Tahu dong, di Indonesia tidak semua orang mempunyai standar kedisiplinan dan kepatuhan yang sama ketika sedang menggunakannya.
Meskipun sudah jelas ada tulisan peringatan yang ditulis besar-besar, dilarang kencing di kolam renang, eh masih saja banyak yang melakukannya.
Alasannya, "Masih anak-anak ini", "Antre ke toiletnya panjang", "Toiletnya jauh", "Sudah kebelet", "Kan airnya banyak ini", dan berbagai macam alasan lainnya yang intinya ngeles dari kebiasaan buruknya yang tidak mengindahkan kebersihan dan kesehatan.
Nah, karena banyak orang yang seperti itu, sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti asal Kanada berhasil mengetahui berapa banyak rata-rata urine dalam kolam renang umum.
Setelah mengetahuinya dijamin bisa membuat kitra lebih selektif memilih kolam renang umum untuk rekreasi.
Untuk diketahui, penelitian tersebut mereka memanfaatkan pemanis buatan yang disebut acesulfame pottasium (ACE), yang terkandung dalm beragam produk makanan.
Melansir laman National Geographic, peneliti memilih ACE sebagai media penelitiannya, karena tubuh manusia tidak bisa mengurai ACE, sehingga senyawa tersebut diereksikan dalam urine.
Dalam berbagai tingkatan pH dan suhu, ACE dalam urine dapat terdeteksi.
Tim peneliti kemudian menjadikan dua kolam renang umum sebagai sumber penelitian selama tiga minggu.
Asal tahu saja, satu kolam menampung 110.000 galon air, atau sekitar 416.395 liter air.
Sedangkan satu kolam renang lainnya menampung 220.000 galon air atau sekitar 832.790 liter air.
Dengan mengukur ACE, para peneliti menghitung perkiraan jumlah urine.
Peneliti menemukan rata-rata jumlah urine dalam kolam renang adalah sebanyak 7,92 galon atau setara 30 liter pada kolam renang kecil.
Sementara itu pada kolam renang dengan ukuran yang lebih besar, peneliti menemukan 20 galon atau sekitar 76 liter urine.
Source | : | national geographic,intisari,GridHealth.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar