GridHEALTH.id - Penyakit ginjal perlahan menurunkan fungsi ginjal sehingga suatu saat dapat berujung pada gagal ginjal.
Baca Juga: Terbukti, Jalan sehat Cara Jitu dan Mudah Cegah Penyakit Ginjal
Dalam kondisi tersebut pilihan terapinya hanyalah cuci darah berkala atau melakukan pencangkokan ginjal yang biayanya mencapai ratusan juta.
Oleh karena itu, saat terdeteksi menderita gangguan ginjal, seseorang harus segera mendapat pengobatan gangguan ginjal yang memadai untuk memperlambat perjalanan penyakit.
Sebelum menentukan jenis pengobatan untuk penyakit ginjal, dokter akan memastikan penyebabnya terlebih dulu.
Beberapa jenis pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit ginjal, seperti dikutip dari Halo Doc adalah:
* Obat-obatan. Dalam mengobati penyakit ginjal, dokter akan memberikan salah satu obat darah tinggi dari golongan ACE inhibitors (contohnya ramipril, captopril) atau ARBs (contoh valsartan dan irbesartan.
Selain mengontrol tekanan darah, kelompok obat ini juga bisa mengurangi kadar protein di dalam urine.
Baca Juga: Ternyata Jalan Kaki Lebih Bermanfaat Dibanding Lari, Ini Alasannya
Hormon erythropoietin (EPO) juga dapat diberikan pada penderita penurunan fungsi ginjal dengan anemia. Untuk infeksi ginjal dokter akan memberikan antibiotik selama satu sampai dua minggu sebagai bagian pengobatan gangguan ginjal.
* Prosedur terapi batu ginjal. Batu ginjal yang kecil dan dengan gejala yang ringan tidak perlu tindakan khusus untuk mengatasinya.
Baca Juga: Hati-hati, Ini Dia Tiga Penyebab Tak Lancar Menyusui ASI
Pasien akan dianjurkan untuk minum 2 sampai 3 liter air per hari untuk membilas saluran kemih, diberikan obat penghilang rasa sakit seperti parasetamol atau ibuprofen, serta diberikan obat untuk melemaskan otot saluran kemih (alpha blocker) sehingga batu dapat keluar dengan cepat dan tanpa nyeri.
Bila batu cukup besar dan dianggap tidak dapat keluar sendiri, dilakukan beberapa prosedur untuk mengeluarkan batu dari ginjal, yaitu:
1. Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL). Batu dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil sehingga dapat dibuang bersama urine dengan menggunakan gelombang suara yang menghasilkan getaran dari mesin ESWL.
2. Ureteroscopic Lithotripsy (URS). Melalui metode ini akan dimasukkan selang yang dilengkapi dengan kamera ke dalam saluran kemih melalui lubang tempat urine keluar.
Kemudian, batu akan dihancurkan dengan alat khusus sehingga menjadi ukuran yang lebih kecil, agar dapat dikeluarkan lewat saluran kemih.
Baca Juga: Wanita Tidur Mendengkur, Selain Bikin Suami Protes Ternyata Juga Ada Bahayanya
3. Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL). Dilakukan dengan mengambil batu dengan alat khusus yang dimasukkan melalui punggung untuk mencapai ginjal. Tindakan ini membutuhkan pembiusan (anestesi) umum sebagai prosedur pengobatan gangguan ginjal.
* Diet. Ginjal berfungsi untuk menyaring zat limbah tubuh, beberapa mineral dan cairan. Bila terdapat penurunan fungsi ginjal, sulit bagi ginjal untuk membuang zat-zat limbah tersebut.
Baca Juga: Riset: Kondom dan IUD Metode Kontrasepsi Paling Disukai di Indonesia
Oleh karena itu pola diet yang sebaiknya dijalani oleh penderita penurunan fungsi ginjal adalah diet rendah protein dan beberapa mineral seperti natrium, kalium, serta fosfat. Selain itu penting untuk membatasi asupan cairan, sehingga cairan tidak menumpuk dalam tubuh sebagai pengobatan gangguan ginjal.
* Terapi pengganti ginjal. Jika ginjal sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya, terdapat tiga cara untuk menggantikan tugas ginjal, yaitu:
1. Cuci darah atau hemodialisis. Menggunakan mesin yang dihubungkan dengan pembuluh darah untuk menyaring dan membuang zat yang tidak diperlukan oleh tubuh di dalam darah.
Diperlukan akses di pembuluh darah untuk dihubungkan ke dalam mesin. Bila diperlukan untuk cuci darah segera, akan dipasang kateter di pembuluh darah vena di leher, yaitu selang seperti infus yang biasa dipasang di tangan, namun dipasang pada pembuluh darah besar di leher.
Baca Juga: 4 Gangguan Kesehatan Perlu Diwaspadai Ibu Hamil, Jangan Diabaikan!
Bila cuci darah sebagai pengobatan gangguan ginjal dilakukan secara terencana dan untuk jangka waktu yang lama, akan dipasang akses di lengan atau tungkai dengan menghubungkan pembuluh darah arteri dan vena, akses ini dinamakan cimino.
2. Continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD). Berbeda dengan cuci darah, CAPD menggunakan selaput pada dinding perut dalam untuk mencuci darah.
Baca Juga: Tips Memilih Teether Saat Fase Oral, Bisa Sekaligus Menstimulasi
Sama halnya dengan cuci darah, CAPD juga membutuhkan akses permanen seperti selang yang akan dipasang melalui dinding perut.
Cairan yang digunakan untuk mencuci darah akan dimasukkan ke dalam selang tersebut dan didiamkan beberapa waktu sebelum akhirnya dibuang.
3. Cangkok ginjal atau transplantasi ginjal. Dilakukan dengan memindahkan satu ginjal dari donor yang cocok dan ditanamkan ke dalam tubuh penderita.
Sebelum dilakukan transplantasi, akan dilakukan beberapa pemeriksaan untuk menentukan apakah pasien merupakan kandidat yang baik untuk transplantasi ginjal.
Setelah dilakukan cangkok, pasien akan minum sejumlah obat agar tubuh dapat menerima organ donor.
Baca Juga: Sedang Tren Meski Kontroversial, Darah Donor Untuk Suntik Awet Muda
Bila transplantasi sukses, pasien tidak perlu menjalani pengobatan gangguan ginjal yang lain.
Penyakit ginjal dapat ditimbulkan oleh diabetes atau hipertensi. Karena itu, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ginjal adalah dengan mengendalikan kedua penyakit tersebut.
Sebab, jika kadar gula darah dan tekanan darah tidak terkontrol, maka lama-kelamaan ginjal akan rusak.
Baca Juga: Kuning Telur Berkolesterol Tinggi? Ini Mitos Salah Tentang Telur
Jika mengalami gejala-gejala penyakit ginjal atau memiliki riwayat penyakit ginjal dalam keluarga, pasien disarankan untuk menjalani pemeriksaan secara rutin agar segera mendapat pengobatan gangguan ginjal. (*)
Source | : | Medical News Today,Halodoc.com,Kompas Health |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar