GridHEALTH.id - Setiap hari kotoran telinga (serumen) akan diproduksi oleh kelenjar seruminosa.
Baca Juga: Kotoran Telinga Banyak Manfaatnya, Salah Satunya Melindungi dari Infeksi, Stop Membersihkannya
Serumen atau kotoran telinga berbentuk seperti cairan lilin yang lengket dan berwarna kuning yang merupakan hasil sekresi dari kelenjar seruminosa di liang telinga.
Serumen berfungsi untuk melapisi kulit liang telinga dan melindungi telinga dari kerusakan dan infeksi. Pada kondisi tertentu, serumen (kotoran telinga) dapat menggumpal dan mengeras membatu membentuk sumbatan serumen atau serumen prop.
Serumen prop atau sumbatan serumen adalah kondisi tersumbatnya telinga oleh kotoran telinga (serumen) yang telah menggumpal keras dan membatu yang berdampak pada berkurangnya pendengaran.
Kotoran telinga (serumen) sebenarnya diperlukan dan berfungsi sebagai pelindung terhadap ancaman masuknya binatang ke dalam telinga.
Kotoran telinga (serumen) ini rasanya sangat pahit dan lengket. Sehingga bila ada binatang (semut misalnya) yang masuk ke dalam telinga, binatang tersebut akan mati keracunan atau lengket menempel pada serumen dan tidak bisa masuk ke dalam telinga.
Baca Juga: Studi: Puasa Untuk Kesehatan 3 Hari Memperbarui Sistem Kekebalan Tubuh
Bila kotoran telinga tidak ada atau bersih sama sekali, maka binatang akan mudah masuk dan merusak gendang telinga.
Rusaknya gendang telinga akan menimbulkan dampak yang cukup fatal, yaitu bisa menimbulkan ketulian.
Baca Juga: Aturan Main Olahraga Bagi Penderita Sakit Jantung, Hitung Denyut Nadi
Itulah sebabnya mengapa kita sebaiknya tidak perlu terlalu sering membersihkan kotoran telinga (serumen), apalagi sampai mengorek-ngoreknya terlalu dalam.
Bagaimanapun, serumen (kotoran telinga) tetap diperlukan untuk melindungi telinga dan indera pendengaran kita.
Dampak dari serumen prop adalah dapat menyebabkan telinga jadi sering berdengung. Telinga yang sering berdengung selain menimbulkan rasa yang tidak nyaman, juga bisa menurunkan daya pendengaran dan konsentrasi.
Lihat postingan ini di Instagram
Gumpalan serumen prop akan menghalangi udara masuk ke dalam telinga sehingga membuat pendengaran menurun.
Gumpalan serumen prop sebaiknya harus segera diatasi dan jangan dibiarkan berlarut-larut, karena bila didiamkan saja, bisa menimbulkan efek yang lebih serius lagi bagi indera pendengaran kita.
Baca Juga: Cegah Penyakit Kanker dengan Konsumsi 7 Makanan yang Sangat Mudah Ditemukan Ini
Meskipun harus segera diatasi, tetapi bukan berarti kita bisa mengeluarkan gumpalan tersebut sembarangan. Karena gumpalan serumen prop sudah mengeras dan membatu, maka cara mengeluarkannya pun harus hati-hati.
Gumpalan serumen prop harus dikeluarkan melalui beberapa tahapan seperti dikutip dari Alodokter, yaitu:
Baca Juga: Viral Akar Bajakah Obat Kanker Payudara, Padahal Bukan Obat, Malah Ada yang Beracun
- Dengan pemberian obat tetes pelunak selama 5 hari berturut-turut. Pemberian obat tetes pelunak tersebut bisa dilakukan sendiri di rumah, namun tetap harus atas sepengetahuan dokter.
Hal penting lainnya yang juga perlu diperhatikan adalah, jangan menggunakan air untuk melunakkan gumpalan serumen prop.
Gumpalan serumen prop sulit diencerkan hanya dengan air. Selain itu, air yang sudah masuk kemungkinan akan terperangkap di dalam telinga dan sulit keluar.
Dampaknya, pendengaran jadi semakin tidak nyaman dan tambah sering berdengung.
- Setelah kotoran telinga melunak, dilakukan pengeluaran dengan penyedotan atau pengeluaran dapat juga dilakukan dengan cara disemprot dengan air.
Teknik penyemprotan dengan air hanya dapat dilakukan pada mereka yang tidak memiliki riwayat gendang telinga pecah.
- Setelah serumen prop berhasil dikeluarkan, penderita serumen prop tetap harus kontrol ke dokter.
Hal ini penting dilakukan karena dampak dari kasus serumen prop bisa membuat rambut halus di telinga rontok (habis) dan terjadi penebalan dinding dalam telinga. Dengan perawatan selama 6 bulan, diharapkan rambut halus telinga tumbuh kembali dan dinding kulit yang menebal bisa mengelupas.
Baca Juga: Dari Rambut Rontok Sampai Dermatitis Seboroik, Ini Dampaknya Kalau Tidak Menjaga Kebersihan Helm
Jika kedua hal tersebut sudah pulih, maka pengeluaran kotoran telinga (serumen) dapat berjalan secara alami lagi. (*)
Source | : | alodokter.com,Medical News Today |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar