyusui 98% efektif dan efeknya mirip dengan kontrasepsi pencegah kehamilan.
Hormon yang bekerja saat menyusui, dapat mencegah ovulasi sehingga bisa menghalangi kehamilan hingga 14 atau 15 bulan setelah melahirkan.
Harus membersihkan atau mencuci puting sebelum menyusui
Membersihkan puting susu sebelum menyusui tidak perlu dilakukan.
Ketika bayi lahir, bayi sudah sangat akrab dengan bau dan suara ibu mereka sendiri. Selain itu, puting menghasilkan zat yang berbau bayi dan memiliki 'bakteri baik' yang membantu membangun sistem kekebalan tubuh bayi.
Harus memisahkan bayi yang baru lahir dengan ibunya, untuk membiarkan ibu beristirahat
Faktanya dokter, perawat ataupun bidan sering menganjurkan untuk melakukan sentuhan kulit-ke kulit, segera setelah bayi lahir.
Ini sangat penting dilakukan karena dapat membantu bayi mengenal payudara tempat ia menyusui.
Olahraga akan memengaruhi rasa ASI
Olahraga berguna untuk membuat tubuh tetap sehat, termasuk juga untuk ibu menyusui. Tidak ada kaitan yang antara olahraga dengan rasa ASI yang dihasilkan.
Baca Juga: Waspada, Ahli Gizi Ungkapkan Tren Kenaikan Obesitas 18 % di Indonesia
Banyak ibu yang tidak menghasilkan jumlah ASI yang cukup
Hampir semua ibu menghasilkan ASI dalam jumlah yang tepat untuk bayinya.
Produksi ASI ditentukan oleh seberapa baik bayi melekat pada payudara, frekuensi menyusui dan seberapa baik bayi meminum ASI setiap kali menyusui.
Tidak boleh menyusui jika ibu sakit
Hal ini tergantung pada jenis penyakitnya, namun ibu biasanya dapat tetap melanjutkan menyusui bahkan ketika sakit.
Sang ibu hanya perlu mendapatkan perawatan yang tepat, beristirahat, makan dan minum dengan baik.
Dalam banyak kasus, antibodi yang ada dalam tubuh berfungsi untuk mengobati penyakit ataupun mencegah penyakit menular ke bayi yang disusui.
Sebaiknya jangan langsung mempercayai informasi yang didapatkan tanpa menelusuri kebenarannya.
Jika ragu, konsultasikan dengan dokter agar menemukan hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat ibu menyusui bayinya.(*)
Source | : | web md,UNICEF |
Penulis | : | Arshinta Eka Putri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar