GridHEALTH.id - Alergi susu sapi adalah salah satu alergi yang paling umum dialami bayi.
Alergi ini terjadi karena respons tak normal pada sistem kekebalan tubuh bayi, terhadap susu ataupun produk yang mengandung susu sapi.
Baca Juga: Tips Pemberian Makanan Bayi ala Glory Oyong, Bertahap Agar Tahu Alerginya
Meskipun terkesan mirip, alergi susu memiliki arti yang berbeda dengan intoleransi protein susu atau intoleransi laktosa.
Jika alergi susu sapi disebabkan karena bayi alergi terhadap protein yang terkandung di dalamnya, sementara intolerasi laktosa terjadi karena bayi mengalami kesulitan mencerna laktosa, yang merupakan gula alami yang ditemukan dalam susu.
Baca Juga: Bukan Berapa Banyak Orang yang Suka, Garis Putih di Kuku menunjukkan Tanda Ini
Selain itu, intoleransi laktosa juga tidak menyebabkan terganggunya sistem kekebalan tubuh bayi.
Alergi susu sapi dapat menyebabkan bayi mengalami anafilaksis, atau reaksi parah yang dapat mengancam nyawa bayi, karena menyempitnya saluran pernapasan bayi.
Anafilaksis adalah keadaan darurat yang membutuhkan perawatan medis segera.
Baca Juga: Tragis, Youtuber Lutfi Ramadhan Tewas Ditempat Setelah Terlindas Truk
Gejala alergi susu dapat berbeda-beda pada setiap bayi, alergi ada yang bereaksi setelah beberapa menit hingga beberapa jam setelah bayi mengkonsumsi susu sapi.
Melansir laman Mayo Clinic, gejala-gejala yang timbul pada anak yang mengalami alergi susu sapi, yaitu:
Baca Juga: Tak Perlu Repot, Begini Cara Hilangkan Ketombe dengan Cairan Unik Buatan Sendiri
- bayi mendesah atau mendesis saat bernapas
- gatal-gatal
- bengkak pada bibir, lidah atau tenggorokan
- batuk atau sesak nafas
- diare, feses bisa berdarah
- hidung dan mata yang berair
- kolik atau bayi terus menerus menangis.
Baca Juga: Jelang Idul Adha, Berapa Lama Boleh Menyimpan Daging di Kulkas?
Jika bayi telah terbukti memiliki alergi terhadap susu sapi, maka yang harus dilakukan adalah mengganti susu sapi dengan altenatif susu lainnya, seperti:
Memberikan ASI pada bayi
ASI adalah sumber nutrisi terbaik untuk bayi.
Untuk itulah, anjuran memberkan ASI eksklusif pada bayi gencar dilakukan karena dapat berdampak baik untuk tumbuh kembang bayi.
Berikan bayi susu formula yang bertuliskan hypoallergenic
Formula hypoallergenic diproduksi dengan menggunakan enzim, yang berguna untuk memecah protein pada susu, sehingga bisa dijadikan susu alternatif.
Selain itu, beberapa susu formula hypoallergenic tidak berbasis susu, tetapi mengandung asam amino.
Baca Juga: Baru Setahun Pakai Vape, Paru-paru Remaja Ini Rusak Sampai Harus Dilakukan Pembedahan Darurat
Berikan bayi susu formula yang berbasis kedelai
Susu formula berbasis kedelai didasarkan pada protein kedelai, bukan dari susu sapi.
Selain itu, susu kedelai juga memiliki kandungan nutrisi lengkap.
Namun sayangnya, beberapa bayi yang memiliki alergi susu sapi, juga alergi terhadap susu kedelai.
Tidak ada cara pasti untuk mencegah alergi ini pada bayi.
Segera konsultasikan dengan dokter apabila melihat tanda-tanda bayi memiliki alergi setelah mengkonsumsi susu sapi.
Baca Juga: Riset: Kondom dan IUD Metode Kontrasepsi Paling Disukai di Indonesia
Penting diperhatikan, jika orangtua memilih memberikan ASI pada bayi, sebaiknya sang ibu menghindari semua produk makanan yang mengandung susu, seperti: susu murni, susu rendah lemak, susu skim, mentega, yogurt, es krim atau gelato, dan apa saja yang mengandung keju.
Karena hal itu dikhawatirkan akan berpengaruh pada ASI yang dikonsumsi bayi dan dapat menyebabkan alergi.(*)
Source | : | Mayo Clinic,baby center |
Penulis | : | Arshinta Eka Putri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar