GridHEALTH.id – Masih ingatkah dengan sakitnya Aryton Magali Sastra Soeprapto, Anak Marcella Zalianty dan Ananda Mikola?
Kita semua dibuat sedih karenanya.
Sebab di usianya yang masih anak-anak, Aryton Magali Sastra Soeprapto (5), sudah harus menderita karena tumor otak.
Bahkan untuk pengobatannya Aryton Magali Sastra Soeprapto (5) harus melakukan operasi di kepala di usia yang masih sangat muda. Itu dilakukannya di luar negeri.
Kejadian itu pelajaran penting bagi kita semua, para orangtua.
Para orangtua harus memerhatikan kesehatan anak dengan baik dan seksama, seperti halnya Marcella Zalianty dan Ananda Mikola, yang selalu perhatian dengan kondisi kesehatan buah hati mereka.
Sehingga semua langkah dan tindakan mereka terhadap Aryton Magali Sastra Soeprapto (5) bisa cepat dan tepat.
Baca Juga: 4 Bahan Alami yang Mudah Ditemukan Ini Ampuh Sembuhkan Jerawat
Hingga akhirnya Aryton Magali Sastra Soeprapto (5) bisa seperti sekarang ini. Kembali sehat, ceria.
Selain itu, ada satu hal yang harus semua orangtua dan kita semua ketahui mengenai tumor otak.
Sebab tumor otak bisa terjadi pada siapa saja, anak, dewasa, juga orangtua.
Kita tahu tumor otak pada anak banyak penyebabnya, namun ditengarai ada 9 benda yang memicu tumor otak.
Bahkan 9 benda ini ternyata berada di dekat anak.
Apa saja benda itu?
1. Makanan kemasan
Tanpa disadari, kita sering kali tak memerhatikan kandungan makanan untuk anak.
Padahal banyak makanan yang justru berbahaya dikonsumsi anak dalam jumlah berlebih dan bahkan menyebabkan tumor dan kanker.
Dilansir dari NCBI, yang paling sering adalah makanan kemasan.
Meski praktis, ternyata makanan kemasan mengandung pengawet dan pemanis buatan yaitu vinil klorida yang menjadi penyebab utama munculnya tumor pada otak.
2. Makanan yang mengandung pemanis buatan
Pemanis buatan mengandung aspartam yang bila dikonsumsi tubuh terdapat zat penyakit yang menyebabkan kanker otak, yaitu DKP.
Baca Juga: Jerawat Pada Remaja Bisa Memengaruhi Kondisi Psikologisya, Atasi Dengan 5 Langkah Mudah Ini
Terlalu sering mengonsumsi makanan manis, membuat anak lebih banyak pula mengonsumsi DKP yang bisa memicu munculnya tumor pada otak anak.
3. Daging merah dan daging olahan
Meski dinilai sehat dan bergizi tinggi, nyatanya daging merah apalagi daging olahan cukup berbahaya bila dikonsumsi.
Daging merah seperti daging sapi atau kambing, merupakan bahan makanan pemicu timbulnya tumor otak.
Bahkan lebih berisiko lagi apabila daging merah dimasak dengan cara dibakar karena zat dalam daging menjadi bersifat karsinogenik.
Sedangkan daging olahan seperti sosis atau kornet, seperti yang kita ketahui termasuk makanan yang mengandung pengawet dengan zat pemicu tumor otak yang tinggi.
Tak hanya diolah dalam bentuk kaleng, daging dan sayur yang dengan sengaja diawetkan dengan zat kimia juga memiliki risiko tinggi timbulnya tumor otak.
4. Ponsel
Meski anak tak diberikan ponsel saat ia kecil, ponsel milik orangtua yang sering berada di dekat anak bisa menjadi penyebab timbulnya tumor otak.
Dalam artikelnya, Health Line menulis bahwa ponsel memiliki sinar radiofrekuensi (RF) atau radiasi yang berbahaya bagi otak manusia.
Radiasi yang dibawa ponsel diterima otak dan efeknya akan berisiko memicu timbulnya tumor otak.
Tak heran bila ahli kesehatan tak menyarankan anak untuk bermain ponsel dan bahkan menjauhkan ponsel dari anak karena tumor otak yang diidap anak bisa saja muncul dan bisa terdeteksi dalam waktu yang lama.
5. Barang elektronik
Walau sulit untuk dihindarkan dari anak, paparan medan elektromagnetik yang terdapat pada barang elektronik juga bisa jadi sebab utama timbulnya tumor pada otak anak.
Dilansir dari cancer.org, terlalu sering mendekatkan anak dengan berbagai barang elektronik akan membuat risiko tumor otak dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan anak yang dijauhkan dari barang elektronik.
6. WiFi
WiFi menggunakan teknologi nirkabel yang bergantung pada luas dan kekuatan jaringan antena tetap (fixed antenna), atau BTS untuk menyampaikan informasi dengan RF.
Menurut WHO yang dilansir dari Kompas.com, studi 15 tahun belakangan ini emnemukan bahwa frekuensi yang ditimbulkan jaringan WiFi dari pemancar dapat meningkatkan risiko terjadinya tumor otak pada penggunannya.
Meski sering dibantah, Agency for Research Cancer (IARC) membuktikan bahwa WHO telah menyampaikan bahwa radiasi yang terdapat pada WiFi merupakan golongan 2B yang bersifat karsinogen dan memicu timbulnya tumor serta kanker otak.
7. Memanaskan kendaraan bermotor di dalam rumah
Dinilai lebih praktis dan antiribet, kebiasaan memanaskan kendaraan bermotor di dalam rumah bukanlah keputusan yang tepat.
Dilansir dari Kompas Otomotif, gas karbon monoksida yang terdapat pada proses pembakaran kendaraan merupakan gas beracun yang berbahaya bila dihirup.
Terlebih bila gas tersebut dihirup pada kondisi di dalam rumah yang tertutup.
Gas tersebut akan berkumpul dan menyebabkan penghuni rumah mau tak mau harus menghirupnya.
Baca Juga: Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit, Benarkah Kate Middleton Hamil Anak Ke-4?
Bahayanya, gas yang terhirup tersebut bisa memicu timbulnya tumor otak karena sangat beracun dan bersifat karsinogen.
8. Rokok
Tak heran bila anak-anak sering disarankan dijauhkan pada asap rokok. Sudah jelas, mengisap rokok baik aktif maupun pasif sangat berbahaya!
Dilansir dari Health Line, asap yang dihirup anak yang merupakan perokok pasif bisa menimbulkan munculnya tumor otak pada anak.
Asap rokok yang mengandung kandungan beracun dan berbahaya akan bersarang dan jadi malapetaka bagi otak anak.
9.Mainan
Anak yang sedang senang-senangnya bermain mainan juga tak boleh luput dari perhatian.
Beberapa mainan bukannya bisa menambah kecerdasan anak justru menyimpan bahaya.
Mainan tersebut antara lain yang mengandung zat pewarna, plastik, atau zat kimia lain.
Dilansir dari Kompas.com, kini banyak mainan yang memiliki kandungan zat kimia tinggi dan berbahaya bagi anak.
Baca Juga: Inilah 7 Penyebab Munculnya Jerawat, dan 4 Cara Mudah Mencegahnya
Zat kimia berbahaya tersebut bisa membuat anak terserang tumor otak karena paparan dari berbagai zat kimia tersebut.
Jika beberapa barang ini sering berada di dekat anak, mohon untuk dikurangi penggunaannya. Bukan hanya untuk.(*)
Source | : | GridHealth.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar