GridHEALTH.id - Puncak demo yang terjadi sejak Senin (23/9) hingga Selasa (24/9) di berbagai daerah di Indonesia berujung bentrok antara mahasiswa dengan petugas keamanan.
Seperti banyak diwartakan, demo tersebut digelar karena menolak Randangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) dan revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK).
Tak tanggung-tanggung, akibat semakin banyaknya pendemo, aparat polisi pun akhinya mengeluarkan gas air mata guna meredam massa yang ingin menerobos masuk gedung DPR.
Bahkan hingga kini dikabarkan bahwa masih terdapat banyak sisa-sisa gas air mata di sekitar wilayah demo.
Hal in ramai diberitakan di media sosial Twitter.
"Guys yang lewat Senayan, Palmerah, hati-hati ya. Sisaan gas air mata masih berasa. Di jalan yang naik motor sama yang jalan pada nangis wkwkwkwkwk perih banget sumpah aku ngerasain," tulis salah satu pemilik akun Twitter, pada Rabu (25/9).
Dapat dapat dipungkiri, adanya kandungan CS (chlorobenzylidenemalononitrile), CN (chloroacetophenone) dan semprotan merica dalam gas air mata dapat membuat mata perih bahkan gangguan pernapasan.
Source | : | Kompas.com,Twitter,Science Direct |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | GridHEALTH |
Komentar