GridHEALTH.id – Kembali berita mengagetkan yang menyedihkan menerpa dunia kesehatan Indonesia.
Setelah sebelumnya tunggakan pembayaran BPJS ke beberapa rumah sakit yang nilainya fantastis, lalu Puskesmas kosong pasien meninggal di teras, kini benang jahit medis untuk operasi tidak tersedia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
Baca Juga: Dulu Tenar Lewat Ajang Pencarian Bakat, Pemusik Ini Tewas Mengenaskan Demi Tubuh Bisa Langsing
Padahal Rumah Sakit Umum Daerah adalah rumah sakit besar, yang tiap hari biasanya selalu menangani operasi atau penanganan luka besar yang membutuhkan tindakan jahitan.
Hal tersebut terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah Mayjen H.A Thalib Kerinci.
Pada Senin (5/8/2019) kemarin, beberapa pasien kebidanan tidak bisa mendapatkan pelayanan persalinan dengan baik.
Informasi yang didapatkan, melansir Jambi.Tribunnews.com, beberapa pasien yang diharuskan operasi sesar, terpaksa memilih keluar dari RSU, dan pindah ke rumah sakit lain.
Hal itu dikarenakan benang jahit medis tidak tersedia lagi di RSUD Mayjen HA Thalib Kerinci.
Bahkan salah satu pasien terpaksa pindah ke rumah sakit di Padang.
"Katanya tidak ada benang jahitan. Aneh, padahal keluarga kami sudah mau melahirkan," sebut keluarga pasien, Selasa (6/8/2019), seperti dikutip dari TribunJambi.com.
Keluarga pasien telah mempertanyakan permasalahan ini ke pihak RSU. Namun tidak mendapat kepastian.
"Dari pada terjadi apa-apa terhadap keluarga kami, terpaksa kami pindah ke rumah sakit Padang," ucapnya.
Dirut RSUD Mayjen HA Thalib Kerinci, dr. Iwan dikonfirmasi usai sidang paripurna di DPRD Kerinci, Selasa (6/8/2019), menyebut bahwa pihaknya tidak pernah menolak pasien.
Disinggung dengan ketidak tersedianya benang jahitan untuk operasi, ia enggan berkomentar. Ia meminta agar bisa dikonfirmasikan kepada Kabid yang bersangkutan.
"Untuk lebih jelas mengenai hal itu tanya ke Kabid," singkatnya, seperti dikutip dari TribunJambi.com.
Untuk kita ketahui, operasi sesar termasuk dalam operasi besar.
Penanganannya memerlukan benang jahit medis untuk menutup kembali luka sayatan yang dibuat sebagai jalan lahir bayi.
Karenanya operasi sesar mempunyai risiko bagi ibu yang menjalankannya, seperti dilansir dari MayoClinic.com, yaitu:
Baca Juga: Bukan Sekedar Lecet, Model Ini Relakan Kaki Cantiknya Diamputasi Akibat Lepuhan di Pergelangan Kaki
* Infeksi. Setelah operasi caesar, ibu mungkin berisiko terkena infeksi selaput rahim (endometritis).
* Perdarahan postpartum. C-section mungkin menyebabkan perdarahan hebat selama dan setelah melahirkan.
* Reaksi terhadap anestesi. Reaksi yang merugikan terhadap semua jenis anestesi adalah mungkin.
* Gumpalan darah. C-section mungkin meningkatkan risiko mengembangkan gumpalan darah di dalam vena dalam, terutama di kaki atau organ panggul (deep vein thrombosis).
Jika bekuan darah mengalir ke paru-paru dan menghambat aliran darah (pulmonary embolism), kerusakannya bisa mengancam jiwa.
* Infeksi luka. Bergantung pada faktor-faktor risiko dan apakah memerlukan bedah Caesar darurat, mungkin berisiko lebih tinggi terkena infeksi sayatan.
* Cedera bedah. Meskipun jarang, cedera bedah pada kandung kemih atau usus dapat terjadi selama operasi caesar.
Jika ada cedera bedah selama operasi Cesar, operasi tambahan mungkin diperlukan.
* Peningkatan risiko selama kehamilan di masa depan. Setelah operasi caesar, ibu menghadapi risiko komplikasi serius yang lebih tinggi pada kehamilan berikutnya.
Semakin banyak bagian C yang dimiliki, semakin tinggi risiko plasenta previa dan suatu kondisi di mana plasenta menjadi tidak normal menempel pada dinding rahim (plasenta akreta).
Risiko rahim sobek terbuka di sepanjang garis parut dari operasi C-section sebelumnya (ruptur uteri) juga lebih tinggi jika mencoba VBAC.
Baca Juga: Suzanna Wafat Akibat Susu, Beginilah Kisah Tragis Anak Sang Ratu Film Horor yang Mati Muda
Karenanya persiapan operasi sesar itu harus lengkap dari A-Z baru prosedur operasi bisa dilakukan.
Jika ada satu saja yang tidak ada, missal benang jahit medis, maka operasi sesar tidak akan dilakukan.(*)
Source | : | Mayo Clinic,Tribunjambi.com |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar