* Faktor genetik alias turunan. Beberapa mutasi gen yang diturunkan dari generasi ke generasi keluarga dapat meningkatkan risiko kanker usus besar secara signifikan.
Hanya sebagian kecil kanker usus yang dikaitkan dengan gen yang diwariskan.
Sindrom turunan yang paling umum yang meningkatkan risiko kanker usus besar adalah familial adenomatous polyposis (FAP) dan sindrom Lynch, yang juga dikenal sebagai herediter nonpolyposis colorectal cancer (HNPCC).
* Kurang mengonsumsi serat, banyak makan tinggi lemak. Kanker usus besar dan kanker dubur dapat dikaitkan dengan diet khas barat, yang rendah serat dan tinggi lemak dan kalori.
Baca Juga: Pangkas Habis Rambut Irisih Bella Akibat Rontok, 5 Makanan Ini Sehatkan Rambut Ibu Hamil
Penelitian di bidang ini memiliki hasil yang beragam. Beberapa studi telah menemukan peningkatan risiko kanker usus besar pada orang yang makan makanan tinggi daging merah dan daging olahan.
* Kurang aktivitas fisik. Orang yang tidak aktif lebih mungkin mengembangkan kanker usus besar. Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat mengurangi risiko kanker usus besar.
* Menderita diabetes. Orang dengan diabetes atau resistensi insulin memiliki peningkatan risiko kanker usus besar.
* Mengalami kegemukan. Orang yang mengalami obesitas memiliki peningkatan risiko kanker usus besar dan peningkatan risiko kematian akibat kanker usus besar jika dibandingkan dengan orang yang dianggap memiliki berat badan normal.
* Merokok. Orang yang merokok mungkin memiliki peningkatan risiko kanker usus besar.
* Peminum alkohol. Penggunaan alkohol secara berlebihan meningkatkan risiko kanker usus besar.
* Terapi radiasi untuk kanker. Terapi radiasi yang diarahkan ke perut untuk mengobati kanker sebelumnya meningkatkan risiko kanker usus besar. (*)
Source | : | Mayo Clinic,tribunnews,Nakita.id,Grid.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar