GridHEALTH.id - Bagi penggemar film laga nama Bruce Lee mungkin tidak asing lagi.
Pria kekar yang ramah dan baik hati ini memang dikenal sebagai seniman beladiri dan aktor film laga dunia.
Sayang, kematian Bruce Lee secara tiba-tiba pada 20 Juli 1973, sangat mengejutkan penggemarnya di seluruh dunia.
Baca Juga: Mulai Usia 40 Disarankan untuk Deteksi Dini Kerusakan Otak, Ini Alasannya
Bagaimana tidak, saat berada di puncak karir, sang jagoan ini justru diberitakan meninggal dunia.
Berbagai macam spekulasi penyebab kematiannya pun muncul dan berkembang membuat para pencintanya penasaran.
Beberapa media mengatakan jika dia meninggal akibat aneurima otak.
Sementara lainnya mengatakan dia dibunuh oleh gangster China, Triad.
Baca Juga: Ibunda Devi Permatasari Meninggal Dunia, Begini Kronologis Sel Kanker di Usus Menyebar Hingga Hati
Keyakinan ini terus dipercayai penggemar, sampai kemudian penyebab sebenarnya terungkap.
Dikutip dari Newsweek.com, secara resmi Bruce Lee disebut mengidap Edema Selebral.
Penyakit ini menurut radiopaedia.org, merupakan penyakit yang membuat produksi cairan dalam otak menjadi tidak normal.
Sehingga menyebabkan pembengkakan di otak manusia yang mengakibatkan pola perilaku yang tak biasa.
Penyakit ini juga ditandai dengan kesulitan bernapas yang dialami penderitanya.
Hal inilah yang membuat dunia medis yakin, edema Selebral menjadi alasan kuat mengapa Bruce Lee bisa pingsan berkali-kali selama proses produksi film.
Di hari kematiannya, Bruce Lee bertemu dengan produser terkenal, Raymond Cho di Hongkong untuk membahas film, Game Death.
Pertemuan diadakan pada pukul 04.00 dan saat itu tiba-tiba Lee menderita sakit kepala yang parah.
Kondisinya yang terus memburuk membuat sahabat Lee, Betty Ting Pei, memberikannya obat analgesik.
Yakni kombinasi antara obat Aspirin dan Meprobamate.
Baca Juga: Kenali Gejala Gangguan Mental, Jika Diabaikan Bisa Timbulkan Keinginan Bunuh Diri
Bukannya sembuh, sakit kepalanya semakin parah.
Lee yang seharusnya bertemu dengan aktor George Lazenby untuk diskusi film, akhinya dilarikan ke rumah sakit Queen Elizabert.
Namun nasib berkata lain, dia akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Pada penyelidikan lebih lanjut menemukan jika Aspirin dan Meprobamate memiliki reaksi alergi.
Dimana menyebabkan peningkatan ukuran otak sebesar 13%.
Baca Juga: Ajaib, Koma Saat Hamil 2 Bulan Hingga Melahirkan, Bayinya Sehat dan Selamat, Disusui Oleh Dokter
Reaksi berbahaya ini juga menyebabkan peningkatan cairan serebrospinal, yang mengakibatkan kematian sang legenda.(*)
#gridhealthid #inspiringbetterhealth
Source | : | radiopaedia.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar