GridHEALTH.id – Saat sakit jangan sembarang minum obat. Karena tidak semua sakit yang kita alami butuh obat.
Juga ingat, obat bisa membahayakan jika digunakan serampangan.
Baca Juga: Dampak Buruk Patut Diantisipasi, Begini Cara Mencegah Heat Stroke di Musim Kemarau
Perlu diketahui juga, umumnya sakit yang sehari-hari ditemukan bisa sembuh dengan sendirinya. Selama cukup minum, makan, dan istirahat.
Begitu juga dengan lampu LED. Salah kaprah dalam penggunaannya bukannya menguntungkan, justru bisa merugikan.
Padahal teknologi lampu hadir, untuk menguntungkan manusia, bukan untuk membuat sakit.
Baca Juga: Ustaz Felix Siauw; Cut Meyriska Sukses Membahagiakan Suami, 'Kelihatan Dari Pipinya Roger Danuarta'
Berikut ini Berita Popular Kesehatan Hari Ini, tentang obat diare sebabkan sakit jantung, hingga lampu LED yang bisa merusak retina mata.
Obat Diare Sebabkan Penyakit Jantung
Obat diare jenis imodium atau setara dengan itu, dapat menyebabkan masalah jantung yang berpotensi mematikan ketika dikonsumsi diluar resep dokter.
Imodium adalah obat yang mengandung Loperamid Hidroklorida yang berfungsi untuk mengatasi gangguan pencernaan seperti diare.
Dalam kondisi diare akut pada anak atau orang dewasa, obat ini sangat bermanfaat menurunkan gejalanya.
Baca Juga: Siapa Sangka Jogging Saat Matahari Terik Bisa Picu Gejala Yang Mengerikan
Selain untuk mengatasi diare, obat imodium juga bisa untuk mengurangi jumlah tinja.
Dari manfaatnya tersebut, banyak orang yang mulai salah kaprah menggunakan obat yang satu ini.
Dilaporkan sejak awal 2016, FDA telah menerima 31 laporan pasien yang di rawat inap akibat masalah jantung, termasuk 10 kematian selama 39 tahun terakhir, akibat penggunaan obat diare yang melebihi dosis.
FDA meyakini, masih banyak kasus overdosis dari obat tersebut yang tidak dilaporkan ke pemerintah.
Baca Juga: Cara Mudah dan Cepat Sembuh dari Penyakit Diare Bagi Ibu Hamil
Bahkan, banyak orang yang menyalahgunakan obat tersebut untuk mendapatkan efek layaknya heroin dengan mengonsumsi hingga 300 miligram sekaligus.
Padahal rekomendasi dosis berkisar antara 8 miligram dan 16 miligram per hari.
Peneliti dari sebuah studi yang diterbitkan dalam Annals of Emergency Medicine, merekomendasikan para pemegang kebijakan kesehatan untuk membatasi jumlah penjualan obat anti-diare.
Sebab, obat diare dinyatakan mirip dengan beberapa obat lain yang mudah disalahgunakan seperti pseudoefedrin (stimulan).
Baca Juga: Viral Mata Bocah 2 Tahun Bisa Berubah Warna, Ternyata Gangguan Ini Pengaruhi Warna Mata
Lampu LED Merusak Retina Mata
Lampu LED dipercaya lebih bisa menghemat daya listrik sekitar 85% lebih rendah, dibandingkan dengan lampu-lampu pijar juga neon yang banyak digunakan beberapa tahun silam.
Lampu LED juga ada pada layar-layar komputer ketika kita bekerja atau pada layar gawai.
Namun tahukah, jika terlalu banyak terpapar sinar lampu LED bisa sebabkan kebutaan?
Kebutaan yang disebabkan oleh cahaya biru pada lampu LED karena merusak retina.
Seorang peneliti bernama Dr Celia Sanchez-Ramos dari Unversitas Madrit mengatakan bahwa terpapar sinar LED terlalu lama bisa menyebabkan kerusakan retina.
Menurutnya pula, anak kecil lebih rentan untuk terkena dampak dari cahaya LED karena sistem syarafnya belum sekuat orang dewasa.
Baca Juga: Heat Stroke, Sengatan Panas di Musim Kemarau yang Bisa Memicu Kematian
Sehingga sebaiknya perhatikan usia anam sebelum memberikan gawai agar ia tidak terkena dampak dari LED bagi matanya ya.
Retina sendiri merupakan sebuah bagian dari mata yang berfungsi untuk menangkap semua gambaran yang dilihat oleh mata kemudian diteruskan ke dalam kornea.
Dalam retina terdapat banyak jutaan sel yang peka akan cahaya, sehingga jika mata terkena paparan lampu LED terus menerus bisa merusak kepekaan cahaya tersebut.
Alhasil, penglihatan akan menjadi terganggu.
Lampu LED salah satunya memancarkan cahaya biru yang ternyata bisa membuat dampak yang kurang baik pada mata.
Sinar biru tidak hanya terdapat pada lampu LED saja namun juga pada layar komputer dan gawai yang sering kita gunakan.
Dilansir dari Independent.co.uk, peneliti mengungkapkan bahwa cahaya biru seperti pada sinar LED yang ada pada berbagai alat elektronik seperti gawai bisa menyebabkan kebutaan.
Baca Juga: Heat Stroke, Sengatan Panas di Musim Kemarau yang Bisa Memicu Kematian
Selain itu, salah seorang lulusan S2 dari Universitas Toledo bernama Kasun Ratnayake, PhD menjelasakan bahwa paparan sinar biru pada retina bisa membunuh sel photoprotector pada mata.
"Photoprotector pada mata tidak bisa beregenerasi jika telah mati," jelas Ratnayake.
Sebaiknya gunakan kacamata yang dilengkapi dengan pelindung mata dari sinar UV dan cahaya biru agar mata tetap terhindar dari dampak retina rusak hingga kebutaan.
Selain itu, kita bisa mengistirahatkan mata dengan teknik 20-20-20.
Setelah terpapar sinar biru cukup lama seperti pada layar komputer, sebaiknya setiap 20 menit sekali atur jarak melihat objek lain sejauh 20 kaki selama 20 detik.
Selain itu batasi penggunaan lampu LED di rumah ya. (*)
Source | : | nakita,fda.gov,Gridhealth.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar