GridHEALTH.id - Baru-baru ini di media sosial ramai perbincangan mengenai kisah Mas Yusuf yang mengabaikan pentingnya kebiasaan verifikasi di era digital ini.
Dimana ia mengaku sempat ditipu oleh calon istrinya.
Tak cuma ditipu hatinya, Yusuf juga ternyata ditipu uang jutaan rupiah.
Kisah ini viral setelah hasil wawancara Yusuf dengan temannya diunggah di channel YouTube.
Dalam tayangan tersebut diketahui Yusuf merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Korea Selatan dan calon istrinya adalah Buruh Migran Indonesia (BMI) di Taiwan.
Yusuf mengaku menjalin cinta jarak jauh (long distance relationship/LDR) dengan TKI Taiwan itu selama dua tahun.
Selama berpacaran, Yusuf hanya tahu wajah wanita itu dari foto-foto yang dikirimkan.
Dimana foto yang dikirimkan tersebut tampak wanita itu berhijab dengan wajah cantik dan imut.
Yusuf juga menyebut dirinya sering video call dengan wanita itu, namun kekasih onlinenya itu selalu memakai cadar.
Singkat cerita, Yusuf yang dikenal teman-temannya sebagai pria baik dan taat beribadah ini akhirnya memutuskan untuk menikahi wanita yang dipacarinya itu.
Baca Juga: Banyak yang Tidak Tahu Karenanya Tidak Suka, Padahal Si Hijau Kribo Ini Bisa Cegah Penyakit Leukemia
Selain itu sang wanita pun memang telah memberi syarat pada Yusuf jika ingin menjadi kekasihnya, ia harus dinikahi terlebih dahulu meski hanya nikah siri.
Sayang setelah semua telah dipersiapkan, Yusuf akhirnya membatalkan pernikahannya lantaran ia terkejut melihat sang wanita sangat berbeda dengan foto yang diterimanya saat itu.
Usia wanita itu pun jauh lebih tua darinya.
Tak hanya itu saja, Yusuf bahkan harus kehilangan uangnya, lantaran Yusuf diminta untuk mengirimkan uang bulanan pada wanita tersebut.
Selain itu, di hari pernikahannya juga Yusuf harus merogoh kantongnya sebesar Rp 10 juta rupiah untuk ongkos.
Baca Juga: Percayalah, 1 dari 4 Kurir Telah Mencicipi Makanan yang Diantarnya Ke Konsumen, Ini Faktanya
"Ada itu minta buat make up atau apa gitu," kata Yusuf.
"Oh berarti dia sering minta uang ya, terus itu katanya minta uang Rp 10 juta ya pas deket mau nikah ini?" tanya rekannya lagi.
Setelah kejadian tersebut, Yusuf meminta niat baik tersangka untuk mengembalikan sejumlah uang yang dia pinjam.
Lebih lanjut, Yusuf menyebut jika kejadian ini sebagai pembelajaran baginya.
Baca Juga: Bebas dari Tahanan, Istri Mandala Shoji Sempat Sebut Suaminya Tidur Bareng Makhluk Liar Satu Ini
Jika menilik kisah diatas, tentu peristiwa tragis tersebut tentu bisa mengganggu kesehatannya.
Menurut American Heart Association menjelaskan ketika seseorang di bawah syok (seperti saat patah hati), terkadang sebagian jantung akan membesar sementara dan tidak dapat memompa darah dengan baik.
Sementara fungsi bagian jantung lainnya bekerja dengan sangat baik, bahkan bisa berkontraksi dengan sangat kuat.
Kondisi ini bisa menyebabkan gagal otot jantung jangka pendek yang parah, kondisi ini disebut sebagai kardiomiopati induksi stres, namun labih sering disebut sebagai “sindrom patah hati”
Kabar baiknya, sindrom patah hati termasuk kondisi medis yang sangat jarang, tapi mudah untuk diobati.
Baca Juga: Baby-Led Weaning Cara Moms Milenial Memberi Makan Bayi Zaman Now
Sebuah studi di jepang tahun 2014 memperkirakan hanya ada sebesar 2% kasus sindrom patah hati di dunia yang diikuti oleh masalah koroner akut.
Sebagai respons stres, sistem saraf simpatetik dalam otak akan diaktifkan akibat pelepasan sejumlah hormon secara tiba-tiba.
Sistem saraf akan menstimulasi kelenjar adrenalin yang memicu produksi catecholamine yang berguna menyiagakan tubuh untuk mengambil tindakan.
Akan tetapi, produksi hormon di saat tubuh tidak membutuhkannya akan membawa sejumlah masalah lain, seperti sesak napas dan badan linu (akibat produksi kortisol berlebih), jantung berdebar kencang (akibat produksi kortisol dan adrenalin), dan penumpukan lemak dalam tubuh.
Terlepas dari itu semua, dari kisah Yusuf kita bisa belajar pentingnya verifikasi atau melakukan pengecekan kembali segala sesuatu yang akan kita miliki ternyata bukan hanya bualan semata.(*)
Source | : | ncbi.nlm.nih.gov,TribunSolo |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar